28 Maret 2012

PENABUR BUNGA PUSARA

Ruang tamu hanya berisi sehamparan tikar lusuh....
Empat kursi plastik  inventaris desa....
Satu meja kerja sederhana dengan tumpukan map diatasnya....
Selalu ada tongkat penyangga  dibawah ruang kosong meja ....
Dibalik dinding sekat ruang, ada sehelai daun pintu bekas ....
Sebagai alas tidur dengan tatakan tikar dan koran....
Berbantal tumpukan lipatan pakaian...
Tempatku disitu...

27 Maret 2012

BURUNG (Kicau Kacaumu Kini)

Aku rasa ini terlalu pagi untuk nyanyian seekor cannary bird....
Biarlah ia berkicau dulu dibalik jeruji penjara....

26 maret, Kabar Duka Pagi

Kemarin saat gerimis aku melewatinya....
Kemarin aku masih sempat menulis tentangnya...
Tentang potret sosial kemanusiaan yang coba kutuang...
Wanita tua nan ringkih dikelokan kesekian kearah kotaku.....
Sore itu,
Ia masih duduk menggigil....
Ia masih sempat menatapi tatapku...
Ia yang nampak lusuh dalam luka dan cacat...
Aku tahu, mereka tahu....
Ia tak gila....

REVOLUSI (ala hujan)

Apakah antum menyebutku nggak waras ??
Ana siap hadapi sepuluh ahli jiwa sekaligus kok....
Hanya ana emang depresi, jujur....
Why ??

26 Maret 2012

EMAK

Badai datang pagi ini...
Menderu-deru...
Meraung-raung mengusung poster murka....
Demi Tuhan.....
DAMAILAH........
Luka negeri ini adalah luka kita bersama....
Melusuhkan sang saka dwi warna....
Teriakkan mau kita...

SUDUT ISTANA NEGARA

Sudahlah nak, ayahmu sedang galau saat ini...
Seorang presiden tentu sangatlah dalam memikirkan nasib rakyatnya...
Ayahmu bermalam-malam tak lena...
Terpekur,kadang sesenggukan...
Entahlah, ibu juga merasa tak bisa apa-apa....
Sempat terpikir, bahwa negeri ini memang bukan warisan...

25 Maret 2012

Tepian MAHAKAM

Dean.....
Ternyata temalinya masihlah kukuh.....
Bantalannya juga nampak tak berubah....
Hanya juntai pohon aranya saja yang nampak semakin rimbun....
Tentu sulit bila kita hendak berayun ketengahan sungai.....
Tentu tak bisa lagi menghindari cubitanmu....
Godaanmu....

PIYAMA SISA INDIGO

Sayang, ini aku rangkai melati....
Dua lingkar puisi disela bait-bait ilhami....
Di ujung biduk sisi tepi buritan.....
Kutaburi bunga-bunga warna-warni....
Dalam khusyuk do'a berseka embun disudut mata.....
Tanpa lelah,tanpa henti dalam bisik harap berzikir suci....
Hingga sebilah belati....

TUKILAN LUKA

Doa untuk Sang Penida Nusa

oleh Nanung Rain pada 30 Oktober 2010 pukul 1:46 ·


Tuan, debunya masih tebal, hangat dan berbau serngak......
Sementara disana genangan air melebihi...
Nyonya, dukanya masih menyelimuti kini....
Disanapun memecah malam tanpa kendala saling menggigil.....
Tentu selimut awan kemarin telah merenggutnya....
Disinipun bandang menggulung buta....
Meluluhkan sepunggungan bukit bebatuan terjal....

Bukan - NEGERI GALAU -

Denyut nadi baru, seolah mendapat hidup yang berlisensi....
Meski aku legal......
Meski aku bukan anak jadah dari keturunan apapun penyebutannya....
Aku sah pemilik juga negeri ini....
Negara belang dengan ribuan negeri yang hijau ranau.....
Republik gamang yang menaklukkan hirarki monarki.....
Aku bukan belatung atau kepompong yang menandai setengah jadi....

21 Maret 2012

ANAK KANDUNG REPUBLIK INI

Lihat, berita sepagi ini hanyalah fitnah...
Hamparan wajah penuh ekspresi tak berdosa yang tepampang di tivi.....
Berargumen seolah hanya mereka sendiri yang pantas didengar  oleh negeri...
Ada cipratan darah juga diwajah mereka.....
Ada yang berteriak mengacungkan parang....
Dan ada yang bersiap mengokang senjata berjejeran berseragam....
Saudaraku, dan saudaramu bisa saja saling bunuh....
Ini dan mereka adalah saudara kalian pula.....
Sesama anak negeri dalam kibasan merah putih yang sama....
Anak-anak kandung republik ini.....
Mereka hanya mudah  galau...
Mereka terjebak resah teremas dalam lingkar permainan.....
Dan mereka hanya ingin segera keluar dari lubang gundah .....
Bilapun meledak, maka ini akan jadi yang sedikit terlepas....
Menjadi angka penambahan kaum yang termarjinalkan....
Dalam bayang ketidak sepahaman....
Dalam lingkup perbedaan....
Dan katup-katup kesukuan....
Bila ini mereka, lalu siapa aku ??
Kenapa aku hanya terpaku menunggu sejarah ??
Aku mestinya disana, diantara mereka yang memahami kegalauan...
Bersama mencari keselarasan...
Dan berteriak panjang mencari seonggok keadilan yang semakin samar...
Aku semakin yakin....
Bahwa aku anak kandung republik ini.....
Yaah..
Aku anak negeri yang nyaris durhaka pada bunda pertiwi..
Yang telah lama berpaling menggapai republik mimpi.....
Aku yang nyaris mati tanpa nisan di negeriku sendiri.......

(menunggu mata dan telinga terangi 1 April 2012)

march, 23th

Disini,
Di masa yang beda sekian tahun lalu ...
Di malam yang sama suasana heningnya...
Di daulat menjadi onggok hidup.....
Meniti masa tanpa menutup kisi lelah...
Meniup udara dan merampas usia......

Blame It On The Rain

Aku turun perlahan menggelayuti manja angin...
Aku sentuhi semua yang kumau basah...
Aku menyeret apa saja segala sampah bahkan darah....
Semampuku kulesakkan ke perut bumi....
Apapun yang ku mau....
Disebuah tikungan, terhalang pohon jati mengarah ke kali.....
Aku sedikat merinai...
Aku sedikit berjingkat merenteti daun ilalang..
Mengendap-endap di atap ijuk...
Dan aku masih mendengarnya....
Tangis terisak yang sama....

20 Maret 2012

AIB HUJAN

Sepagi ini, kau carut marut...
Bopeng tak berbentuk...
Cacat......
Terhina....
Terdzalimi.....
Ibu Pertiwiku teriaklah...
Marahlah....
Bangkitkan arwah berdarah para mujahidmu...

INDONESIAKU MUDAMU

Nyonya Pertiwi

Baru kemarin pagi membenahi konde..
Baru sejam lalu benahi brosnya yang bermotif kuning cerah....
Baru saja menjanda dan sepi...

Serumpun Hujan

Selintas Rinai

Hindari hujan hanya karena tak bisa menari....
Berpalingpun hanya karena ingin bermain api....
Hidup ini keseimbangan dalam ayunan pilihan,( .....) atau (.....)
Ini bukan hujanku, aku hanya tau makna kalimat hujannya dan hujanmu ....
Bagiku tak berarti apa.....selain buat tanda " AKU ADA DISINI "
Hujan lebih bisa memaklumimu, daripada kemarau yang suka menuntutmu...
Hujan adalah sabar, bila kemarau lebih " tirani "
Hujan lebih bisa kau MAKI daripada kemarau yang tak bisa kau hakimi....
Kali ini hujan .........atau sekedar pembasah bumi hati mu, rain...rain...rain...
Tak indah tanpa pelangi, tapi semua tau iramanya bisa membuatmu kuat menanti....
Penantian dalam tetes beraturan dan abstrak dalam harmony...
Hujan hanya selintas....
Sebentar saja sebelum benar-benar pergi tanpa apa-apa lagi....

Bidadari, Kelak Kutemukan Dulu Meski Dekat Kini....

oleh Nanung Rain pada 2 Januari 2011 pukul 19:20 ·

Bilapun ada kisah sang perawan sorga, abang hanya tundukkan sejauhnya wajah ini kebumi......
Bilapun maknanya sedalam keinginanku, maka abang rasa kau terselip disela alif sekian do'a.....
Bidadari dengan hiasan melati disanggul elok tanpa tiara.....
Yang bersenda di kolam-kolam sorga ??
Menari dibawah rahmat illahi ??
Heem, yang tertera pada selendang bukanlah permata....
Adalah hanya peran makna simbol hijab semata.....sebab mata ini telah sekilat tau eloknya....
Mendengar sekian mili dekat nafasnya.....harumnya, disela waktu yang tercuri kadangkala......
Bidadari itu bagiku Bunda.....
Bahkan bintang kecilku.....
Istriku.......
Adikku jua.......
Atau abang sebut saja namamu ......???
Sekuel ingatan tentang sosok yang murah dengan kalam do'a.....
Peneduh hati yang kadangkala keruh selaksa......
Meski abang harus katakan bila pagar itu tiada terlanggar sesentipun.....
Sebab abang miliki bidadari sedehana, serupawan hadiah surga tanpa niatan mengkultuskan....
Bila bidadari yang lain tersenyum, apalah sukar bagi jiwa yang tenang mengamininya ???...
Bidadari yang lazim berkata penuh kiasan ??
Tiadalah cerita wanita di air Tunjung seribu.....
Tiadalah benar makna pelangi sebagai tangga-tangga hikayahnya.....
Sebenarnya,
Bidadari kita adalah senyum-senyum ikhlas berbudi sahaja dengan kiasan mesti sapa saja....
Mata-mata binar yang menghempas air taman hidup dengan tulus  berbinar dan benar.....
Dia bidadariku kala itu....
Engkau bidadariku kini....
Inilah bidadariku kelak yang serumpun amal jariyah.....
Meski hujan,
Aku hujani seketika saja dengan amin, diantaranya semoga kaulah bidadari itu.....
Amin.....


(BIDARAVATAR 233)

"Bagi Ade', para calon sulbiQ kelak, kalian dan hadiah bg Ayah kita" (jangan ada dusta antara kalian)


Saat remaja….
Kalian mulai menuntut pada Ayah agar dapat izin keluar malam, saat Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kalian, bila Ayah melakukan itu untuk menjagamu?

Bagi Ayah, kalian adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Tapi biasanya kalian marah padanya, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujuk kalian agar tidak marah adalah Bunda….
Tahukah kalian, bahwa saat itu Ayah memejamkan mata, menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginan kalian, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjaga kalian?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelpon kalian, atau bahkan datang ke rumah untuk menemui, Ayah akan pasang wajah paling cool sedunia….. Ayah akan menguping atau mengintip saat kalian sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kalian, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kalian mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah, kalian akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggu kalian pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras lalu Ayah memarahi.. .

Sadarkah kalian, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakutinya akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya"

AyahQ, Ayah kita juga........
 
 
Anak Adam Hawa di Ujung Bulan

Biasanya, aku diatas punggung bukit itu....
Menatap rangkak waktu yang sedikit tak terasa larut....
Menyepi dan berjuang sendiri hadapi tirani  hidup yang sempat tak tercukupi....
Malam ini aku ingin menyeret suasanamu disini....
Menyekapmu disuasana haru biru...
Dalam jangkau sepi yang penuh arti....


Dengan ini,.....
Memaksamu tengadah menatap taburan kembang api warna-warni....
Memaksamu percaya bentuk  dasi langit galaksi bima sakti ....
Lihatlah, letupan api disana teriring suasana lega ...
Mereka sepertiku, ingin pula gores warna dan lukis langit malam nan fitri.....
Menikmati binar pendar cahaya dimana-mana....
Bahkan disini, digoresanku ini....
Kawan dan saudaraku....tentu malam ini begitu mulia, Insyaallah esok beriring takbir kita merayakan kemenangan...
" SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H "
minal aidin wal faidzin, mohon ma'af lahir dan batin


Tak sedikit tutur yang mengubah alur tanya menjadi curiga...
Tak terasa canda kadang membawa luka...
Atau justru cinta yang berubah benci....
Rindu yang tak terobati tanpa sempat ungkap alibi alpa janji....
Tentulah tak mudah mema'afkan yang terlanjur berdarah...
Tentulah sederhana berkata " MA"AF "...
Tapi kita belajar bersama dengan percaya....
Bahwa kita memiliki hati mulia dengan saling mema'afkan.....
Meski sederhana, semoga tak halangi kita semua untuk ikhlaskan luka menjadi ukhuwah
Dan terlahir kembali pada fitrah nan suci....
Meski tanpa jabat tangan,  semoga akan tetap seperti sungging mentari esok hari....
Hangat dan cerah dalam tiap hela masa ....amin....amin, amin ya Rabb.....



(salam, NANUNGRAIN)

Tak Lekang Lagi Diam

Cukuplah  NIKMATI  CINTAMU dengan   D   I   A   M    (jika aku bertanya mampukah ?? jawab saja datar Insyaallah).....
Bila kau mengasihi pemilik gaun anggun berrenda biru dengan bros huruf sederhana....(atau bagi penyuka setelan jas berwarna gelap  dengan amis aroma  maskuline yang aku tak pernah bisa memakainya )....
Maka sekali lagi diamlah sebaik-baiknya......meski,
Sebagian penikmat harmoni kasih mengatakan bila itu salah satu cara  merayakan cinta...(maka...DIAMLAH.).....
Yang kupahami pada sebagiannya , dengan   D  I  A  M      maka  terjaga kesucian nurani dengan   kesetiaan  pada  (tunjuklah)   tersayangmu semua.....(MESTINYA MAKNA INI JELAS laiknya tertera pada salinan eksakta)
Sebab bisa jadi yang  terkasihi atau dicintai adalah   yang  telah dipersiapkan oleh Sang Esa kepada engkau atau aku salah satunya ......(atau nantilah bagian kalian pada episode kita) atau,..........
Dengan diam, maka  kita dalam  pengharapan  kepada kutipan  ikrar Hidup Bersama......
Dan Allah telah detail memperhitungkan  baik dan buruknya asa pada  sebagian dan setengahnya laksana pipit hijau diantara bunga rampai surga......(atau leleh air mata darah dalam riyap api neraka dikala kecewa mendera).......
Sungguh  Allah merantai baja rahasia atas asa-asa sedemikian rupa........
Tapi bagi engkau pemeran cinta  semua  berlega hatilah....sebab Yang Maha Esa tiada akan  memutus harapan bagi para hamba yang selalu  berharap pada-NYA......(dan percayalah pada kaitan kail kalimat ini sebab bukankah ini janji luar biasa dari yang serba Maha ?? )
Jika tiadapun  bagimu waktu berkata-kata cinta dalam arena hidup nyata.....(katakan saja, diamlah...)
Maka tetaplah diam hingga lirih rani berbisik bila ia bukanlah jodoh bagi engkau  .....sehingga Allah dalam tukil rahasia waktu-NYA akan menghapus pula cinta dalam diammu......tanpa bekas !!
Sampai Kemurahan Sang Pengasih maha Penyayang mengganti rasa kita berburkah indah dalam perikatan jodoh pada sosok idammu  yang tepat.......(subhanallah)
hueyy.....dan tetapkanlah rahasiamu, kita dan sang pemilik hati kalian diantaranya.....tetaplah samar sayup dan biar saja menjadi sebingkai memori tiada pudar......(Ya Rabbku.....jadikanlah sayang dan kasih pada saudaraku ini sebagai sesuatu yang aku sukai...pada akhir kalimat ini dalam kabul-MU.....amin)
Berjalanlah sekarang, dalam pekak hiruk pikuknya tak memerduli bahasa terik siang.......
Dalam petang samar dosa-dosa berawan...
Hingga hening yang mencekam malam ibarat kesenyapan sepi hikmat dalam rajut malam gulita......
Dan Fajar menerang burnih hati hingga sumsum kental mencair sulbi........
Salam........maka jabatlah takdir dalam benang basah setengah lingkar, mulailah saja dengan senyum dan sapalah.........(Haii.....Apa kabarmu bagian bait doa-doaku ??)
Bukanlah apa bila tak berbalas ,  bisa saja ia hayati makna diam, kawanmu ini selalu diantaranya....
Lalu benarkah diammu sebaris bait dengan diantaranya ??
Palingkanlah bila mulai hangat pipimu terasa........sebab, aku tetap terjaga artikanmu...
Bukankah hidup adalah belajar ??
Kata engkau belajar bersyukur, meski tiada kecukupan .....
Belajar ikhlas meski tiada rela....
Belajar paham meski tak searah......
Belajar sabar saat terbebani....
Dan belajar setia kala berhadapan sang penggoda....
Lalu belajar tulus bila terdzolimi.......(iyakan azzam ??)
Meski mata kita perih.....
Rapuh rentan berair mata pula.....
Begitulah adanya.....kita hanya termaktub dalam kodratillah belaka......
Pelajarilah bagiku dan engkau bila terasa disisip jiwa.....

~KEKANG KUKUH KENDALI TANPA PERDULI~

18 Maret 2012

Semua tentang bisikan Hujan


Kemarin kudengar
Kau ucap kata cinta
Seolah dunia
Bagai dimusim semi
*
Kau datang padaku
Membawa luka lama
Ku tak ingin seolah
Semua seperti dulu
**
Tak ingin lagi rasanya ku bercinta
Setelah ku rasa perih
Kegagalan ini membuat ku tak berdaya
***
Tak dapat lagi rasanya ku tersenyum
Setelah kau tinggal pergi
Biar ku sendiri tanpa hadirmu kini lagi
by : TAXI

Aku hanya ingin meminjamnya, pelengkap bait pemuji hujan.....
Aku hanya ingin menyebutnya berkali-kali tentang hujan....
Sebab setelah ini akan lebih banyak bisiknya..
Lebih rancak gerak tarinya.....
Lebih memukau sihir dan meramu dayu......
Semua tentang hujan.......

Hujan Hanya RintihanTari Hujan

Tari hujan adalah tarian yang dilakukan untuk menurunkan hujan dan juga untuk melindungi panen.
Berbagai interpretasi "tari hujan" dapat ditemukan di berbagai kebudayaan, dari Mesir Kuno sampai beberapa suku asli Amerika. Tarian ini masih dapat ditemukan pada abad ke 20 di Balkan, di ritual bernama Paparuda (Romania) atau Perperuna (Slavia).