Asumsi publik yang miris, sinis dan getir akan geliat serta hiruk-pikuk politik super glamour menjelang 2014 ini tentu terasa wajar jika melihat banyaknya kekuatan luar (asing) turut bermain, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap dinamika politik di Indonesia saat ini. Berat hati rasanya mencerna logika jika menemukan korelasi makna pesta demokrasi itu sendiri bagi kepentingan nasional NKRI. Apalagi dengan adegan carut-marutnya situasi perkembangan politik menjelang suksesi 2014. Embuh piye critane, embuh syalala waelah enake. Celakanya, disaat para politisi asyik beradu akting didepan kamera TV, tak terasa sedikit demi sedikit moncong senapan para perompak minyak semakin mendekati halaman negeri. Padahal, sejarah banyak membuktikan
"Terkadang, seseorang lebih memilih tuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih"
31 Oktober 2013
29 Oktober 2013
AKSI SPIONASE, BUKTI KRISIS KEPERCAYAAN DIRI USA DALAM PERAN DIPLOMASI GLOBAL
Ketika berita seputar penyadapan terhadap Presiden SBY saat menghadiri pertemuan puncak G-20 di London 2009 lalu mencuat ke publik, maka serentak mengundang reaksi keras kalangan masyarakat dan pemerintah Indonesia. Presiden SBY sendiri dikabarkan serius mengikuti isu tersebut bahkan telah memantau sebelumnya melalui kawat KBRI dan BIN tentang kasus penyadapan ini sejak Juni lalu. Sikap berang pemerintah RI masih nampak rapi meski sebagian besar kalangan bangsa meradang. Namun pemerintah dalam gaya diplomatisnya terkesan lemah menyikapi aksi memuakkan tersebut.
24 Oktober 2013
KEGELISAHAN SETELAH INDONESIA SETARAKAN KEKUATAN MILITERNYA
Bila persaingan senjata itu akhirnya nampak begitu nyata.....
Maka moncong senapan dan senjata pembunuh massal lainnya telah mengarah ke dada kita, mereka dan anda juga. Kalian yang memulai maka kami dan mereka hanyalah mengimbangi dengan tak kalah semangatnya dalam mengisi arsenal dan perbarui alutsista.
07 Oktober 2013
KOMPILASI RUMIT STRATEGI MILITER INDONESIA
Konsep Militer Indonesia dianggap terlalu teduh bagi para pengamat militer dunia. Namun tentu menjadi hal yang wajar jika TNI dengan membaca keterbatasan alutsista yang dimilikinya kemudian membentuk sikap militer yang cenderung berupa self defence.
Berkonsep dengan perang di wilayah sendiri tentunya, untuk mengusir agresor atau mengawasi flash point. Hal inilah yang kemudian mulai disingkirkan dari benak para perwira tinggi TNI saat ini dan berubah jadi pola pikir dengan kemampuan TNI memukul atau menyerbu lawan pada tingkat mematikan.
Langganan:
Postingan (Atom)