Memanasnya isu penyadapan yang dilakukan Australia terhadap para pejabat negara Indonesia, membuat retaknya hubungan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia menuju lubang hitam semakin menganga. Perang sentimen ipoleksos bermunculan disegala lapisan masyarakat kedua negara. Beberapa perkembangan pemerintah terkait bernuansa politis dan militerpun terjadi, dari sekedar dukungan serangan hacker, adu jijik via tweet hingga penambahan personel militer seperti penambahan anggota marinir AS di Darwin lalu dibalas dengan penarikan personel TNI yang sedang melakukan latihan bersama militer Australia beberapa waktu lalu oleh Indonesia. Beberapa harian lokal menmberitakan aktifitas militer dipangkalan AS dan Australia mulai meningkat berikut memuat analisis kekuatan tempur kedua negara. Namun, peningkatan aktifitas militer Indonesia nampaknya tak terlalu menyolok dilakukan kendati semua tahu jika TNI begitu serius meningkatkan eskalasi pergerakan kekuatan tempur kesekitar perbatasan demi menjaga kemungkinan yang bisa segera terjadi.
Arah perseteruan ini seolah ditanggapi dingin oleh setiap gugus tempur RI, hal itu ditunjukkan biasa-biasa saja dalam pelaksanaan rutin tugas-tugas patroli setiap kapal-kapal TNI AL diwilayah selatan perairan Indonesia. Seperti terpantau sampai saat ini konflik kedua negara ini belum berdampak besar terhadap pelaksanaan tugas pokok gugus tempur dibawah kendali KRI Malahayati-362. Sempat jauh dari pemberitaan, tiba-tiba KRI Malahayati-362 kembali terlihat saat melaksanakan bekal ulang di salah satu kota di Nusa Tenggara Timur. Keberadaannya kali ini diketahui dalam rangka operasi Taring Hiu-13 di bawah komando Gugus Keamanan Laut Koarmatim. Namun kemunculan salah satu jagoan TNI AL ini membuat para pemburu info kemisteriusan alutsista bawah air Indonesia menjadi curiga, pasalnya KRI Malahayati seolah melakukan manuver nekat dan seolah bunuh diri menyambut aksi provokasi asing yang bisa kapan saja terjadi mengingat meningkatnya ketegangan diplomatik antara RI-Australia belakangan ini. Para pakar dan pengamat strategi militer mencurigai taktik ini sebagai sinyalemen kepemilikan alutsista rahasia dan sejenisnya yang menjadi pengawal senyap dibawah KRI Malahayati. Sinyalemen ini semakin menguat ketika seorang kawan dunia maya mengabarkan ada banyak peningkatan aktifitas militer diteluk Palu yang sebagaimana diketahui bersama menjadi sarang sang legenda perang samudera. Bahkan beberapa sumber anonim menyebutkan jika beberapa KS yang nampak belakangan ini diperairan Indonesia bagian timur nampak sangat berbeda wujudnya dengan KS Cakra ataupun KS Nanggala. Tak mudah membuktikan kebenaran info ini, namun secara logika analisis tentang KRI Malahayati tak mungkin sendiri juga tak mudah untuk dipungkiri. sebagaimana dimaklumi jika AL asing yang berada diselatan Indonesia merupakan kekuatan yang dinilai paling siap dalam pertempuran jika harus berhadapan dengan militer Indonesia. Mana mungkin jenderal kita begitu bodoh mengirim satu KRI Malahayati untuk menghadapi salah satu kekuatan besar paling songong diselatan tersebut....??
Sejarah Trikora telah membuktikan jika militer kita suka sekali memberi kejutan luar biasa... :)
Dalam pelaksanaan patroli laut nya di wilayah-wilayah paling selatan Indonesia sepanjang Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan negara Australia, KRI Malahayati-362 senantiasa siaga dengan segala bentuk ancaman maupun pelanggaran yang akan terjadi. Selain pelanggaran pidana pelayaran, illegal logging dan illegal fishing yang rawan terjadi, KRI Malahayati-362 terus mengawasi beberapa tempat yang ditengarai sebagai hotspot para pencari suaka domestik.
Arah perseteruan ini seolah ditanggapi dingin oleh setiap gugus tempur RI, hal itu ditunjukkan biasa-biasa saja dalam pelaksanaan rutin tugas-tugas patroli setiap kapal-kapal TNI AL diwilayah selatan perairan Indonesia. Seperti terpantau sampai saat ini konflik kedua negara ini belum berdampak besar terhadap pelaksanaan tugas pokok gugus tempur dibawah kendali KRI Malahayati-362. Sempat jauh dari pemberitaan, tiba-tiba KRI Malahayati-362 kembali terlihat saat melaksanakan bekal ulang di salah satu kota di Nusa Tenggara Timur. Keberadaannya kali ini diketahui dalam rangka operasi Taring Hiu-13 di bawah komando Gugus Keamanan Laut Koarmatim. Namun kemunculan salah satu jagoan TNI AL ini membuat para pemburu info kemisteriusan alutsista bawah air Indonesia menjadi curiga, pasalnya KRI Malahayati seolah melakukan manuver nekat dan seolah bunuh diri menyambut aksi provokasi asing yang bisa kapan saja terjadi mengingat meningkatnya ketegangan diplomatik antara RI-Australia belakangan ini. Para pakar dan pengamat strategi militer mencurigai taktik ini sebagai sinyalemen kepemilikan alutsista rahasia dan sejenisnya yang menjadi pengawal senyap dibawah KRI Malahayati. Sinyalemen ini semakin menguat ketika seorang kawan dunia maya mengabarkan ada banyak peningkatan aktifitas militer diteluk Palu yang sebagaimana diketahui bersama menjadi sarang sang legenda perang samudera. Bahkan beberapa sumber anonim menyebutkan jika beberapa KS yang nampak belakangan ini diperairan Indonesia bagian timur nampak sangat berbeda wujudnya dengan KS Cakra ataupun KS Nanggala. Tak mudah membuktikan kebenaran info ini, namun secara logika analisis tentang KRI Malahayati tak mungkin sendiri juga tak mudah untuk dipungkiri. sebagaimana dimaklumi jika AL asing yang berada diselatan Indonesia merupakan kekuatan yang dinilai paling siap dalam pertempuran jika harus berhadapan dengan militer Indonesia. Mana mungkin jenderal kita begitu bodoh mengirim satu KRI Malahayati untuk menghadapi salah satu kekuatan besar paling songong diselatan tersebut....??
Sejarah Trikora telah membuktikan jika militer kita suka sekali memberi kejutan luar biasa... :)
Dalam pelaksanaan patroli laut nya di wilayah-wilayah paling selatan Indonesia sepanjang Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan negara Australia, KRI Malahayati-362 senantiasa siaga dengan segala bentuk ancaman maupun pelanggaran yang akan terjadi. Selain pelanggaran pidana pelayaran, illegal logging dan illegal fishing yang rawan terjadi, KRI Malahayati-362 terus mengawasi beberapa tempat yang ditengarai sebagai hotspot para pencari suaka domestik.
“Sampai saat ini belum ada perintah langsung dari komando atas untuk meningkatkan derajat kesiagaan tempur, kita masih konsisten melaksanakan patroli laut di sektor operasi. Namun jika sewaktu-waktu diperlukan seluruh prajurit KRI Malahayati-362 selalu siap menjadi martir di garda terdepan”.
KRI Malahayati-362 (corvette class), kapal perang dengan kemampuan anti udara, anti permukaan dan anti kapal selam dengan tingkat endurance tinggi sepanjang tahun 2013, termonitor teguh menjaga kedaulatan NKRI. Setelah mengikuti pelaksanaan Latgab TNI 2013 dan menjaga perbatasan utara NKRI di perairan Karang Unarang dalam operasi Tameng Hiu-13, akhir tahun 2013 ditutup dengan setia menjaga perbatasan selatan wilayah laut NKRI.
Rusia Konsolidasi Hubungan Dengan RI
Parlemen Rusia mendukung penuh protes keras Indonesia terhadap penyadapan yang dilakukan oleh Australia. Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Parlemen Rusia, Nikolai Levichev.
Nikolai mengatakan, para anggota parlemen Rusia dan Majelis Federal Rusia menanggapi hal yang sama terhadap penyadapan yang dilakukan Australia dan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
"Kami sudah sering dengar AS bahwa kita harus menghormati hak asasi manusia dan harus menghormati hubungan antar-negara, Tiba-tiba menjadi berita umum bahwa mereka yang mengajar ke negara-negara lain bagaimana menghormati HAM dan hubungan antar-negara, tapi tiba-tiba mereka sendiri yang melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran mereka sendiri" .
AS dan Australia sering kali mengajarkan menghormati HAM dan menghormati hubungan antar-negara. Namun sekarang, mulai terkuak jika keduanya justru yang melanggar komitmen tersebut. Situasi penyadapan bertambah parah ketika AS dan Australia justru menyadap negara sahabat sendiri.
"Menarik juga bahwa penjelasan yang diberikan Amerika memang membuat situasi lebih parah. Karena penyadapan dilakukan bukan pada mereka yang dicurigai terhadap pelaku aksi teror, tapi pada pimpinan negara yang dianggap sebagai negara sahabat. "
Bukan hanya pemerintah Indonesia yang kecewa dengan Amerika Serikat dan Australia yang melakukan penyadapan secara ilegal ke sejumlah petinggi negara. Rusia bahkan dengan tegas mengecam tindakan itu, mereka juga meminta agar kedua negara tersebut diam ketimbang banyak bicara soal perdamaian dunia.
Wakil Ketua Parlemen Rusia Nikolai Levichev, merasa ikut memahami kekecewaan yang dirasakan oleh negara korban penyadapan Amerika dan Australia.
"Tentu saja kami berbagi sikap dari pihak mitra kami di DPR (Rusia), kami sangat memahami rasa kemarahan dari DPR-nya, kemungkinan bisa direkomendasikan kepada pihak AS bahwa suatu saat mereka lebih baik diam dari pada bicara (soal HAM dan hubungan bilateral) ".
Nikolai menjelaskan, jika dua negara Amerika dan Australia kerap mengajarkan untuk saling menghormati HAM dan hubungan bilateral antar negara sahabat. Namun kenyataannya, dia melanjutkan, lewat dokumen penyadapan itu justru terkuak jika Australia dan Amerika sendiri yang melanggar ajaran tersebut.
Head to Head Kekuatan Militer Indonesia
Menurut Globalfirepower (13/6/2013) kekuatan militer Indonesia saat ini tidak hanya didesain untuk sanggup menghadapi aksi terorisme, melainkan mampu melawan serangan dari invasi negara lain. Untuk membandingkan kekuatan militer Indonesia dan Australia dapat dilihat dalam perbandingan beriku berikut:
NEGARA
|
PERSONIL
|
TANK
|
KAPAL PERANG
|
PESAWAT MILITER
|
Indonesia
|
438.410 orang
|
400
|
139
|
444 dan 187 helikopter
|
Australia
|
59.023 orang
|
59
|
94
|
379 dan 104 helikopter
|
1. KEKUATAN PERSONIL
Indonesia mempunyai kekuatan yang sangat besar (kurang lebih 10 kali lipat) dibandingkan dengan Australia.
a. Total Population (245.613.042; 21.766.711)
b. Available Military Manpower (129.075.188; 10.433.186)
c. Manpower Fit for Service (107.538.660; 8.651.943)
d. Of Military Age (4.455.159; 279.365)
e. Active Military Manpower (438.410; 59.023)
f. Active Reserve (400.00; 44.016).
2. KEKUATAN UDARA
Terdiri dari seluruh jenis pesawat militer, jumlah helicopter, dan lapangan udara. Deskripsi ini masih sangat tidak mengungkap gambaran kekuatan sebenarnya secara tidak dijelaskan berapa pesawat tempur, pesawat pembom atau pesawat torpedo, pesawat pengintai dam pesawat transport.
a. Total Aircraft (510; 379)
b. Helicopters (168; 104)
c. Serviceable Airports (684; 465).
3. KEKUATAN DARAT;
Sepuluh kunci dalam mengukur kekuatan darat dalam suau pertempuran. Di dalamnya berisikan keseluruhan bentuk system persenjataan darat, termasuk kendaraan logistic. Keseluruhannya akan sangat dibutuhkan dalam pertempuran darat yang akan menghadapi musuh darat maupun musuh dari udara. Australia memiliki kendaraan logistic lebih dari 10 kali lipat milik Indonesia.
a. Total Land Weapons (1.577; 3.759) b. Tanks (335; 59)
c. APCs/IFVs (691; 1.861)
d. Towed Artillery (59; 303)
e. Self-Propelled Guns (SPGs) (0; 0)
f. MLRSs (42; 36)
g. Mortar (350; 1.000)
h. Anti-Tank Weapons (100; 500)
i. Anti-Aircraft Weapons (100; 100)
j. Logistical Vehicels (1.101; 12.495).
4. KEKUATAN LAUT
Seperti halnya kekuatan darat, kekuatan laut ada sepuluh unsur yang membentuknya. Sejarah mencatat kekuatan laut merupakan kunci atas setiap kemenangan pertempuran. Sayangnya sebagai Negara kepulauan, Indonesia justru tidak mempunyai keunggulan yang signifikan. Australia terlihat lebih unggul untuk melakukan serangan laut jarak jauh dengan dukungan 12 kapal perang jenis fregat dan 8 kapal pendaratan amfibi.
a. Total Navy Ships (136; 54) b. Merchant Marine Strengths (1.244; 45)
c. Major Ports and Terminals (9; 19)
d. Aircraft Carriers (0; 0)
e. Destroyers (0; 0)
f. Submarines (2; 6)
g. Frigates (6; 12)
h. Patrol Craft (31; 14)
i. Mine Warfare Craft (12; 6)
j. Amphibious Assault Craft (8; 8)
5. KEKUATAN LOGISTIK
Yang termasuk kekuatan logistic adalah merupakan segala bentuk sumber daya yang dengan segera dapat dipersiapkan untuk mendukung pertempuran langsung. Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan dalam aspek kekuatan logistic dengan melihat banyaknya angkatan kerja yang tertinggi. Panjang akses jalan raya dan kereta api tidak selalu signifikan ukuran yang terlihat, karena tergantung dengan luas wilayah dan kondisi pulau atau kepulauan.
a. Labor Forces (116.500.000; 11.870.000)
b. Roadways Coverage (437.759; 812.972)
c. Railway Coverage ( 5.042; 38.445).
6. KEKUATAN SUMBER DAYA ALAM
Energi adalah sumber daya yang penting dalam setiap pertempuran, terutama untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Situasi perang akan menyebabkan orietasi pemenuhan kebutuhan energy bagi masyarkat sipil akan dialihkan untuk keperluan militer. Australia lebih banyak memiliki cadangan energy dibandingkan Indonesia, karena jumlah penduduk Australia lebih sedikit. Dimungkinkan Australia bisa lebih lama bertahan dalam pertempuran melawan Indonesia.
a. Oil Production (bbl/day) (1.023.000; 549.200) b. Oil Consumption (bbl/day) (1.115.000; 960.800)
c. Proven Reserves (000 bbl) (4.050.000; 3.318.000).
7. KEKUATAN FINANSIAL
Tiga unsur dalam kekuatan finansial yaitu anggaran pertahanan, cadangan devisa dan emas, dan kemampuan pembayaran. Indonesia memiliki kemampuan pembelian paling besar untuk mentransformasikan asset-aset ekonominya dalam membiayai dan mempersiapkan perang. Sekalipun demikian, kemampuan pembelian membutuhkan waktu dan mekanisme politik yang tidak semudah mentranser pembiayaan seperti cadangan devisa dan belanja pertahanan.
a. Defense Budget (4.740.000; 26.500.000) b. Reserve of Forex & Gold (96.210.000; 42.270.000)
c. Purchasing Power (1.030.000.000; 882.400.000).
8. KEUNGGULAN GEOGRAFIS
Keunggulan geografis dapat menjadi celah pertahanan atau sebaliknya dimanfaatkan menjadi basis pertahanan. Indonesia lebih unggul dalam memiliki luas perairan dan garis pantai. Australia memiliki luas daratan paling besar yang berarti dapat dimanfaatkan pula sebagai matra pertahanan di dalam negeri.
a. Waterways (21.579; 2.000) b. Coastline (54.716; 25.760)
c. Square Land Area (1.904.569; 7.741.220)
d. Shared Border (2.830; 0)
Berdasarkan perbandingan diatas, Indonesia unggul baik dari segi personil militer maupun dari alat tempur. Perbandingan tersebut juga menunjukkan bahwa Indonesia, bilamana terancam oleh aksi militer, maka Indonesia mampu menangkal aksi militer tersebut dengan kekuatan militer yang dipunyai.
Disamping itu, meskipun Australia didukung oleh 20.000 orang prajurit Amerika Serikat yang saat sekarang ini menetap di Darwin, Australia (sumber: prestv.com), belum tentu mampu menandingi jumlah personil militer Indonesia, yang notabene terbesar di Asia Tenggara.
Sementara, kondisi geografis Indonesia juga tidak memungkinkan pihak asing dengan mudah menerobos Indonesia. Selain menghadapi posisi geografis demikian, Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, yang setiap saat dapat dijadikan prajurit aktif.
Oleh karena itu, setiap Negara, termasuk Australia mungkin berpikir ulang jika ingin menganggu kedaulatan Indonesia. Disamping itu, perbuatan Australia yang melakukan aksi penyadapan berpotensi mencondongkan Indonesia ke Rusia.
Jika Indonesia condong ke Rusia, maka Australia harus siap menerima konsekuensinya. Tentu kita masih ingat ketika rencana Indonesia membeli Kapal Selam kelas kilo dari rusia pada tahun 2007, Australia langsung “panik” dan memprotes pembelian kapal selam tersebut. Rencana pembelian tersebut saja membuat Australia panik, apalagi jika Indonesia jadi membelinya?
Penyadapan oleh suatu Negara ke Negara lain adalah pelanggaran konvensi Vienna tahun 1961, dimana Indonesia dan Australia adalah anggota Konvensi tersebut. Jika pelanggaran tersebut terjadi, kemungkinan potensi konflik pasti ada. Cara-cara militer memang tidak sepenuhnya menjadi pilihan dalam memecah konflik tersebut, namun dapat dicegah manakala setiap Negara mau saling hormat-menghormati dan tidak melakukan aksi spionase, seperti yang terjadi pada masa perang dingin dulu.
Sebagai protes Indonesia telah menarik Duta Besarnya, Najib Riphat Kesoema dari Canberra.
Penyadapan adalah hal yang dilarang oleh Konvensi Wina Tahun 1961 dimana Indonesia dan Australia adalah anggota konvensi itu.
Perang mungkin saja terjadi antara keduanya, jika penyelesaian diplomatik macet. Tentu ini situasi yang patut disayangkan ketika kedua Negara ini berada dalam suasana persahabatan sebagai tetangga.
Jika terjadi perang dalam waktu dekat, peluang Indonesia bisa dikatakan kecil untuk bisa bertahan dalam satu minggu pertempuran. Indonesia memiliki celah yang paling lebar di bagian perairan laut. Dengan mengandalkan kapal patrol sebanyak 31 unit tidaklah cukup apabila tidak didukung dengan kekuatan angkatan udara yang memadai. Kapal fregat Indonesia hanya punya 6 unit yang mungkin siap untuk diterjunkan dalam pertempuran langsung karena dibawah ideal jumlahnya apabila jumlah serangan masuk dari berbagai penjuru perbatasan laut. Keuntungan Indonesia adalah banyaknya kapal pengangkut militer sebanyak 1,244 unit mungkin akan cukup membantu mobilisasi alutsista darat, selain keunggulan geografis. Australia akan membutuhkan biaya dan sumber daya yang cukup besar apabila hendak meredam pertempuran dengan Indonesia.
Australia walaupun kalah personel militer, tetapi teknologi dan peralatan Australia lebih unggul. Australia adalah Negara yang dianggap paling siap untuk berkonfrontasi perang langsung melawan Indonesia. Jika pun harus berperang dengan Indonesia, Australia tidak mungkin bisa menguasai seluruh wilayah NKRI, melainkan hanya akan memprioritaskan untuk menguasai pulau-pulau strategis seperti Pulau Jawa dan Papua. Untuk itu saja Australia akan menghadapi resiko hilangnya sebagian besar pertahanan di dalam negerinya sendiri juga efek pertempuran secara horor luar biasa. Ladang tempur seperti perang Vietnam sangatlah mungkin terjadi di seluruh wilayah perang Indonesia.
Dalam sejarah, Australia belum pernah berperang sendiri melawan Indonesia. Terakhir kali Australia membantu konfrontasi Indonesia - Malaysia, tetapi waktu itu ada keterlibatan Inggris. Di tahun 1999, keterlibatan Australia di Timor Timor (sekarang Timor Leste) itu pun bersama-sama dengan pasukan perdamaian (UN). Atau dengan kata lain, Australia tidak akan sendiri berperang melawan Indonesia, Inggris bahkan Amerika Serikat sebagai sekutu terdekatnya akan juga ikut membantu. Riwayat keroyokan ini yang masih mereka miliki hingga kini. Sebuah konspirasi ras yang mendewakan sebuah superioritas ras bangsanya secara licik dan kotor pada para bangsa lain didunia. Indonesia bukan negara reaktif dalam setiap upaya diplomasinya besama negara-negara lain didunia. Bukan negara pasif atas setiap tindakan provokasi atas kedaulatan NKRI. Semua tahu, Indonesia adalah ras para bangsa pejuang. Memiliki daya tempur tinggi dan keampuhan semangat menyala-nyala dalam membela bangsa dan negaranya. Tentaranya terkenal berasal dari rakyat militan pilihan, digembleng secara brutal tanpa kenal kasihan menjadikan mereka mesin pembunuh yang mengerikan. Uniknya, semua kehandalan itu terbungkus dari jiwa yang ramah dan santun serta terkenal loyal pada rakyat dan negara. Setiap pembangkangan yang dilakukan mereka terhadap sapta marga selalu membuat mereka lenyap tanpa kentara, lalu tergantikan dengan ikon-ikon keselarasan tanpa hilang ketegasan dan kebringasan dimedan laga. Semua ingin mengorek kekuatan senyap Indonesia, ingin menggali hingga seampuh apa kedigdayaan prajurit negara. Sadarkah mereka diluar sana ??
Jika kesenyapan itu seolah tak bisa lagi dibendung oleh bungkus keramahan para jenderalnya karena prajurit mereka selalu inginkan situasi perang yang sebenarnya ??
Prajurit TNI telah lama dikondisikan dalam keadaan mengokang senjata dan siap meletuskannya ketika ibu pertiwi terusik.
Telah terbukti jika kekuatan itu karena nasionalisme yang tak kenal padam tersulut dari setiap jiwa rakyat Indonesia. Dari setiap bara patriotisme rakyat maka TNI lahir dan besar, menjadi kekar dan siap menjawab tantangan terhadap perongrong kedaulatan NKRI. Indonesia tentu negara yang mencintai kedamaian, namun tak berarti Indonesia akan menghindari peperangan jika kedaulatan bangsa ini teraniaya. Bagimu negeri, jiwa raga kami.....JAYALAH INDONESIA !
Perang mungkin saja terjadi antara keduanya, jika penyelesaian diplomatik macet. Tentu ini situasi yang patut disayangkan ketika kedua Negara ini berada dalam suasana persahabatan sebagai tetangga.
Jika terjadi perang dalam waktu dekat, peluang Indonesia bisa dikatakan kecil untuk bisa bertahan dalam satu minggu pertempuran. Indonesia memiliki celah yang paling lebar di bagian perairan laut. Dengan mengandalkan kapal patrol sebanyak 31 unit tidaklah cukup apabila tidak didukung dengan kekuatan angkatan udara yang memadai. Kapal fregat Indonesia hanya punya 6 unit yang mungkin siap untuk diterjunkan dalam pertempuran langsung karena dibawah ideal jumlahnya apabila jumlah serangan masuk dari berbagai penjuru perbatasan laut. Keuntungan Indonesia adalah banyaknya kapal pengangkut militer sebanyak 1,244 unit mungkin akan cukup membantu mobilisasi alutsista darat, selain keunggulan geografis. Australia akan membutuhkan biaya dan sumber daya yang cukup besar apabila hendak meredam pertempuran dengan Indonesia.
Australia walaupun kalah personel militer, tetapi teknologi dan peralatan Australia lebih unggul. Australia adalah Negara yang dianggap paling siap untuk berkonfrontasi perang langsung melawan Indonesia. Jika pun harus berperang dengan Indonesia, Australia tidak mungkin bisa menguasai seluruh wilayah NKRI, melainkan hanya akan memprioritaskan untuk menguasai pulau-pulau strategis seperti Pulau Jawa dan Papua. Untuk itu saja Australia akan menghadapi resiko hilangnya sebagian besar pertahanan di dalam negerinya sendiri juga efek pertempuran secara horor luar biasa. Ladang tempur seperti perang Vietnam sangatlah mungkin terjadi di seluruh wilayah perang Indonesia.
Dalam sejarah, Australia belum pernah berperang sendiri melawan Indonesia. Terakhir kali Australia membantu konfrontasi Indonesia - Malaysia, tetapi waktu itu ada keterlibatan Inggris. Di tahun 1999, keterlibatan Australia di Timor Timor (sekarang Timor Leste) itu pun bersama-sama dengan pasukan perdamaian (UN). Atau dengan kata lain, Australia tidak akan sendiri berperang melawan Indonesia, Inggris bahkan Amerika Serikat sebagai sekutu terdekatnya akan juga ikut membantu. Riwayat keroyokan ini yang masih mereka miliki hingga kini. Sebuah konspirasi ras yang mendewakan sebuah superioritas ras bangsanya secara licik dan kotor pada para bangsa lain didunia. Indonesia bukan negara reaktif dalam setiap upaya diplomasinya besama negara-negara lain didunia. Bukan negara pasif atas setiap tindakan provokasi atas kedaulatan NKRI. Semua tahu, Indonesia adalah ras para bangsa pejuang. Memiliki daya tempur tinggi dan keampuhan semangat menyala-nyala dalam membela bangsa dan negaranya. Tentaranya terkenal berasal dari rakyat militan pilihan, digembleng secara brutal tanpa kenal kasihan menjadikan mereka mesin pembunuh yang mengerikan. Uniknya, semua kehandalan itu terbungkus dari jiwa yang ramah dan santun serta terkenal loyal pada rakyat dan negara. Setiap pembangkangan yang dilakukan mereka terhadap sapta marga selalu membuat mereka lenyap tanpa kentara, lalu tergantikan dengan ikon-ikon keselarasan tanpa hilang ketegasan dan kebringasan dimedan laga. Semua ingin mengorek kekuatan senyap Indonesia, ingin menggali hingga seampuh apa kedigdayaan prajurit negara. Sadarkah mereka diluar sana ??
Jika kesenyapan itu seolah tak bisa lagi dibendung oleh bungkus keramahan para jenderalnya karena prajurit mereka selalu inginkan situasi perang yang sebenarnya ??
Prajurit TNI telah lama dikondisikan dalam keadaan mengokang senjata dan siap meletuskannya ketika ibu pertiwi terusik.
Telah terbukti jika kekuatan itu karena nasionalisme yang tak kenal padam tersulut dari setiap jiwa rakyat Indonesia. Dari setiap bara patriotisme rakyat maka TNI lahir dan besar, menjadi kekar dan siap menjawab tantangan terhadap perongrong kedaulatan NKRI. Indonesia tentu negara yang mencintai kedamaian, namun tak berarti Indonesia akan menghindari peperangan jika kedaulatan bangsa ini teraniaya. Bagimu negeri, jiwa raga kami.....JAYALAH INDONESIA !
nice artikel ^^
BalasHapusmantabbb artikelnya :-)
BalasHapusnegara usus buntu AUSIE memang kurang mangan.. eh maksudku kurang ajar
BalasHapusKita tunggu pak bowo jd presiden
BalasHapusn pak jokowi gubernur biar kita kembali jd macan asia kalau perlu macan dunia....maju terus indonesia
Bakar semangt nasionalis banteng banteng muda negeri ini.. Lanjutkan..!! Lanjutkan...!! terus Saudaraku.. Perjuangan tidak pernah mengenal medan laga....!
BalasHapusMenambah rasa nasionalisme,,,, maju terus pantang mundur,,,
BalasHapusi love indonesia !
BalasHapus