27 Januari 2015

MENGINTIP DRAFT ALUTSISTA TNI DI SAKU JOKOWI

Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU. 

Presiden Jokowi sudah bertekad menjadikan militer Indonesia bergigi dan bertaring dengan melakukan pembelanjaan berbagai alutsista.  Prediksi nilai belanja itu minimal mencapai US$ 20 milyar mulai tahun ini dan lima tahun ke depan. Andi Widjajanto sebagai seorang cendikiawan pertahanan adalah salah satu pemberi semangat Presiden untuk menguasai seluk beluk pertahanan berikut sista yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan NKRI....

 
Menunggu hasil perburuan dan kedatangan lanjutan berbagai alutsista yang sudah dipesan sebelumnya antara lain jet tempur F16 setara blok 52, MBT Leopard 2, Roket Astross, Artileri Caesar Nexter, Hercules, CN295, Radar dan lain lain, membuat momentum tanya kemampuan pemerintahan baru NKRI dalam upaya perkuatan militer, seringlah diuji dan diteliti. Presiden dengan background sipil tentu wajar jika dicurigai gaptek tekhnologi militer alutsista terkini. Tapi tentu bukan alasan sipil atau berlatar militerlah yang menjadi penentu kemaslahatan negeri ini. Dalam hal hankam,
Presiden tak akan berdiri sendiri dalam memilih pagar dan alarm negeri. Disekitarnya tentu berjajar para jendral, pengamat militer dan penasehat keamanan yang akan selalu mengisi kebijakan panglima tertinggi kita ini. Atau bahkan bisa jadi sekedar terinspirasi harapan dalam diskusi para WARJAGERS di dunia maya ini. hehehe....
 Jokowi: Negara Harus Punya Wibawa dengan Perlengkapan Alutsista
 
BTW, Sementara produksi dalam negeri sudah berjalan bagus seperti Panser Pindad, KCR40, KCR60, Roket Rhan. Pengembangan alutsista berteknologi produksi dalam negeri pertaruhannya ada di periode ini,misalnya tank Pindad, peluru kendali, kapal perang PKR 10514, kapal selam. Pembangunan 3 kapal selam Changbogo yang sedang berlangsung saat ini di Korea Selatan adalah untuk percepatan target perolehan 8 kapal selam sampai tahun 2020, Indonesia diperkirakan juga akan mengakuisisi minimal 2 kapal selam jenis lain selain Changbogo.
Dengan visi poros maritim sebagai pemersatu pulau-pulau nusantara maka Angkatan Laut dipastikan akan mendapatkan perolehan alutsista kapal perang yang lebih berkualitas. Kita memerlukan lebih banyak kapal perang berkualifikasi fregat atau destroyer, maka prediksi lima tahun ke depan ini akan ada akuisisi 7-8 kapal fregat bekas pakai bersama 2-3 kapal destroyer.  Sementara kapal perang kelas KCR yang sudah mampu dibuat di tanah air akan lebih fokus dengan ukuran 50-60 meter.  Untuk lima tahun ke depan tidak sulit membuat 20-25 KCR di beberapa galangan kapal swasta nasional.
 

Penambahan kekuatan divisi Marinir menjadi tiga divisi sejalan dengan pemekaran armada tempur laut menjadi tiga armada tentu memerlukan isian alutsista dan komponen pendukungnya. Korps Marinir diperkirakan akan menambah persenjataan kavaleri dan artilerinya dengan penambahan alutsista minimal untuk 2-3 batalyon termasuk peluru kendali anti serangan udara untuk melindungi pangkalan angkatan laut di beberapa tempat.
Angkatan Laut jelas butuh seabreg kapal perang.  Natuna, pantai selatan Jawa, Arafuru, Ambalat dan selat Malaka adalah titik penting yang harus menjadi perhatian.  Oleh sebab itu penambahan minimal 8 kapal perang jenis fregat, 5 PKR 10514, 8 KCR 50m, 6 KCR 60m, 2kapal selam selain Changbogo, 2 LPD dan 4 kapal buru ranjau sangatlah realistis. Ini bukan sesuatu yang muluk atau mimpi tetapi berdasarkan kebutuhan untuk menghadapi ancaman dan tantangan penguasaan teritori melalui klaim negara lain.
TNI AU telah menjawabnya dengan beroperasinya skuadron 16 Pekanbaru, maka Dragon Family (sebutan bagi fighter F-16 Fighting Falcon di kalangan TNI AU) akan bisa mengawasi ruang udara kawasan penting perekonomian Indonesia dan dunia, di Selat Malaka, secara lebih efektif. Setelah diresmikan, maka Lanud Roesmin Nurjadin sudah memiliki 2 skuadron udara di Pekanbaru, yaitu Skuadron Udara 12 berintikan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace generasi 80-an serta Skuadron Udara 16 yang berisikan pesawat F-16.
Pesawat F-16 setara Block 52 memiliki kemampuan perang udara di luar jarak visual mata manusia, yang sering dikenal dengan istilah Beyond Visual Range (BVR). Pesawat ini dilengkapi radar APG-68(v) Upgrade dan sejumlah komponen avionic canggih. Untuk senjata, F-16 setara Block 52 mengandalkan alutsista Indonesia, yaitu senjata non-BVR yang dimiliki TNI AU sebelumnya, seperti AGM-65 Maverick dan AIM-9P yang sering dipakai pesawat tempur Indonesia lainnya. Untuk perang BVR ini, pemerintah Indonesia dikabarkan sudah memesan puluhan rudal VBR seperti AIM-120C dan AIM-9X. Tapi kedatangannya belum diketahui.
 http://images.detik.com/customthumb/2014/12/03/10/111312_20141203_091859_resized.jpg?w=460
Sementara itu bertepatan dengan peringatan Hari Nusantara 2014 lalu yang diselenggarakan di Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Laut (Bakamla). 

Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto seperti dikutip dari laman sekretaris kabinet mengatakan, pembentukan Bakamla berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tentang Badan Keamanan Laut. Bakamla memiliki tugas pokok melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia. Pembentukan Bakamla (Badan Keamanan Laut) alias Coast Guard pertengahan Desember 2014 ini adalah salah satu cara dan jawaban untuk mengantisipasi gerakan ilegal kapal nelayan asing atau kapal asing yang menyamar jadi kapal nelayan. Kapal-kapal patroli akan dibangun sebanyak mungkin. Sementara TNI AL menghibahkan 10 kapal patroli non rudalnya kepada Bakamla, institusi pengaman laut yang baru ini juga memesan sedikitnya 30 kapal patroli pantai berbagai ukuran.
 Kapal Indonesia lepaskan tembakan saat sergap kapal pencuri ikan di Laut Arafuru, Metrotv/ Hamdi Jempot 

Bakamla sedang mengembangkan diri menjadi kekuatan pengawal pantai. Seirama dengan itu kekuatan AL dan AU kita juga sedang dalam proyeksi menuju kekuatan yang memiliki daya pukul kuat lima tahun ke depan.  Untuk AU perlu juga diperhatikan penambahan kekuatan jet tempur Sukhoi SU30 sembari menantikan seri yang terbaru SU35 yang digadang-gadang itu.  Dengan kekuatan 16 Sukhoi dari seri SU27 dan SU30 dirasa kurang kuantitasnya untuk mengcover kedaulatan Nusantara yang luas ini.  Setidaknya kita  butuh 1 skuadron tambahan dari seri eksisting.  Kita berharap dalam lima tahun ke depan sedikitnya ada penambahan 3 skuadron tempur untuk meyakinkan nilai kekuatan yang kita miliki.
Dua prajurit TNI Angkatan Laut (AL) berjaga dengan menggunakan senapan di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar saat melintasi perairan Selat Madura, Jawa Timur, Selasa (3/6)

Bakamla yang dibentuk pertengahan Desember tahun lalu sudah memastikan akan membangun sedikitnya 30 kapal patroli pantai berbagai ukuran untuk memperkuat armada kapal jenis BMI (Buru Maling Ikan).  Itu diluar dari hibah 10 kapal patroli non rudal yang dihibahkan dari TNI AL.  Dengan begitu dalam lima tahun ke depan sudah tersedia 50-60 kapal penjaga pantai BMI. Yang menggembirakan tentu adalah bahwa 30 kapal patroli BMI yang mau dibuat itu akan ditenderkan kepada galangan kapal swasta nasional di tanah air.
Matra udara diperkirakan akan memperoleh 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35 dan 2 skuadron jet tempur lainnya, bisa dari jenis F16 blok 60, Gripen atau Typhoon. Jet tempur Sukhoi SU35 sangat diperlukan sebagai bagian dari perkuatan Sukhoi Family dan untuk menjawab akuisisi jet tempur siluman F35 dari dua negara tetangga Singapura dan Australia.  Tidak hanya itu TNI AU akan memperkuat alat pandang dengarnya dengan menggelar radar-radar terbarunya termasuk satuan radar dan rudal yang bersifat mobile. Nunukan adalah satu contoh pergelaran satuan radar dan rudal mobile dalam satu paket.
Pembangunan pangkalan militer di Natuna diharapkan akan menjadi home base permanen jet tempur dan kapal perang.  TNI AD juga memperkuat pulau besar terluar di Laut Cina Selatan ini dengan menempatkan 1 batalyon infantri permanen, 1 skuadron heli serbu dan kemungkinan tambahan 1 batalyon arhanud. Natuna adalah pertaruhan agar keterjagaan eksistensi teritori tidak diusik dan diremehkan. Maka sudah sepantasnya disiapkan lebih dini infrastruktur militer dan berbagai alutsista modern di pulau itu.  Yang menarik tentu perkuatan instalasi militer di Natuna membawa nilai gentar bagi Malaysia karena  menjadi sekat militer yang bisa menghalangi jalur logisik Semenanjung dengan Serawak, Sabah jika terjadi konflik kedua negara.

Modernisasi militer Indonesia yang diamati cermat oleh beberapa negara tetangga, lebih sering dipublikasikan oleh media militer luar negeri termasuk ulasan pengamat militernya. Dalam pandangan kita tentu perkuatan militer itu untuk memastikan jaminan keyakinan kemampuan pada kekuatan militer yang dimiliki,mampu mempertahankan teritori NKRI. Dalam pandangan beberapa jiran tujuan mulia itu tentu diapresiasi tetapi mereka juga memantau ketat pergerakan arah kiblat kekuatan militer Indonesia disamping sejauh mana kekuatan itu berpotensi menjadi ancaman mereka.
 MFTR-2100-40dB-with-camera-1024x682

INDONESIA REBUTAN PRODUSEN SISTA DUNIA
70% kiblat alutsista Indonesia tetap ke Barat sedang sisanya adalah keinginan mandiri dan menyeimbangkan perolehan alutsista dengan Rusia dan Korea Selatan. Dengan Cina kita berupaya melakukan kerjasama militer, sayangnya belum nampak terlalu menggembirakan dari hasil diplomasinya.  Misalnya dalam transfer teknologi peluru kendali anti kapal C705. Sejauh ini hanya Korea Selatan yang lebih terbuka dalam manajemen kerjasama militer sementara Rusia kelihatannya baru membuka diri, cenderung wait n' see.

http://images.detik.com/customthumb/2015/01/19/10/140745_rusia1.jpg?w=460

Rusia harus mengambil strategi lain agar pemasaran produk alutsista yang ditawarkan ke Indonesia bisa terus mulus, tak tergerus oleh kompetisi keras dari pemasok asal Korea Selatan, Eropa Barat dan AS yang rajin menawarkan skema ToT ke Indonesia. ToT menjadi isu yang krusial, mengingat pemerintah Indonesia telah mensyaratkan harus adanya ToT dalam tiap produk alutsista yang di impor.
 
194192
Tawaran produk Rusia yang menjadi fokus perhatian utama adalah Sukhoi Su-35 BM, sebagai calon pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II TNI AU, pembelian gelombang kedua tank amfibi BMP-3F dan kapal selam diesel listrik Kilo Class. Terkait hal tersebut, otoritas Rusia dan pemerintah Indonesia akhirnya berikrar untuk menandatangani perjanjian kerjasama produksi alutsista. Dikutip dari Janes.com (15/1/2014), rencana kerja sama ini sudah disusun dalam draft perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan negosiasi industri pertahanan Indonesia.
Kebutuhan akan pesawat-pesawat ini dikarenakan pesawat F-5E/F "Tiger II" yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14 harus pensiun karena usia. Panglima TNI Moeldoko sendiri mengatakan bahwa selain faktor teknis, faktor politik juga menentukan dalam memutuskan pembelian pesawat tempur tersebut. 

Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4,5 buatan "Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association". Jika pembelian jadi dilakukan, Su-35 akan melengkapi jajaran Sukhoi yang sudah dimiliki TNI sebelumnya. Jenis Sukhoi yang sudah dioperasikan oleh TNI AU adalah Su-27 dan Su-30. Su-27 masuk dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar. Sementara Pemerintah Rusia menganggap Indonesia adalah negara penting untuk kerja sama pengembangan ekonomi dan militer. 

Sukhoi SU 35 Rusia
Pembicaraan antara Indonesia dan Rusia dibuka 2014 lalu saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin disela-sela pertemuan APEC tahun 2014 lalu. Dilanjutkan dengan Delegasi JSC Rosoboronexport dari Rusia yang dipimpin oleh Director General of JSC Rosoboronexport Anatoly P. Isaykin mengunjungi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Letjen TNI Ediwan Prabowo di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
http://i239.photobucket.com/albums/ff75/bajinganman/cutaway/SukhoiSu-35BM.jpg

Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan rencana ini berpusat pada pengembangan skema offset pertahanan yang mencakup transfer teknologi, produksi bersama di Indonesia untuk komponen dan struktur, serta pembentukan pemeliharaan, perbaikan, dan pusat layanan perbaikan alutsista di dalam negeri.
Apa itu offset? Dalam setiap pengadaan alutsista di hampir setiap negara dipersyaratkan adanya defence offset yang dibagi menjadi direct offset dan indirect offset. Direct offset yaitu kompensasi yang langsung berhubungan dengan traksaksi pembelian. Indirect offset sering juga disebut offset komersial bentuknya biasanya buyback, bantuan pemasaran/pembelian alutsista yang sudah diproduksi oleh negara berkembang tersebut, produksi lisensi, transfer teknologi, sampai pertukaran offset bahkan imbal beli.

Perjanjian Rusia-RI dalam kasus ini termasuk dalam kategori yang terakhir. Karena Rusia juga menyatakan kesiapannya pelaksanaan ToT untuk setiap alutsista TNI yang dibeli dari Rusia, mengadakan joint production untuk berbagai suku cadang alutsista TNI yang dibeli dari mereka serta mendirikan service center di Indonesia. Semua dengan catatan Indonesia membeli produksi alutsista dari Rusia.

Sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dalam memperkuat Poros Maritim, pihak Kementerian Pertahanan dan TNI AU pun mengincar Be-200, pesawat yang mampu mendarat di laut. Enath kebetulan atau tidak, Beriev Be-200 juga turut diikutkan Rusia dalam misi evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata. Keberadaannya berguna untuk patroli di laut terhadap pencurian ikan di laut dan bisa digunakan untuk membantu pencarian kecelakaan jatuhnya pesawat di laut.

Kembali ke soal offset, Indonesia sudah cukup familiar dalam hal kerjasama offset alutsista. Kilas balik ke tahun 1988 – 1989, Indonesia memilih membeli F-16 A/B Fighiting Falcon salah satunya karena faktor offset. AS menawarkan 35% offset, sementara Perancis dengan Mirage 2000 hanya menawarkan 25% offset kepada Indonesia. Wujudnya PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN) mendapat pesanan untuk memproduksi suku cadang pesawat F-16. Hasil produksi suku cadang tersebut kemudian di ekspor PT IPTN ke pihak AS. Ada sekitar lima jenis komponen suku cadang F-16 yang diproduksi PT IPTN kala itu. Total pesanan offset di atas merupakan bagian dari kontrak pembelian 12 unit F-16 A/B Fighting Falcon untuk Skadron Udara 3 senilai US$337 juta.
 Kilo class, inilah kapal selam idaman untuk TNI AL 
Presiden Indonesia Joko Widodo juga sedang mempertimbangkan melanjutkan pembelian kapal selam Kilo Class Rusia yang dibatalkan awal 2014.
Informasi ini bersumber dari Voice of Rusia tanggal 21/10 mengutip Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov, mengumumkan setelah pertemuan dengan presiden baru Indonesia, Joko Widodo.
Federasi Rusia dan Indonesia berharap dalam dua tahun ke depan untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral dari 3 sampai 5 miliar dolar. Mereka juga mempertimbangkan kemungkinan kerjasama di bidang energi. Perusahaan Rusia akan membangun pabrik di Indonesia dan penyaringan minyak. Didiskusikan juga perihal pasokan peralatan militer ke Indonesia, termasuk kapal selam diesel Rusia, yaitu proyek 636, - kata Menteri Denis Manturov.
Namun, sumber berita tidak menunjukkan berapa banyak kapal selam yang dibahas dalam diskusi bilateral tersebut. Tapi perencanaan kebutuhan kapal selam yang diungkapkan pada akhir 2013 menunjukkan bahwa kemungkinan untuk membeli tidak kurang dari 10 unit tipe 636 Kilo Rusia.
Namun, sumber itu tidak mengungkapkan bahwa Indonesia akan membeli kapal selam yang digunakan sebelumnya oleh Rusia. Kesepakatan yang lama antara Jakarta dan Moskow dibatalkan karena alasan jaminan kualitas. 

http://www.theglobal-review.com/images/news/Kapalselamrusia.JPG
Jika negosiasi dengan Rusia berhasil, Indonesia akan menjadi negara ke-2 di Asia Tenggara yang memiliki kapal selam Kilo Class, setelah Angkatan Laut Vietnam dan menempatkan kekuatan Angkatan Laut bawah air Indonesia sangat meningkat.
Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki armada kapal selam dari tahun 1967, Indonesia telah menerima kapal selam Whiskey Class dari Uni Soviet. Pada tahun 1981, Indonesia membeli dua kapal selam Cakra Class dari Jerman untuk menggantikan Whiskey Class. Tapi selama beberapa dekade unit kapal selam Indonesia tidak bertambah.
Sampai Mei 2012, karena ketidakstabilan di kawasan LCS, Indonesia telah memutuskan untuk membeli lagi 3 kapal selam Chang Bogo Class dari Korea Selatan senilai US$ 1,070 juta. Diharapkan, semua diserahterimakan pada periode 2015-2016.
Indonesia selalu berdiri di luar sengketa teritorial di Laut Cina Selatan [LCS]. Namun, sengketa kedaulatan pulau antara Cina, Vietnam, dan Filipina meningkat, Jakarta terpaksa mengubah strategi militer.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3snM4Ex05O3oiR9EmpZ5bLcSmtsWTlq2DY9YT7DTBiuSwHzW6t343t129RIw5e1ck16YVwygbLus58jYNSHrHoqppUGtL_AWprhyBrO3FBGH01htiICbtb9rsxppqwIPdtH3rGrGv7l0/s1600/090707_p10_indonesian.jpg 

TIKUNGAN AKHIR, JAS GRIPEN PUN  HADIR
Isu pemilihan Gripen seri F (tentunya dengan seri E) 32 unit, yang mengeser Eurofigter typoon mulai ramai dimediakan. Bahkan beberapa kolom tetangga yang ber link dekat penguasa telah menyebutkan beberapa deal kesepakatan. Seperti sebagai bentuk kompensasinya, maka diantaranya Indonesia mendapat TOT dan dukungan penuh bagi pembangunan mesin mobil murah nasional di 2016 by SAAB Swedia.

Saab Gripen NG Swedia
Menyimak sebuah tulisan artikel tertanggal 18 Januari 2015 tersebut telah didapatkan informasi kita telah memilih SU 35 berjumlah terbatas dengan kemampuan penuh.

Status kedua pesawat tersebut adalah kredit dengan fasilitas kredit luar negeri yang ditawarkan negara penjual.
JAS Gripen sangat dimungkinkan mengisi sista TNI sebagai pengganti F5 yang hendak dipensiunkan (rencananya press release & MOU awal april ini), sementara kuat dugaan sukhoi SU 35 juga akan melengkapi skuadron sukhoi yang sudah ada -sampai jumlahnya benar-benar dirasa pantas untuk membentuk skuadron baru. (informasi yang beredar penujukan SU 35 ini adalah atas petunjuk penghuni teuku umar).
JAS Gripen

Dalam info inipun ternyata juga terdapat info menarik beberapa sista yang akan diakuisisi TNI. Alusista lain yang sudah dipilih dalam status utang lainya adalah: 3 unit C-130 tanker menyisihkan IL-76, 2 pesawat C295 AEW technology AEW by SAAB, 2 pesawat amfibi beriev BE-200 yang di-MPA-kan, 3 unit kapal selam improved project 636, 4 unit C-130 eks ROKAF.

Yang telah dibayar lunas: 7 unit CH-47, BMP-3F & BTR 80 untuk marinir, 3 unit perusak seri KDX II (1 dibangun di Korsel dan 2 dibangun di Indonesia).

Artinya sah juga sas sus tentang rencana Puspenerbal akan mengaktifkan kembali roon tempur 600nya. TNI AL akan memiliki kembali wing tempur, Cilangkap rupanya pandai memberi hiburan dan surprise ini semoga disempurnakan dengan pengisian alutsitanya yang juga GAHAR ! semoga.....
Kumpulan berbagai info berita,artikel

6 komentar:

  1. hidup indonesia jika punya 24 kapal selam mas brooo negri segudang pulau masak hanya di diami 2 kapal selam

    BalasHapus
  2. hidup indonesia jika punya 24 kapal selam mas brooo negri segudang pulau masak hanya di diami 2 kapal selam

    BalasHapus
  3. sudah hampir terpenuhi capaian mef I & II, jika semua yang sudah dilisted dalam daftar pembelian konsisten? sudah ada SU35BM, SU 34 Platypus, Euro Typhoon, Jass Gripen NG, F16 Block 61, ss300MPA, ss400, BUK M1, Panshyr, Javelin, Milan, NiLaw, R Han 350,SK Type 636, U214/U212, Astute Class? Mef III kali ya, bersama kapal Induk Nusatara, ch. Bogo 1300, TU 22M3 atau Black Jack Tu 120, Tambahan Radar lagi 10- 12 di Indonesia tengah dan Timur, Kirov class, Slava class, MBT Lepard 2A6Ri, Medium Tank Pindad, UAV Drone LIPI PTDI, Kamov 52 aligator, Chinook, AH 47 apache Guardian, UH64 Black Hawk, AH Gandiwa PTDI dan IFX ditunggu, sudah selayak nya Indonesia Berani maju memagari ZEE 200mil,dan berpatroli di samudra hindia dan LCS dengan PD, kasi liat sama pancalongok baik yang mau curi ikan maupun teritory sesekali boleh langsung di shock therapy , ini dadaku mana dadamu. NKRI harga mati.

    BalasHapus
  4. Kementerian pendidikan/Kemenhan hrs segera menyeleksi para mahasiswa yg nilainya bagus (Cumlaude), utk diberi beasiswa menempuh S2/S3 (Fak Naturlugi, Aerodinamika, Radar, Avionic, Hidroulis dan electronika, mekanik pesawat ) dikirim kesemua negara yg bagus pengembangan pesawat terbangnya.

    Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

    BalasHapus