28 Agustus 2012

DIRGANTARA INDONESIA BANGKIT


PT. Dirgantara Indonesia (DI) 
Indonesian Aerospace Inc. 

Adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya diIndonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000. 

Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.
Dirgantara Indonesia pernah mempunyai karyawan sampai 16 ribu orang. Karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia melakukan rasionalisasi karyawannya hingga menjadi berjumlah sekitar 4000 orang.



Nurtanio

Pada awal hingga pertengahan tahun 2000-an Dirgantara Indonesia mulai menunjukkan kebangkitannya kembali, banyak pesanan dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Filipina dan lain-lain. Meskipun begitu, karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, DI dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007. Namun pada tanggal 24 Oktober 2007 keputusan pailit tersebut dibatalkan. 

Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER. 
Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX. 



SEJARAH  IPTN  (1976-2000) 


BJ.HABIBIE

LAPIP 
Kependekan dari Lembaga Persiapan Industri Penerbangan diresmikan pada 16 Desember 1961, dibentuk oleh KASAU untuk mempersiapkan Industri Penerbangan yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia 
Sehubungan dengan ini LAPIP pada tahun 1961 menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) untuk mebangun sebuah industri pesawat terbang di Indonesia. 


KONTRAK DENGAN CEKOP: 
-Menbangun gedung untuk fasilitas manufaktur pesawat terbang 
-Pelatihan SDM 
-Memproduksi PZL-104 Wilga under licence sebagai Gelatik 

Pada tahun 1965 Berdiri KOPELAPIP (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari melalui Dekrit Presiden. Setelah pada tahun 1966 Nurtanio meninggal Pemerintah menggabungkan KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi LIPNUR kependekan dari Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio untuk menghormati kepeloporan almarhum Nurtanio. 

Kemudian setelah itu datanglah BJ Habibie yang mengubah LIPNUR menjadi IPTN yang dikemudian hari sempat tercatat sebagai industri pesawat terbang termaju di negara berkembang. 


PESAWAT SAYAP TETAP
N-2130, Proyek Dihentikan karena krisis finansial Asia 1997 

N-250 (Tahap uji terbang prototype)

NC-212 

CN-235

N-219

Sikumbang produksi era Nurtanio 

Belalang produksi era Nurtanio 

Kunang produksi era Nurtanio 

Gelatik produksi era LAPIP lisensi dari CEKOP Polandia (sekarang dikenal dengan nama PZL)


KOMPONEN PESAWAT
Komponen pesawat (sebagai sub-kontraktor pabrikan luar negeri)

Komponen sayap dari Boeing 737 

Komponen sayap dari Boeing 767 

Komponen sayap dari Airbus A320 

Komponen sayap dari Airbus A330 

Komponen sayap dari Airbus A340 

Komponen sayap dari Airbus A380 

Komponen sayap dari Airbus A350 

Komponen ekor dari Sukhoi Superjet 100 


HELIKOPTER
NBO 105 dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari MBB Jerman. Dihentikan sejak juli 2011

NBK 117 

NBell 412 lisensi dari Bell Helicopter, AS 

NAS 330 Puma lisensi dari Aerospatiale, Perancis 

Eurocopter 332 Super Puma Pengembangan dari Puma, lisensi dari Eurocopter, Perancis 

Eurocopter Fennec pengganti NBO 105 

Eurocopter Ecureuil pengganti NBO 105 

Eurocopter EC725 

Tailboom dan fuselage dari EC 725 dan EC 225 


LAIN-LAIN
SUT Torpedo 

Turbin Uap 2 MW oleh PT Nusantara Turbin Propulsi (anak perusahaan PT. DI) 

Turbin Uap 4 MW oleh PT Nusantara Turbin Propulsi (anak perusahaan PT. DI)


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar