29 Agustus 2012

INDUSTRI MILITER BANGKIT

 
 
Indonesia sudah punya pabrik pembuatan senjata dan amunisi sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1983, di bawah pengelolaan dan penugasan BJ Habibie kala itu, PT Pindad menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Akhirnya, Pindad menjelma menjadi prosuden senjata dan amunisi kelas internasional yang berkiblat ke Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization).

Saat ini, Pindad memiliki 2 lokasi pabrik yakni di Turen, Malang, Jawa Timur seluas 160 hektar yang memproduksi berbagai macam amunisi atau eksplosif, serta di Bandung seluas 66 hektar yang fokus di bidang mekanik.

Di Bandung, bisa diperoleh penjelasan dan melihat proses pembuatan berbagai jenis produk senjata dan kendaraan tempur unggulan Pindad seperti Panser ANOA 6X6, Mobil Tempur Komodo terbaru hingga berbagai jenis senapan serbu.

Namun untuk masuk ke area pabrik, prosedur ketat harus dilalui, yakni didampingi oleh seorang petugas keamanan dan dilarang mengambil gambar pada area tertentu. Hal ini disampaikan oleh Humas Pindad yang mendapingi berkeliling pabrik.
Kesibukan luar biasa selalu nampak di divisi Kendaraan Khusus/KFK, tampak para pekerja sedang sibuk merakit kerangka Panser ANOA dari lempengan baja untuk dirangkai menjadi bodi utuh. Ketika berpindah ke gedung tempat ANOA diselesaikan, staf Divisi Kendaraan Khusus, Sena Maulana memaparkan tentang asal muasal produksi ANOA hingga produk terbaru dari divisinya yakni kendaraan tempur bernama Komodo atau Humvee versi Indonesia. Bahkan ada rencana Pindad untuk meluncurkan tank tempur pertama Indonesia.



“Kita akan luncurkan prototype tank jenis light (ringan), yakni pengembangan panser dengan roda rantai ". 


Di area Divisi Sejata, jika anda mendapat kesempatan melihat langsung proses pembuatan senjata api maka akan didampingi oleh pegawai Pindad dan petugas keamanan, dengan melewati beberapa gerbang khusus berlapis dan pengecekan keamanan super ketat. Bahkan tidak sembarangan pegawai Pindad bisa leluasa lalu lalang memasuki area ini. Pengamanan tertinggi memang berada di area Divisi Senjata. Pindad telah mampu memproduksi puluhan jenis senjata mulai senjata serbu versi terbaru hingga senjata mesin berat, meriam dan sniper jarak jauh.

Dengan kemampuan mesin dan produksi terbaru dari dana suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar, Pindad telah mampu memproduksi hingga 40.000 senjata per tahun.

Dirut Pindad menuturkan, saat ini, dengan 4.000 karyawan, Pindad telah memperoleh banyak pesanan dari TNI meskipun potensi dan kapasitas Pindad belum tergarap maksimal. Bahkan, secara bisnis dan keuangan, Pindad dipandang telah bankable oleh perbankan. Terkait prosedur keamanan yang sangat ketat dan berlapis, prosedur ini ditempuh karena pihaknya belajar dari kasus pencurian senjata yang pernah dilakukan oleh oknum pegawai Pindad. Sehingga ini merupakan bentuk pencegahan.






Baru-baru ini, PT Pindad (Persero) turut berpartisipasi dalam acara Asia Pasific Intelligence Chiefs Conference (APICC) 2013
Dalam acara yang diselenggarakan sejak tanggal 17-20 Juni 2013 ini, diikuti oleh 100 lebih peserta konferensi yang merupakan pemimpin intelijen militer yang berasal dari 29 negara di wilayah Asia Pasifik seperti Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Kanada, China, Pakistan, Jepang, Laos, Perancis, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Korea, Thailand, Inggris, Vietnam, dan lain-lain. Tentara Nasional Indonesia dan US Pasific Command Amerika Serikat menjadi co-host dalam penyelenggaraan konferensi kali ini yang bertemakan Strengthening Cooperation to Meet Evolving Security Changes.

Bersama dengan dua Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) lain, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero), PT Pindad menampilkan beberapa produk alutsista andalannya seperti Senapan SS2-V1, SS2-V4HB, SS2-V5A1, dan PM2-V1 serta Pistol G2 Combat dan Elite. Selain produk senjata, Pindad juga menampilkan produk kendaraan tempur Anoa 6x6 dalam bentuk mock up. Selain perusahaan industri strategis dalam negeri, beberapa perusahaan dari Amerika Serikat juga berpartisipasi dalam acara ini seperti Field Information Support Tool (FIST), Asia Pasific Advance Network (APAN), dan National Geospatial Agency (NGA).
Beberapa peserta konferensi dari berbagai negara Asia Pasifik mengunjungi stand PT Pindad dan melontarkan pujian tentang produk senjata yang keseluruhannya diproduksi di Indonesia. Kata-kata pujian seperti exceptional weapon, very good weapon, dan excellent weapon tampak terdengar dari mereka. Pujian tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi dari beberapa negara internasional mengenai produk PT Pindad.



PRODUKSI PINDAD

SENJATA
PT Pindad sukses memproduksi berbagai senjata ringan yang sudah digunakan TNI dan Polri,
 misalnya:

 

SENAPAN SERBU

Jenis senapan serbu SS2-V1 hingga V5 yang diproduksi oleh PT Pindad di Bandung.
S2, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. 
Desain lebih ergonomis, tahan kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. 
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO. 
Berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. 
Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. 
Beberapa kali menjadi senjata andalan dalam kejuaraan bertaraf internasional.

SS1, kaliber 5,56 x 45 mm
SS2, kaliber 5,56 x 45 mm


 

SENAPAN MESIN
SPM2, kaliber 5,56 x 45 mm
SM3, kaliber 5,56 x 45 mm

PISTOL
P1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
P2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
R1, kaliber .38
R2, kaliber .38

PISTOL MITRALIUR / (Submachine gun)
PM1, kaliber 9 x 19 mm Parabellum
PM2, kaliber 9 x 19 mm Parabellum

SENAPAN RUNDUK / (Sniper Riffle)
SPR-1 kaliber 7,62 x 45 mm
SPR-2, kaliber 12,7 x 99 mm
SPR-3, kaliber 12,7 x 99 mm

 


LAINNYA
Meriam howitzer Pindad ME-105, kaliber 105mm

 



KENDARAAN MILITER
PINDAD ANOA 4x4 (Kendaraan taktis ARMOURED PERSONNEL CARRIER)
PINDAD ANOA 6x6  
PINDAD ANOA CANON  
Combat VEHICLE
Water Cannon M1W-40
Kendaraan RPP-M
Special function Vehicles


 

SPESIFIKASI PANSER ANOA 6x6
Berat : 11 ton, 14 ton (combat)
Panjang : 6 m
Lebar : 2.5 m
Tinggi : 2.5 m / 2.9 m (varian FSV)
Awak : 3 10 penumpang
Mesin : Renault MIDR 062045 diesel turbo-charged 6silinder inline
paket pendingin Behr 320Hp
Transmisi Otomatis, ZF S6HP502, 6 maju, 1 mundur
Suspensi Independen
batang torsi Ground clearance 40 cm
Kapasitas tangki 200 liter
Daya jelajah 600 km
Kecepatan 90 km/jam

PERSENJATAAN
Senapan mesin 12.7 mm
granat CIS 40 AGL
Senjata pelengkap 2x3 66 mm
peluncur granat asap



































PRODUKSI NON MILITER

MESIN INDUSTRI
lini produk Air brake prods
Air reservoir
Brake cylinder
Compressor set
Dual chamber air dryer
Dummy coupling
Isolating cock
distributor valve
Operating valve
Pipe brake coupling
Slack adjuster

PERALATAN KELAUTAN
Naval seat
Jasa Steering gears
Towing winch Kelautan
Tuna long line equipment

CRANE
Dbl drum mooring winch
Electric anchor winch

LAIN-LAIN
Generator alternator (elektronika)
Vacuum Circuit Breaker (elektronika)
Laboratorium (Multi-industri)
Palm Oil Refinery and Mill Plant (multi industri-EPC)
Motor traksi (Transportasi)
Perlengkapan rel kereta
Produk-produk cor
Produk-produk stamping
Produk-produk tempa


Menjadi harapan yang tak berlebihan, Jayalah terus INDONESIA.......



















28 Agustus 2012

DIRGANTARA INDONESIA BANGKIT


PT. Dirgantara Indonesia (DI) 
Indonesian Aerospace Inc. 

Adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya diIndonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000. 

Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.

26 Agustus 2012

AKU MENYEBUTNYA ALUR (Menengok suara Hati)

Tinggalkan kami disini, dengan hati saja...
Meski samar, dengan lentera tua nan usang ini maka hati kami tersinari;
Bukan apa-apa...
Sebab hanya ingin menjaga keyakinan jika diujung sana masihlah ada jalan keluar.
Yang remang-remang ini, bahkan tak terpungkiri terkadang gelap menyelimuti;
Adalah kekuatan kami untuk bersama, meyakini tanpa berlebih perasaan suci...
Tak tersandera oleh realita dan suguhan mustahil dalam kedok putus asa...
Biar saja sederhana, biar saja tiada mengapa dalam buai senyap sepi....
Api tak hanya tercipta dari sebuah percik rumit batu jentera;
Tapi hati telah membakar sebagian ruangnya hingga menjelma sebagai pelita jiwa.
Juni ditahun ini, apalah bedanya dengan agustus sekian masa tahun berlalu ??
Tapi sebenarnya aku berbohong, banyak hal telah kau ubah pada rentang Juli tahun ini.
Begitu baik kau memerankan interfal hari siang dan malam Juni, hingga rongga masa maya bulan Juli.

21 Agustus 2012

LEBARAN KETIGA DIBERANDA HATI




  • "Datanglah abang, seribu tamu yang terundang tak menyimpulkan apa-apa bagiku, selain perih “

    Pendaran cahaya meredup sesaat terpajang kalimah sebelum nanar terasa dimata…
    Berhimpitan menyeruak selaksa kilas suka duka, menggebrak menghempas kenangan sekian episode cerita…
    Ramadhan terakhir aku masih yakin, bila aku tak akan pernah sendiri.
    Ada engkau saudaraku....