10 Juni 2013

SOEHARTO, SETITIK YANG MEMBESAR


In Memory of President Soeharto
(Kata favorit beliau kepada saya)

“Untuk mencapai keamanan bagi penduduk di Indonesia, saya dan tim keamanan Indonesia harus menerapkan Shock DoctrineDemi keamanan negara tidak ada kompromi, apalagi jika nyawa telah hilang. All bets are off, if pemberontak seperti GAM, RMS, OPM, NII, DITII, membunuh anggota ABRI. Satu anggota ABRI berbanding 1000 pemberontak.
“The Old Soldier Never Die, they are fade away.”
They will hate me now, but in the long run, they’ll thank me for the security I’d provide....
Prosperity is not a gift, it’s hard work. Everybody should learn to work hard to get it ” .


Pertanyaan saya yang selalu menjadi bahan pemikiran beliau adalah :
“Mr. President, which one you choose, to save one son or to save 200 million of your sons? “ 

“If you have to scarified your life so million can live, would you do it, Mr. President ?”

Jack Soetopo

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

 "Den Bagus tahi mabul! Den Bagus tahi mabul "
Tak ada yang menyangka 40 tahun kemudian, anak kecil berdada telanjang dari desa terpencil itu dilantik menjadi Presiden RI kedua. Nasib manusia memang milik Sang Pencipta.

Arti ledekan itu kira-kira si raden tahi kering. Sudah enam puluh tahun, tapi Soeharto masih mengingat ejekan yang dilontarkan temannya dulu.
Ketika belum 40 hari, Soeharto dibawa ibunya ke Mbah Kromodiryo, yang masih kerabatnya. Sakirah sakit sehingga tak bisa menyusui anaknya. Di pelukan Mbah Kromo Soeharto menemukan kasih sayang. Mbah Kromo memberi makan Soeharto, merawatnya kala sakit, dan mengajar mengenal kehidupan desa. Soeharto kecil sangat akrab dengan kehidupan petani beserta sawah dan kerbaunya.

"Memang terasa sekali sampai sekarang betapa sayangnya beliau pada saya ". 
(dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH).

Setelah berusia empat tahun, Sakirah menjemput Soeharto. Kemudian mengajak putranya itu tinggal bersama suami barunya yang bernama Atmopawiro.

Mbah buyut Soeharto, Notosudiro masih ada hubungan dengan pengawas di keraton, karena itu masih dipanggil Den. Dari situ pula Soeharto sering dapat ejekan. Kehidupan Soeharto melarat. Dia merasa risih dipanggil Den.

"Saya selalu menolak dipanggil begitu, tapi mereka terus juga menjengkelkan saya ".

Kehidupan masa kecil Soeharto tak selalu menyenangkan. Banyak juga sakit hatinya.
Ceritanya saat itu Mbah Notosudiro pulang membawa baju. Soeharto yang baru berumur lima tahun disuruh mencoba baju tersebut. Saat itu Soeharto belum punya pakaian. Dia masih bertelanjang dada dan hanya punya celana pendek selutut. Setelah baju dicoba, ternyata Mbah Notosudiro malah memanggil sepupu Soeharto yang bernama Darsono. Baju itu diberikan pada Darsono. Soeharto pun sakit hati. Apalagi dia tahu anak budenya itu sudah punya baju.

"Saya merasa nista. Saya nelangsa sedih sekali. Waktu itu saya merasa hidup ini kok begini. Saya berpikir, kami sama-sama cicitnya, tetapi diperlakukan lain. Mas Darsono sudah mempunyai baju, sedang saya belum. Mengapa saya tidak dibuatkan dan yang dibuatkan itu malah Mas Darsono ?"

Ayah kandung Soeharto, Kertosudiro, akhirnya menitipkan Soeharto pada adik perempuannya yang bersuamikan mantri tani bernama Prawirodiharjo. Kehidupan ekonomi keluarga ini lumayan baik. Soeharto pun disekolahkan dan diterima dengan kasih sayang. Dia pun betah tinggal di Daerah Wuryantoro ini.
Baru satu tahun, ayah tiri Soeharto Atmopawiro menjemput Soeharto. Katanya Sakirah kangen bertemu Soeharto. Mereka juga menjanjikan Soeharto cuma liburan dan nanti boleh kembali ke rumah Prawiro. Tapi ternyata janji tinggal janji. Soeharto kembali tinggal di Kemukus selama satu tahun sebelum akhirnya dijemput Prawiro kembali.
Soeharto mengagumi Pak Prawiro dan pekerjaannya sebagai mantri pertanian. Soeharto juga mulai mencintai kehidupan petani.

"Ketekunan dan kreativitas Pak Prawiro itu memberikan inspirasi kepada saya. Semangat saya dijadikannya hidup ".


Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.






Sosok Kontroversial yang Berpandangan Positif
Mangkatnya mantan Presiden Soeharto mengundang berbagai reaksi dari para pemimpin negara lain dan tokoh dunia. Mulai dari negara-negara tetangga sesama anggota ASEAN, hingga belahan benua lain, seperti Australia dan Amerika Serikat.
Para pemimpin di Asia Pasifik pun mengingat sang Smiling General sebagai sosok yang kuat. Terlepas dari sejumlah kasus pelanggaran HAM yang terjadi semasa Soeharto berkuasa, mereka memuji keberhasilannya mengantarkan Indonesia menjadi negara yang modern.
“Hubungan yang telah terjalin antara kedua negara (Malaysia-Indonesia), membawa banyak keuntungan bagi kedua negara. Ikatan yang erat juga membuat Malaysia merasakan kehilangan mendalam atas berpulangnya Pak Harto.” 
Dibawah ini beberapa kesan yang tertuang sehubungan wafatnya beliau:

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi
“Sebagai salah satu pendiri ASEAN, mantan Presiden Soeharto adalah salah satu yang memiliki visi sebagai pelopor dalam menegakkan perdamaian wilayah ASEAN, untuk saling menghargai dan memahami. Soeharto juga telah membantu negosiasi perdamaian antara pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front, yang merupakan kelompok pemberontak di Mindanao, selatan Filipina. Saya menyampaikan simpati dan duka mendalam dari seluruh rakyat Filipina atas meninggalnya beliau.”
Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo.
“Beliau merupakan sosok yang sangat kontroversial. Pada kasus tentang HAM dan Timor Timur (Timor Leste), banyak pihak yang tidak sepakat dengan langkah yang diambilnya. Meski demikian, pada masa pemerintahannya, Indonesia mengalami modernisasi yang terjadi bersamaan dengan tantangan politik, sosial, dan ekonomi. Dan hingga terjadinya krisis moneter Asia pada 1997, Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang cukup signifikan.

PM Australia Kevin Rudd
“Soeharto memiliki visi yang sangat bagus dalam membangun masyarakat di Asia Tenggara menjadi kuat dan berpandangan positif terhadap Australia.”

Mantan Menlu Australia Alexander Downer
“Dia adalah seorang sultan besar dari negara yang juga besar. Dan yang dianggapnya pahlawan bukanlah (George) Washington ataupun Jefferson, tapi para sultan di Solo, Jawa Tengah.”

Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew
“Tidak mungkin bagi kami untuk melupakan masa lalu, tapi Timor Leste harus memaafkan beliau. Dan saya meminta kepada rakyat untuk mendoakan Soeharto sebagai mantan presiden Indonesia.”

Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta
“Semoga mantan Presiden Soeharto bisa beristirahat dengan damai.”

Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda
“Soeharto merupakan sosok politisi penting. Masa pemerintahannya ditandai dengan stabilitas di Indonesia.”





DUKA BANGSA PULA
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana.
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).
Sementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta. Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto. 

Jika ingin menyelami Soeharto, maka otobiografi Soeharto:
"Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya" adalah media yang tepat.
Di buku yang dirilis 1989 inilah Soeharto bicara banyak hal,
termasuk Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).
Selama ini, banyak kalangan menuduh Supersemar adalah alat Soeharto
untuk naik ke pentas kekuasaan.

Dalam otobiografinya, Soeharto yang langsung membubarkan PKI
begitu mendapatkan Supersemar dari Presiden Soekarno, menjawab tuduhan itu
di halaman 173:
 
"Memang setelah saya umumkan tentang adanya "Supersemar" itu, dipersoalkan orang,
apakah surat perintah itu hanya satu "instruksi" Presiden kepada saya,
ataukah satu "pemindahan kekuasan eksekutif yang terbatas?"
Menurut saya, perintah itu dikeluarkan di saat negara dalam keadaan gawat
di mana integritas Presiden, ABRI dan rakyat sedang berada dalam bahaya, sedangkan keamanan, ketertiban dan pemerintahan berada dalam keadaan berantakan.
Seperti saya nyatakan di depan Radio dan TVRI di pertengahan Juni 1966,
saya tidak akan sering menggunakan Surat Perintah 11 Maret tersebut,
lebih-lebih kalau surat perintah itu belum diperlukan.
Mata pedang akan menjadi tumpul bila selalu digunakan ".


Sebagai perbandingan saya kemukakan, segerombolan monyet yang menyerang ladang jagung si Polan dapat diusir hanya dengan tepukan tangan penjaganya. Oleh karena itu, tidaklah baik memobilisasi satu kompi kendaraan berlapis baja, jika cuma untuk mengusir segerombolan kera.
Lima tahun kemudian, untuk pertama kalinya saya jelaskan latar belakang dan sejarah lahirnya "Supersemar" itu, karena rakyat Indonesia memang berhak mengetahuinya.
"Supersemar" merupakan bagian sejarah yang sangat penting untuk meluruskan kembali perjuangan bangsa dalam mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan memberi isi pada kemerdekaan.
Berkenaan dengan ini, beberapa kali saya telah menolak prakarsa untuk memperingati hari lahirnya "Supersemar" secara besar-besaran. Ini untuk menghindarkan timbulnya mitos terhadap peristiwa itu atau terhadap diri saya sendiri. Saya tidak pernah menganggap "Supersemar" itu sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan. Surat Perintah 11 Maret itu juga bukan merupakan alat untuk mengadakan coup secara terselubung. "Supersemar" itu adalah awal perjuangan Orde Baru.

 
Bagi saya pribadi buku ini adalah Isi buku yang begitu sempurna, sangat baik dibaca oleh siapapun termasuk anak-anak karena sangat mendidik, berbudi pekerti dan berdedikasi.


5 Kunci Sukses Soeharto
Soeharto hidup dengan memegang falsafah Jawa. Dia selalu merenungi nasihat-nasihat yang kemudian dijadikannya prinsip hidup. Diresapinya kalimat-kalimat yang mengandung arti kebajikan dan pesan itu.

Dari ayah tirinya Atmopawiro, Soeharto mempelajari spiritual. Soeharto selalu puasa Senin Kamis dan tidur di tritisan atau di bawah ujung atap di luar rumah.

"Pada masa itu saya ditempa mengenal dan menyerap budi pekerti dan filsafah hidup yang berlaku di lingkungan saya. Mengenal agama dan tata cara hidup Jawa," kata Soeharto dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. 
Apa saja deretan kunci hidup beliau, berikut pituturnya:
1. Aja kagetan, aja gumunan dan aja dumeh
Pada masa kecil di bawah bimbingan ayah tirinya Atmopawiro, Soeharto mulai mengenal falsafah Jawa. Saat itu pula Soeharto mengenal ajaran tiga 'aja'. Aja kagetan, aja gumunan dan aja dumeh.

Artinya kira-kira jangan kagetan, jangan heran dan jangan mentang-mentang. Hal ini diresapi betul oleh Soeharto.

"Ini kelak jadi penegak diri saya dalam menghadapi soal-soal yang bisa mengguncangkan diri saya," kata Soeharto. Inti ajaran ini bermaksud untuk menanamkan sikap sabar, tenang, dan tidak sombong. Bila orang ingin berhasil dalam kehidupan bermasyarakat, keyakinan pada diri.

2. Hormat kalawan gusti, guru, ratu lan wong atuwa karo
Prinsip hidup 'Hormat kalawan gusti, guru, ratu lan wong atuwa karo' selalu dipegang Soeharto sepanjang hidupnya. Artinya hormat pada tuhan, guru, pemerintah dan kedua orang tua.?

Ratu di sini dipakai sebagai lambang pemerintahan dan negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia di negaranya tidak mengabdi pada perorangan, melainkan pada nusa dan bangsa.

Sedangkan wong atuwa karo artinya tidak hanya kedua orangtua kandung. Pada mertua dan saudara tua pun harus berbakti.

"Sampai jadi presiden saya merasa tidak berubah dalam hal ini. Saya junjung tinggi ajaran ini dan saya percaya akan kebenarannya," kata Soeharto.

 3. Sa-Sa-Sa 
Sa-sa-sa atau 'tiga sa' ini juga merupakan salah satu falsafah hidup Soeharto. Sabar Atine, Saleh Pikolahe, Sareh Tumindake. Artinya kira-kira selalu sabar, selalu saleh dan taat beragama, dan selalu bersikap bijaksana.

Soeharto belajar agama sejak kecil. Ketika tinggal di Wiryantoro bersama pamannya yang bernama Prawirodiharjo, Soeharto belajar mengaji di langgar (musala kecil) dekat rumah. Suasana rumah pamannya yang religius juga menjadi bekal kehidupan rohani Soeharto.

Soeharto juga dekat dengan ilmu kebatinan. Tapi menurutnya ilmu kebatinan berbeda dengan klenik. Ilmu kebatinan adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.? "Sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita. Ilmu kebatinan itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mendekatkan batin kita kepada-Nya. Orang kadang-kadang salah kaprah, mengira ilmu kebatinan itu ilmu klenik," kata Soeharto.

4. Mikul dhuwur mendhem jero
Mikul dhuwur mendhem jero artinya menjunjung tinggi-tinggi, membenam dalam-dalam. Peribahasa ini mengajarkan cara anak berbakti pada orang tuanya. Seorang anak harus menjaga benar-benar nama baik orang tua, serta jasa-jasanya pada negara. Harus dijaga dan jangan sampai menodainya.

Sebaliknya jika ada kesalahan orangtua, anak tak perlu mengungkit-ungkitnya. Lebih elok jika dimaafkan. Anak juga harus memperlakukan orang tua dengan baik semasa hidup dan ketika sudah meninggal.

Soeharto pun mengajarkan prinsip Mikul dhuwur mendhem jero ini pada enam anaknya.

5. Sugih tanpa bandha 
Pepatah ini lengkapnya berbunyi Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala, digdaya tanpa aji dan menang tanpa ngasorake. Artinya kaya tanpa kekayaan, menyerbu tanpa bala tentara, kuat perkasa tapi ajian, menang tanpa ada yang merasa dikalahkan.

Sugih tanpa bandha juga berarti segala perbuatan manusia didasarkan atas keikhlasan batin tanpa pamrih. Nglurug tanpa bala bisa diartikan merasa diri berharga bukan karena ditakuti, disegani melainkan karena kemampuan untuk setia pada apa yang kita yakini.

Digdaya tanpa aji, menang tanpa ngasorake berarti seseorang menjadi perkasa, menjadi pemenang, menjadi raja bukan karena punya kesaktian atau kekuatan tempur luar biasa. Tetapi memiliki kemampuan untuk memelihara ketentraman dan kedamaian hidup.



Adalah benar Presiden RI pertama, Ir. SOEKARNO mengatakan " BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG BISA MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWANNYA " . Bagaimanapun titik tolak pembangunan negara ini adalah sebagian besar dari buah tangan dingin SOEHARTO, pantas jika beliau dijuluki " BAPAK PEMBANGUNAN " karena dari sumbangsih ketekunan, keuletan dan kebijakan beliau juga (terlepas dari minus plusnya, pro kontra yang melatari) adalah arah kedewasaan berbangsa dan bernegara bangsa besar ini, INDONESIA.....