20 November 2013

PM AUSTRALIA AROGAN DEMI DENDAM, MENEPIS SEJARAH SUPERIOR INDONESIA ERA TRIKORA

Tolak Minta Maaf, Perdana Menteri Australia Arogan
PM Australia MENOLAK meminta maaf terkait aksi penyadapan badan intelijen negara itu terhadap Presiden SBY, first lady, JK dan sejumlah menteri Indonesia. Sikap arogannya seolah ingin memuaskan dendam sejarah atas superioritas Indonesia terhadap Australia di era 60-an atau membungkam opini kekalutan pemerintahannya yang merasakan pergerakan diplomatis kekuatan politik internasional, ekonomi dan  militer Indonesia dewasa ini. Maklum, para dukun klenik moyangnya menganggap Indonesia adalah bagian inti dari ramalan kehadiran musuh dari utara. 

"Semua pemerintahan mengumpulkan informasi dan setiap pemerintahan tahu bahwa pemerintahan yang lain juga mengumpulkan informasi, Jangan harap Australia akan meminta maaf karena telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi negara baik sekarang maupun di masa lalu. Demikian juga negara lain, tidak akan meminta maaf karena mengambil tindakan serupa dengan yang dilakukan oleh pemerintahnya. "  
(Tony Abott dalam pidatonya di hadapan parlemen Australia).



Duduk sama rendah, berdiripun sama tingginya. Tak ada manusia yang lebih mulia dari manusia lainnya. Begitu pula bangsa didunia ini, tak ada satupun bangsa di atas bumi ini yang lebih superior dari bangsa lainnya sehingga tak ada satupun bangsa yang bisa melakukan tindakan semena-mena terhadap suatu bangsa lainnya, dengan ALASAN APAPUN !
Inti sebuah bangsa adalah manusia yang sama sebagai makhluk Tuhan. Makhluk yang sama mengais kehidupan didunia, makhluk yang sama menginjakkan kaki di bumi dan makhluk yang sama dipayungi langit semesta raya. Setiap manusia membawa peran berbeda dalam kehidupannya, setiap bangsa membawa alur yang berbeda dalam sejarahnya. Semua jelas, agar saling melengkapi satu kekurangan dengan kelebihan lainnya hingga keseimbangan tertata dan terjaga dan kehidupan terus berjalan melingkupi seluruh jagat semesta. Jika hal ini di sadari dalam konsep berbangsa diantara bangsa-bangsa diseluruh dunia, barangkali bagi setiap bangsa, terbitnya matahari adalah hal yang paling ditunggu dengan segala senyum ceria. Tapi jika itikad bersahabat dengan bangsa lainnya telah tiada, maka tenggelamnya matahari adalah kebangkitan horror yang paling dibenci oleh setiap anak bangsa diseluruh pelosok dunia. Karena malam adalah cara halus kegelapan menyokong sendi-sendi kejahatan. Malam adalah tidur yang menandakan sisi kelemahan, dan malam adalah peluang untuk lebih leluasa menikam. Sementara maksud Tuhan menciptakan makna malam sebagai penyempurna kehidupan penuh kemuliaan.
Sejarah mencatat,
Ketika Indonesia merupakan negara keempat yang mengoperasikan pesawat pembom taktis. Indonesia juga negara pertama di belahan bumi selatan yang mengoperasikan jet tempur yang memiliki kecepatan Mach 2. Tu-16 dibeli untuk menutupi kemampuan B-25 yang terbatas, yang kala itu AURI harus melawan AUREV (AU Permesta). B-25 yang ada saat itu malah merepotkan, karena daya jelajahnya terbatas, sehingga pangkalannya harus digeser. Hal yang tidak efektif tersebut diperparah ketika AS mengembargo suku cadangnya.


Saat itu keberadaan Tu-16 memang menakutkan. Dengan jangkauan terbang hingga 7200 km, kecepatan hingga 1050 km/jam, dan ketinggian terbang hingga 12800 km, wajar saja membuat AURI disegani. Tu-16 dioperasikan dibawah kendali Wing Operasi 003, membawahi Skadron 41 (14 unit Tu-16 Badger A) dan Skadron 42 (12 unit Tu-16 Badger B KS).

Tu-16 adalah pesawat pengebom paling ditakuti di era 1960an. Berkat hubungan baik Soekarno dan Uni Soviet, Indonesia bisa memiliki 14 pesawat TU-16 dan 12 pesawat TU-16 KS. Padahal baru beberapa negara yang punya pengebom strategis sejenis itu. Di Blok Barat baru Amerika Serikat dan Inggris yang punya pengebom jarak jauh.

TU-16 yang disebut Badger memang menakutkan. Panjangnya 34,8 meter sementara rentang sayapnya 33 meter. Mampu terbang 7.200 km dengan kecepatan maksimal 1.050 km/jam. Pesawat ini bisa membawa bom hingga 9 ton. Selain itu dipersenjatai peluru kendali udara ke darat, rudal anti kapal selam, bahkan bisa membawa bom nuklir jika dibutuhkan.

Soekarno membeli pesawat canggih ini guna menghadapi Belanda dalam konfrontasi memperebutkan Irian Barat. Tak cuma TU-16, AURI juga membeli puluhan jet serang Mig-15, Mig-17 dan Mig-19. Saat itu Indonesia dikenal sebagai negara paling kuat di bumi bagian selatan.

"Dengan kekuatan udara yang besar, Indonesia mempunyai bargaining position yang kuat terhadap beberapa negara besar seperti Belanda, Inggris dan Australia. Dalam diplomasi pembebasan Irian Barat atau Trikora, begitu kuatnya Angkatan Udara Indonesia, hingga mampu memaksa Belanda meninggalkan Bumi Cenderawasih," (ditulis dalam buku Bakti TNI AU 1946-2003).
Pada saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer Indonesia yang didukung besar-besaran oleh teknologi militer terbaru dari Uni Sovyet, bayangkan hampir 200an jet tempur Soviet dikirim ke Indonesia dan beberapa pesawat angkut taktis lainnya ketika pada tahun 1960, Belanda masih bercokol di Papua. Tentu Belanda adalah hal remeh ketika masa itu bagi Indonesia yang masih begitu muda usianya.

Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang tipu muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda. Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Presiden Soekarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah :

* Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda

* Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat.
* Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.

Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran berupa kekuatan armada laut dan udara militer tercanggih di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat itu, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan dan bahkan mengalahkan kekuatan militer Australia. Senjata serbu AK-47 menembus angka fantastis yang digunakan militer Indonesia.


Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salah satu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Setelah tiba di Indonesia, kapal ini berganti nama menjadi KRI Irian. Kapal dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Uni Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. Bandingkan saja dengan kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma yang hanya berbobot 1600 ton.

Tak cuma kapal perang, Indonesia juga mempunyai 12 kapal selam kelas Whiskey dari Uni Sovyet yang hampir seluruhnya di persenjatai Torpedo jenis SEAT-50. Torpedo fire and forget ini merupakan torpedo terbaik pada zamannya dan hanya Rusia serta Indonesia yang memiliki torpedo jenis ini.

Diantara dari ke-12 kapal selam ini diberi nama :



KRI Cakra-401.                   Status : Masih aktif hingga kini.
KRI Nanggala-402.             Status : Masih aktif hingga kini.
KRI Nagabanda-403           Status : Masih misteri
KRI Trisula-404                  Status : Masih misteri
KRI Nagarangsang-405     Status : Masih misteri
KRI Tjandrasa-406             Status : Masih misteri
KRI Tjundamani-408         Status : Masih misteri
KRI Alugoro-407               Status : Masih misteri
KRI Widjajadanu-409       Status : Masih misteri
KRI Pasopati-410.             Status : Sekarang menjadi monumen di Surabaya
KRI Hendradjala-411       Status : Masih misteri
KRI Bramasta-412            Status : Masih misteri

Semua nama kapal selam diambil dari nama senjata dari dunia pewayangan. 9 dari 12 jumlah kapal selam yang dimiliki Indonesia hingga kini keberadaannya masih misterius dan menjadi rahasia militer dan pemerintah Indonesia. Beberapa ahli militer luar dan dalam negeri mengungkapkan beberapa versi dugaan, namun sebuah isu menjelaskan jika kapal selam mematikan tersebut masih menjaga samudera Indonesia dengan sangat rahasia setelah sempat dititipkan sebagai aset militer Indonesia dinegara asalnya, Rusia.
Puluhan kapal tempur kelas Corvette juga diberikan kepada pemerintah Indonesia dimasa itu. Fungsi Corvette pada masa itu ialah sebagai penjaga atau pengiring dari kapal perang terbesar milik Indonesia KRI Irian. KRI Tjiptadi-881 yang merupakan salah satu dari Corvette bantuan Uni Sovyet. Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur, Jumlah yang sangat Fantastis untuk sebuah negara yang baru merasakan kemerdekaan pada masa itu.
Setelah Trikora berakhir. TU-16 Badger pun pernah dipakai AURI untuk menggertak Australia. Saat itu Indonesia berkonfrontasi dengan Inggris dan Malaysia dalam Dwikora.
Tahun 1963, AURI mengerahkan tiga TU-16 Badger A untuk menyebarkan pamflet di daerah musuh. Satu pesawat menuju ke Serawak, pesawat kedua diterbangkan ke Sabah. Sementara pesawat ketiga terbang ke Australia.

Misi penerbangan Tu-16 ke Australia dipiloti Komodor Udara Suwondo. Khusus ke Australia, AURI tidak menyebarkan pamflet. Pesawat itu membawa peralatan militer berupa perasut, alat komunikasi dan makanan kaleng.

Barang-barang itu akan didrop tepat di Alice Springs, di tengah benua Australia. Maksudnya jelas, sebagai perang psikologis. Pesawat pengebom Indonesia mampu terbang ke atas Malaysia dan Australia tanpa diketahui lawan.

Pada pukul 01.00 WIB kala itu, TU-16 Badger terbang meninggalkan markas mereka di Madiun menuju ke Australia. Pesawat itu terbang rendah guna menghindari radar dan di jantung Australia, para kru pesawat menjatuhkan barang bawaan tadi. Semuanya berjalan lancar, tanpa gangguan. Tak ada halangan dari pesawat pemburu F-86 milik Australia, atau roket-roket anti pesawat udara.

Usai melaksanakan misi penerbangan, pesawat kembali ke Madiun dengan selamat. Mereka sampai pukul 08.00 WIB. Artinya, misi 'penyusupan dan pengeboman' dari Madiun ke Australia dan kembali lagi ke Madiun hanya butuh waktu delapan jam.

Diketahui kemudian, pemerintah Australia sangat shock saat menemukan barang-barang yang diterjunkan dari TU-16 milik AURI. Mereka panik dan tak menyangka pengebom raksasa milik Indonesia itu bisa hilir mudik diangkasa benua kanguru itu tanpa terdeteksi radar militer mereka.
Bayangkan, jika saat itu yang diangkut adalah untaian bom seberat 9.000 kg dan ditebar diatap markas militer atau pusat pemerintahan disana, beruntung hanya parasut dan makanan kaleng yang ditebar sekadar peringatan bagi Australia agar tak ikut celometan bersuara membela Malaysia dan Inggris. Kalau saat itu perang, bisa dibayangkan kerusakan seperti apa yang akan dialami Australia.
Namun, kejayaan TU-16 dan TU-16 KS dan raungan pesawat pancar gas AURI tak lama. Konflik 1965 dan politik Orde Baru membuat perkembangan militer Indonesia menjadi seret. Pemerintah Soeharto tak lagi mau menjalin kontak dengan Uni Soviet. Pesawat-pesawat canggih milik AURI yang berasal dari blok Timur pun kekurangan suku cadang bahkan tersiar isu jika sebagian diduga rusak karena disabotase.

Tahun 1970, kekuatan AURI nyaris tak bersisa. Cerita kebanggaan pernah menggertak Malaysia dan Australia pun tinggal kenangan masa lalu. So....
Di titik inilah barangkali membuat sedikit negara disekitar Indonesia menganggap sepi kekuatan Indonesia. Sementara pemimpin bangsa mereka justru lupa jika hal itu akan menjadi pengulangan fakta sejarah belaka. Bagaimanapun sinyalemen perkuatan TNI menuju setara hingga menjadi yang terkuat kembali adalah hal yang sebenarnya berusaha mereka pastikan tak pernah terjadi lagi, atau mimpi buruk mereka akan terulang kembali. Segala cara, dari tekhnik kolot devide et impera hingga penyadapan informasi beberapa petinggi negara Indonesia mereka lakukan. Embargo militer terkait isu HAM telah pernah diterapkan, namun jelas kiblat militer Indonesia semakin jelas dan tegas menuju pada arah kekuatan Rusia yang menjadi rival barat. Bahkan tak disangka, embargo justru memicu kebangkitan industri militer dalam negeri Indonesia semakin menunjukkan pamornya. Mereka tak pernah bisa membaca sejarah barangkali, bagaimana republik ini terlahir. Mereka mungkin sedang jaya saat ini, tapi tentu mereka lupa jika kejayaan negaranya itu tak akan pernah sanggup memadamkan citarasa darah perjuangan yang khas bangsa ini. Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas dan sekali merdeka tetap MERDEKA. Indonesia telah terbiasa dengan sengsaranya luka dan duka, berpoles air mata dan berbalur darah disekujur jiwa. Kematian dalam perjuangan demi hak bangsa dan negara adalah kebanggaan, serta memuliakan keyakinan kami beragama dalam janji syahid dalam medan laga. Bahkan sebagai gambaran anekdot, koruptor Indonesiapun akan memilih berperang melawan musuh-musuh Indonesia karena telah biasa berkuasa dengan nyaman dalam negeri yang benar-benar kaya seperti Indonesia.
Banyak futurolog memprediksikan bahwa Indonesia pada 2045 ataupun 2050 menjadi negara terkuat nomor delapan di dunia mengalahkan beberapa negara kuat yang ada sekarang ini, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya. Kemungkinan inilah yang menyebabkan Inggris termasuk Australia merasa inferior menghadapi Indonesia yang notabene dianggap calon penguasa dunia bersama Cina, karena sebab itulah intelijen Inggris dikabarkan menyadap rombongan Presiden SBY saat menghadiri KTT G-20 di London, Inggris. Dan seperti diketahui, hasil sadapan itu digunakan sebagai komoditas politis dalam upaya diplomatis mereka di liga bangsa-bangsa PBB. Disinyalir, Australialah yang sangat menikmati hasil perbuatan memalukan sekaligus memuakkan itu.

Kedepan, inilah pelajaran berharga bagi bangsa dan negara besar Indonesia kita ini. Cambuk sekaligus pemicu sebuah momentum kebangkitan bagi seluruh elemen NKRI agar lebih mawas diri. Tak ada garansi apapun atas sebuah perdamaian. Sebab jika ingin DAMAI, maka bersiaplah untuk PERANG. 
Seharusnyalah mereka yang telah mengusik serta selalu sinis kepada negeri inilah yang harus lebih berhati-hati. 
Sebab sekali lagi sejarah mencatat diseluruh literatur tentang perang modern paling menakutkan yang pernah terjadi sepanjang dua abad sejarah perang dunia yang ada, salah satunya adalah gerilya di Indonesia dan di Vietnam lah yang tercatat sebagai aib kekalahan negara-negara adikuasa. Diakui, jika tekhnik gerilya adalah ibu segala tekhnik perang dan dipercaya sebagai gaya perang asli bangsa Indonesia. Para Jenderal negara-negara dunia pasti mengetahui jika sosok militer Indonesia terdiri dari berbagai macam seni pertahanan diri, tekhnik tempur penuh variasi, kejutan, horror dan paling brutal dengan generasi muda penuh militansi, berbahaya bagi para musuh didalam negeri  dan  tak peduli dengan seberapa besar atau kuatnya lawan yang harus dihadapi.  Terkenal sebagai eksekutor elite, senyap, sulit dideteksi, dan memiliki materi mental dan fisik diatas rata-rata.
Barangkali terbiasa dalam kalimat nyeleneh Ora urus, ora ngerekan, gak pateken itulah yang membuat sebagian gaya pikir kami tak peduli siapa dan seberapa sengsara karena ulah kami bagi mereka atau apapun yang berdiri memusuhi merah putih. Silahkan berhitung ulang bagi mereka yang hendak merongrong kewibaan negara dari dalam atau luar Indonesia. Siapapun !
Semua tahu, Australia adalah sebuah bangsa sedekat antara ibu jari dan kelingking saja, artinya begitu nyaring jika sebuah jarum terjatuh diantara jalanan Jakarta atau di emperan toko dan perkantoran di Sydney. Kita akan saling mendengar bau selokan masing-masing. Tapi bukan menjadi alasan sebagai pembenar kegiatan ilegal personel atau pemerintah masing-masing diantaranya. Toh kita saling memiliki panduan sejarah yang tak akan mudah dipungkiri realitanya, apalagi jika merasa kemakmuran ada pada masyarakat mereka saat ini, maka pemerintah mereka akan dipastikan lebih memilih BERDAMAI dengan seluruh kenyamanannya daripada hasil segemilang apapun dari sebuah kalimat sederhana, PERANG dengan segala hasil dan konsekwensi BRUTALNYA !!
Jikalaupun Indonesia terasa mudah untuk ditaklukkan, tentulah bisa dipastikan jika hanya secuil sampah negara berupa boneka-boneka penguasa berdasi dan berperut buncit saja yang akan merengek meminta ampunan, menyerah, dan menjadi kacung hina bangsa penjajah, tapi bagi kami yang mencintai dan menghargai jerih payah pejuang-pejuang nan gagah berani tentu akan selalu gigih menjaga amanah kemerdekaan proklamasi 17 agustus 1945, kami akan sanggup berperang dengan siapapun anda yang mencoba hina dan injak kemerdekaan kami tanpa perlu kami berpikir bagaimana tentang hidup atau mati kami nanti. Kami pahami sangat dalam proses kebangsaan kami, sebagai bagian yang harus tercatat dalam sejarah peradaban dunia hingga titik akhirnya. Barangkali kami tercatat oleh anda sebagai bangsa barbar nantinya, tapi kami percaya bahwa kelak generasi kami akan mencatat dengan tinta emas perjuangan kami sebagai bagian sejarah heroik, patriotisme, militan dan tak kenal menyerah hingga pemuda-pemudi setelah kami akan bangga menjadi bagian yang dilahirkan dari  ras atau bangsa gagah lagi pemberani tanpa ragu akan garis takdir sebagai yang hidup atau yang mati jika semua demi kedaulatan negeri kami, REPUBLIK INDONESIA.
JAYALAH INDONESIA....MERDEKA !!

4 komentar:

  1. INDONESIA HARUS PUNYA KEKUATAN MILITER YG HEBAT, SEBAT INDONESIA PUNYA TETANGGA2 GILA. SEPERTI AUSTRALIA ITU KAN NEGARA ORA WARAS JADI INDONESIA HARUS WASPADA

    BalasHapus
  2. Merinding bacanya pas paragraf-paragraf atas, artikel yg LUAR BIASA!!!


    Birama 4/4 :
    ~~~~
    ~~~
    ~~

    HIDUPLAH INDONESIA RAYA~~~~~~~~~~MERDEKA !!

    BalasHapus
  3. Kami juga siap mati untuk merah putih..oh ya kawan2 kapan kita prrang lagi..mari kita gempur amerika dan austtalia

    BalasHapus
  4. Nasionalis dan sangat militan....itulah ciri khas bngsa indonesia dalam menghadapi bangsa asing yang akan mengganggu kedaulatan nkri.

    BalasHapus