12 Maret 2015

ICAL BOLEH TERJUNGKAL TAPI SU 35 PANTANG DITENTANG

 

Akhirnya, TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pesawat F-5 yang telah dipensiunkan kemarin.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan, keputusan pembelian pesawat tempur tersebut melalui proses yang panjang. Prosesnyawa diawali pembicaraan G to G antara Pemerintah Indonesia dengan Rusia dan dilanjutkan antara Kemhan kedua negara tersebut.


“Itu sudah menjadi pilihan bersama antara TNI dengan Kemhan dan sudah menjadi kesepakatan,” ujar Moeldoko usai mengikuti kegiatan TNI Mendengar dengan tema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2015).

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menanggapi keresahan para netizen yang menangkap gejala ketidaksepahaman antara TNI dan Kemenhan atas alotnya deal Su-35 adalah semata karena pengadaan pesawat tersebut harus melewati beberapa tahapan sebelum disepakati.

“Di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas”.
 
Dari hasil Wanjaktu inilah kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 untuk disepakati, berikutnya adalah kewenangan Kemhan untuk menjalankan proses administrasinya.
Keuletan dan ketekunan Russia untuk terus menjaga harmoni kerjasama bilateral dengan Indonesia nampaknya telah berjalan efektif. Rusia terus aktif mendekati pemerintah Indonesia untuk dijadikan mitra strategis di ASEAN. Salah satunya dalam bidang militer, pesawat terbaru Sukhoi Su-35 gencar ditawarkan. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan dalam pers rilisnya, Rusia berharap Indonesia menyetujui pembelian pesawat tempur Sukhoi jenis Su-35 untuk memperkuat pertahanan udara dalam negeri.

“Kami berharap kesepakatan pembelian Su-35 bisa terjadi. Kerja sama militer antara kedua negara sudah berlangsung sejak lama dan kami ingin bisa terus berlanjut, Rusia selalu siap jika memang nantinya Indonesia sepakat untuk membeli Su-35 demi menambah unit pesawat tempurnya.” ujar Galuzin di kediaman Duta Besar Rusia, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan memperbaharui armada tempurnya dengan membeli pesawat Sukhoi Su-35 Flanker. Pembelian ini dilakukan untuk mengganti pesawat F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang sudah semakin uzur.

Rencana pembelian Su-35 oleh TNI AU ternyata menjadi sorotan dunia. Sejumlah situs persenjataan dunia ikut menyoroti soal pembelian jet tempur canggih ini. Terbukti pembangunan alutsista TNI cukup dipantau dunia.

Situs airforce-technology.com dan defenseworld.net, laman yang membahas khusus kekuatan tempur udara ini merilis niat Indonesia membeli peralatan canggih buatan Rusia itu. Sebelumnya, isu SU 35 selalu menjadi berita hangat dan selalu dicermati oleh berbagai kalangan setelah Panglima TNI Jenderal Moeldoko tertarik mendatangkan pesawat tempur Sukhoi Su-35 untuk peremajaan armada tempur. Selain Sukhoi, Moeldoko juga sempat mempertimbangkan JAS-39 Gripen (dari Swedia) dan F-16 Block 52+ Fighting Falcon (dari Amerika Serikat).


Kebutuhan akan pesawat-pesawat ini disebabkan pesawat F-5E/F Tiger II yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14 harus “pensiun” karena usia. Penggantian pespur F-5 selain faktor teknis, faktor politik juga menentukan dalam memutuskan pembelian pesawat tempur tersebut.

Su-35 sendiri merupakan pesawat tempur generasi 4,5 buatan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association. Jika pembelian jadi dilakukan, Su-35 akan melengkapi jajaran Sukhoi yang sudah dimiliki TNI sebelumnya.

Jenis Sukhoi yang sudah dioperasikan oleh TNI AU adalah Su-27 dan Su-30. Su-27 masuk dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar.

Sementara itu, menurut Galuzin, Pemerintah Rusia menganggap Indonesia adalah negara penting untuk kerja sama pengembangan ekonomi dan militer.

“Rusia melihat masih banyak bentuk kerja sama yang bisa dilakukan dengan Indonesia, seperti di bidang konstruksi, militer. Bahkan, jika Indonesia berkenan, kami juga siap membantu pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai” .

Pada 2015, Indonesia dan Rusia akan melanjutkan proses kerja sama beberapa proyek, seperti proyek rel kereta api sepanjang 203 kilometer di Kalimantan Timur dan proyek pembangunan pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat. 

 










SU-35 MURNI TRAH SU-27
Ketika terjadi krisis Ambalat, beberapa pengamat meremehkan kekuatan sukhoi kita yang hanya dipersenjatai oleh seri 27 kala itu sedangkan punya Malaysia seri 30.
Faktanya, Sukhoi 30 jika tidak dikembangkan sendiri oleh negara yang bersangkutan (Seperti India dan China), akan riskan jika harus berhadapan dengan Su-27.
Dari sisi harga jual  Su-27 lebih mahal ($35 juta) dibandingkan varian standar Su-30 ($33 juta).
Kelebihan lain adalah Su-27 kecepatanya sanggup digeber hingga 2,5 mach sedang Su-30 cuma mentok di 2,0 mach. Selain itu, SU-27 memiliki kemampuan radar yang lebih baik dengan jangkuan mencapai 180 KM. Sedangkan kockpit Su-27 didesain untuk single menjadi lebih praktis daripada Su-30 yang berisi dua tempat duduk.


Walaupun Su-27 dianggap memiliki kelincahan yang mengagumkan, pesawat ini belum banyak dipakai pada petempuran yang sebenarnya. Pemakaian pesawat ini yang patut disebut adalah pada Perang Ethiopia-Eritrea, dimana pesawat-pesawat Sukhoi Su-27A Ethiopia dipakai untuk melindungi pesawat interseptor MiG-21 dan MiG-23. Pada perang itu, pesawat-pesawat Su-27 tersebut berhasil menghancurkan empat MiG-29 Eritrea. Konon, salah satu pilot yang berhasil menembak jatuh lawan adalah Aster Tolossa, yang menjadi wanita Afrika pertama yang memenangi sebuah pertempuran udara. 

Radar Su-27 terbukti menjadi masalah besar bagi lawan-lawannya ketika dalam pengembangan Su-27, Uni Soviet sangat ambisius untuk memenangkan supremasi udara dengan menginginkan kemampuan untuk menyergap multi target dan jarak pantau 200 km terhadap pesawat seukuran pengebom (RCS 16 meter persegi untuk sebuah Tu-16). Hal ini akan melampaui kemampuan deteksi radar APG-63 dari F-15 (sekitar 180 km untuk target ber-RCS 100 meter persegi) dan kemampuan radar Su-27 ini kira-kira setara dengan Zaslon phased array radar seberat 1 ton yang digunakan di pesawat MiG-31.
Pesawat Su-27 mempunyai sebuah display kepala tegak berkontras tinggi yang bisa disetel dan incaran yang dipasang di helm, dimana, bila dipasangkan dengan rudal R-73 dan kelincahan pesawat yang sangat tinggi membuat pesawat ini menjadi salah satu pesawat terbaik untuk pertempuran udara jarak dekat.



 
SU-27 Indonesia melalui PT. Pindad kabarnya sedang mengurus izin untuk membuat sendiri rudal yang cocok untuk Sukhoi TNI AU.
Tahun 2015 ini, Skuadron Udara 11 TNI AU telah lengkap terdiri dari 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 Flankers series, termasuk sistem kesenjataan dan avionika tercanggih yang sesuai dengan pemesanan 2013-2014. Kelengkapan persenjataan Su-27 Flankers series ini merupakan satu paket program penguatan kekuatan militer di udara.





Dari sisi persenjataan, Sukhoi Su-27 Flanker bisa dimuati peluru kendali berpemandu terdiri dari R-73, R-27ER, R-27ET, dan RVV-AEI. Sedangkan peluru kendali tak berpemandu yang bisa digotong adalah FAB-500M62/RBK-500/ZB-500, FAB-250M54, FAB-250M62, OFAB-100-120, B-8MI, dan B-13L.



Sukhoi Su-27 Flanker dengan manuver Pugachev-nya yang sangat menakutkan itu juga bisa membawa peluru kendali udara ke darat, yaitu Kh-29T, Kh-31P(A), Kh-59M, KAB-500Kr, KAB-1500Kr, selain 1.500 butir peluru munisi panas GSh-301 dari kanon 30 milimeter S-25.



Sejak awal pada Maret 2003, Indonesia membeli seluruh penempur TNI AU itu dari pabriknya, KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) di Rusia. Saat itu dua Su-27 SKM dan satu Su-30 Mk2 mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Maospati, Jawa Timur. Kedatangan kali kedua seri Sukhoi yang memiliki kemampuan di atas F-15 Eagle atau pesawat tempur generasi 4 ini adalah pada 2009 dan 2010.

AWESOME....WELLCOME SU-35
Sukhoi Su-35 merupakan model terbaru dari Su-27M Flanker, di mana terdapat peningkatan terhadap kemampuan superioritas tempur udara, dan didesain agar bisa menembak berbagai target dengan menggunakan peluru kendali maupun non-kendali.



Kehebatan Su 27 Flanker yang disempurnakan melalui kehadiran varian generasi 4++ nya, Sukhoi SU-35S yang mendapat julukan Super Flanker. Su-35S ini baru saja memasuki masa operasional di Angkatan Udara Rusia namun beberapa negara sahabat Rusia sudah antri untuk segera memilikinya juga.




SU-35S bisa dikatakan sebagai Jet Tempur Rusia paling canggih yang sudah Full Operasional, kemunculannya seolah mengisi kekosongan sekaligus penjembatan utama menuju generasi ke 5 yang masih dalam tahap uji coba yakni Sukhoi T-50 PAKFA (Perspektivny Aviatsionny Kompleks Frontovoy Aviatsii/Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation).




Di Masa mendatang Sukhoi SU-35S bersama T50 PAKFA bisa menjadi tandem yang menggetarkan kekuatan udara lawan, T50 sendiri direncanakan memasuki masa dinas pada tahun 2016 nanti. Karena merupakan pesawat generasi 4++ tentu saja kemampuam SU-35S secara teknikal berada diatas pesawat generasi 4 seperti Rafale, F18, F16, Eurofighter Tyyphon, Grippen NG, dll .






Super Flanker juga memiliki keistimewaan lain yakni SU-35S tak mudah untuk di endus radar lawan, meski SU-35S bukan pesawat siluman atau stealth seutuhnya layaknya generasi ke 5 seperti F22 Raptor atau F35 Lightning II. Jangkauan radar milik Super Flanker yang 2 lebih jauh ketimbang pesawat2 generasi 4 atau 4+ memungkinkan SU-35S melakukan aksi First Look-First Shoot-First Kill ,sebelum pilot lawan melihat super flanker, pilot SU-35S bisa lebih dulu menjatuhkan pesawat lawan tersebut.




Di sector mesin milik Su-35S jauh lebih bertenaga, mesin ganda 117S sangat superior dan irit setrum ketimbang Jet tempur lain, F16 misalnya. Berkat mesin yang dirancang NPO Saturn Research and Production Association, Daya Jelajah Super Flanker menjadi luar biasa jauh, bisa jadi menjadi yang terbesar dikelasnya. Sistem Avionik dan persenjataannya pun sudah ditanam dengan teknologi terkini, dibagian cockpit termpang 2 layar besar sebagai HUD utama layaknya generasi 5 Sukhoi T50 PAKFA. 






Spesifikasi Sukhoi SU-35S Super Flanker :

Awak : 1-2 Orang

Berat Maks. lepas landas : 34.500 Kg

Kecepatan Maksimum : mach 2,25

Daya Jelajah : 3.600 km

Ketinggian Maksimum : 18 Ribu Meter

Perancang : Tim Desain Sukhoi berdasarkan SU-27

Terbang Perdana : 1988

Produksi Perdana : 1995 (proses produksi kemudian dibekukan pada 1990-an akhir)

Pengembangan : Modernisasi SU-35 menjadi SU-35S ,diproduksi ulang pada 2006

Terbang Perdana SU-35S : 2008

Operator : AU Rusia telah memesan 48 unit hingga 2015

Muatan : Hingga 8 Ton

Senjata : Kanon Internal 30 mm, Misil Udara ke Udara (AAM), Udara ke Permukaan (SAM).




Keunggulan SU-35S :

•Pesawat Multiperan dengan kemampuan maneuver tinggi

•Memiliki Sistem Avionik dan Elektronik paling canggih

•Jangkauan Radar lebih jauh dengan pengenalan multitarget

•Mesin Ganda 117S dengan system Vectoring

•Sulit Diendus Radar (Semi Stealth)

•Mampu menembakkan rudal secara rearward-firing (menembak ke belakang)


 



Rusia berharap agar Indonesia kembali melirik produk pesawat tempur buatan negara tersebut yaitu pesawat tempur Sukhoi Su-35. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Direktur dari Rosoboronexport, Victor Komardin pada vietnamese.ruvr.ru pada bulan November lalu.





Komardin juga mengungkapkan bahwa semua sudah tahu bahwa Angkatan Udara Republik Indonesia telah mengadakan latihan militer bersama dengan Angkatan Udara dari Australia.



Dalam kegiatan latihan bersama tersebut Sukhoi SU-30 mampu menunjukkan performa yang sangat bagus. Hal ini mengindikasikan kepada Rusia bahwa Indonesia mungkin saja tertarik untuk membeli Sukhoi Su-35 yang ditawarkan oleh perusahaan Rusia tersebut.



Pesawat tempur Sukhoi Su-35 adalah pesawat tempur kelas berat. Pesawat tempur buatan Rusia ini merupakan hasil pengembangan dari Su-27 atau Su-27M. Awalnya, perusahaan merancang pesawat tempur ini agar dapat bersaing dengan F-16 Fighting Falcon dan F-15 Eagle.



Pesawat Tempur Su-35 sendiri adalah seri flanker terakhir dan sekaligus menjadi pengisi kekosongan antara generasi 4 dengan generasi 5 sehingga pesawat tempur ni dapat dimasukkan kedalam generasi 4++.




Implikasi kepemilikan SU-35S bagi Indonesia (TNI AU)

Kemunculan sukhoi SU-35S kemungkinan memang telah mendapat perhatian dari Kementrian Pertahanan dan Angkatan Udara, di masa mendatang pembelian SU-35S bakal menjadi sebuah counter-attack bagi 2 negara tetangga Singapura dan Australia yang akan membeli jet tempur generasi ke 5 F35 Lightning II.




Jika salah satu Negara Asia Tenggara berhasil memiliki Super Flanker akan terjadi efek ketidakseimbangan kekuatan udara yang akan makin memanaskan gejolak perlombaan senjata dikawasan (Arm Race). Katakanlah TNI AU sekarang berminat membeli 1 skuadron Su-35S, berita ini otomatis segera menyebar dan menjadi buah bibir bagi kalangan militer di kawasan, terutama Negara tetangga Indonesia, Malaysia-Singapura-Australia.



Berita pembelian Su 35S TNI AU bisa jadi efek deterens bagi ketiga Negara tetangga ini sehingga memaksa para petinggi militernya melakukan analisis dan kajian tentang kemampuan TNI AU dengan adanya SU-35S dalam arsenal persenjataanya.




SU-35s saat ini menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan F5, dengan dana melimpah dari penghapusan subsidi BBM dan pihak Rusia yang sudah memberi lampu hijau oke, hanya masalah ToT saja yang belum disepakati.




Varian Su-35 :

•Su-35

Pesawat tempur dengan satu tempat duduk.

•Su-35UB

Pesawat tempur dan pesawat latih dengan dua tempat duduk. Berfiturkan penstabil vertikal yang lebih tinggi dan sebuah fuselage tambahan yang sama dengan Sukhoi Su-30.

•Su-35BM

Pesawat tempur bertempat duduk tunggal dengan avionik yang diperbarui dan aneka modifikasi badan pesawat. Su-35BM adalah nama tak-resmi.

•Su-35S

Su-35BM versi domestik Rusia.

•Su-35K

Su-35BM versi ekspor.



 


AKHIR DARI PENANTIAN PANJANG
Allhamdulillah, sujud syukur kehadirat Allah SWT. Akhirnya penantian panjang inipun berakhir, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan membeli satu skuadron pesawat tempur buantan Rusia, Sukhoi Su-35. Pesawat tempur generasi kelima itu akan menggantikan pesawat F-5 yang dinilai sudah tidak layak terbang.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya membenarkan pesawat tempur Su-35 sudah masuk dalam rencana pembelian. Jumlah pesawat yang dibeli sebanyak 16 unit pesawat atau satu skuadron berikut persenjataannya.

“Iya benar, itu memang sudah masuk dalam rencana strategi (renstra) pembelian dan sudah sesuai dengan kebutuhan kita,” ujar Tantowi, Kamis 13 Maret 2015.

Saat disinggung anggaran yang dihabiskan untuk membeli pesawat tersebut, politikus Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui secara rinci.

Menurut Tantowi, pesawat tersebut akan tiba ke Indonesia secara bertahap. “Anggarannya beda dengan pembelian sebelumnya, tapi saya lupa berapa, tapi apa yang disampaikan Panglima TNI itu benar,” tegasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui rencana pembelian Su-35. keputusan pembelian pesawat tempur tersebut melalui proses yang panjang.
 Nah masih ragu sama alutsista ini berikut kejelian TNI untuk mengakuisisi ?? 
Sesungguhnya, adalah sebuah kewajaran dan wajib hukumnya jika negara sebesar ini dijaga oleh sista yang super gahar pula. Btw, silahkan senayan berguncang, kawasan ASEAN demam, Australia meradang apalagi hanya seorang Ical yang terjengkang, tapi jelas SU-35 adalah sebuah keniscayaan yang fardhu ain untuk pengadaannya. Salam persatuan, jayalah negeriku, NKRI harga mati....MERDEKA !! 
(rain015) & berbagai sumber

9 komentar:

  1. Alhamdulillah, kehormatan dan harga diri bangsa ...... hanya kita kita dan kita .... pemilik sah ibu pertiwi lah yg menjaga harkat dan martabat tersebut..... tks pak jenderal muldoko, tks pak menhan ryamiza, tks pak presiden, bpk2 semua telah membuat kami bangga sebagai bangsa .... tp jgn pernah berhenti dgn 1 skuadron su 35, wilayah papua butuh dilindungi..... lindungilah dengan 2, 3, dan 6 skuadron su 35 dan t 50 pakfa..... krn kami butuh ketenangan dan kenyamanan .... kami tdk ingin kepentingan asing mengobok2 pikiran penghuni wilayah ini dgn iming2 politik yg membahayakan nkri ...... karena mereka (negara asing) tau kemampuan alutsista tni kita lemah dan rapuh. Kasus sipadan ligitan, ambalat, kri usman harun, penerebosan kpl perang australia, pembakaran kpl nelayan papua, beberapa pesawat sipil negara tetangga yg melintasi wilayah nkri, adalah bukti anggapan enteng dan penelitian yg dilakukan negara2 tsb atau mungkin skenario pesanan negara deregen mereka.

    BalasHapus
  2. mantap gan...kalo su35 suatu saat kalah dengan pesawat baru negara tetangga.TNI tinggal contac abang putin minta dikirim T 50 PAKFA...ha ha ha pasti negara tetangga demam lagi .selain itu rusia ga doyan embargo apalagi sama RI wuihhh muantap .makasih pak de muldoko dan pak jokowi tentunya .amiiin ya rob...

    BalasHapus
  3. mantap gan...kalo su35 suatu saat kalah dengan pesawat baru negara tetangga.TNI tinggal contac abang putin minta dikirim T 50 PAKFA...ha ha ha pasti negara tetangga demam lagi .selain itu rusia ga doyan embargo apalagi sama RI wuihhh muantap .makasih pak de muldoko dan pak jokowi tentunya .amiiin ya rob...

    BalasHapus
  4. Pilihan yg paling tepat. Jangan sampai beli lagi alutsista2 berat dari AS dan Inggeris kalau tidak ingin Indonesia terjebak lagi dalam embargo mereka. Dalam urusan pembelian alutsista, Rusia lebih dapat dipercaya dan punya komitmen tinggi utk kelangsungan kerjasama pertahanan termasuk dalam transfer atau alih teknologi...

    BalasHapus
  5. Klo Perlu hilangkan politik luar negri Bebas aktip ..... Ngeblok aj skalian k Rusky mantaf deh ....

    BalasHapus
  6. Klo Perlu hilangkan politik luar negri Bebas aktip ..... Ngeblok aj skalian k Rusky mantaf deh ....

    BalasHapus