30 November 2012

BENTROK KALIANDA, LAMPUNG SELATAN


Ribuan warga terlibat bentrok di Kalianda 
Lampung Selatan, Senin (29/10). Enam warga Desa Balinuraga dikabarkan tewas dengan luka mengenaskan setelah dikepung ribuan warga dari desa lain.
Sebelumnya pada, Minggu (28/10), Polda Lampung merilis ada tiga orang warga yang tewas akibat bentrokan ini. Jika ditambah dengan korban saat ini, berarti sudah ada sembilan orang yang tewas.
Tak hanya korban jiwa, sejumlah rumah juga dibakar dan beberapa orang mengalami luka-luka dalam bentrokan berdarah ini. “Korban meninggal dunia sementara enam (orang). Rumah terbakar 16, luka-luka tiga orang,” kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, Senin (29/10).
Sulistyaningsih menambahkan, kebanyakan korban tewas ditemukan di areal perkebunan dan persawahan. Kondisi korban tewas karena mengalami banyak bacokan di tubuhnya. Selain menyerang Desa Balinuraga, desa yang terletak 30 menit dari Pelabuhan Bakauheni, ribuan warga juga menyasar dusun di sekitarnya, salah satunya Balipatok.


WARGA MENGUNGSI
Peristiwa itu mulai terjadi Senin siang. Sejak pukul 10.00 WIB, ribuan warga dari berbagai desa di Lampung merangsek menuju Desa Balinuraga. Insiden penyerangan ini buntut tewasnya tiga warga dari kelompok penyerang, pada Minggu (28/10). “Ada rumah dan mobil yang dibakar,” saksi mata menuturkan.

SALAH PAHAM
Ratusan aparat gabungan dari TNI/Polri sebenarnya sudah dikerahkan berjaga di jalan utama. Namun rupanya ribuan warga itu mengambil jalan tikus melalui pematang sawah. Insiden penyerangan ini sebelumnya dipicu salah paham antarpemuda beberapa hari lalu. Isu yang berkembang malah semakin memanaskan keadaan masyarakat. Bentrok tak terhindarkan pada Minggu lalu dan terjadi lagi Senin kemarin.

Pascakerusuhan, pihak keamanan mengungsikan 140 warga Desa Balinuraga ke tempat yang aman. “Sebagian masyarakat Bali diungsikan ke SPN Kemiling,” terang Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Aliyus.
Mencegah situasi makin memanas, polisi pun menurunkan tambahan personel ke wilayah tersebut. “Sudah ada penambahan dari markas besar, ada tiga SSK,” ujar Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Istana Negara.
Timur mengatakan, pihaknya telah melapor kepada Presiden terkait perkembangan terbaru di Kalianda. Saat ini, kata Timur, Kapolda bersama aparat di sana dibantu TNI dan pemerintah daerah telah melokalisasi permasalahan. “Tentunya dengan beberapa hal dengan kaitannya dengan permasalahan-permasalahan tadi dijelaskan. Yang melanggar tentunya di proses hukum, saya kira itu,” jelasnya.
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengaku sudah mendapat laporan soal kerusuhan di Kalianda, Lampung Selatan. Dia memastikan petugas keamanan sudah turun ke lokasi melakukan pengendalian. “Kapolda dan jajaran saat ini sedang turun di lokasi untuk pengendalian kelompok-kelompok massa,” tandas Djoko.
Djoko menjelaskan, diperkirakan jumlah massa mencapai ribuan orang. Massa berasal dari daerah di sekitar kawasan Kalianda. “Sedang diupayakan agar tidak terjadi kerusuhan lanjutan,” tukas Djoko.
Polisi melansir data terbaru dari insiden kerusuhan antarwarga di Lampung Selatan selama dua hari terakhir. Total korban tewas 10 orang, sebagian lagi luka-luka.
"Selama dua hari, total 10 orang. Hari Senin ada 6 orang ditemukan meninggal, satu lagi meninggal di rumah sakit," kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (30/10/2012).
Selain korban tewas, ada juga tiga korban luka saat insiden Senin (29/10). Dengan demikian, bila digabungkan dengan data insiden hari Minggu (28/10), ada total lima korban luka.
"Total rumah dibakar ada 16. Ini masih data sementara, kita masih melakukan pencarian korban," jelasnya.
Ditambahkan Sulistyaningsih, ada 1.200 pengungsi dari warga kampung yang diserang. Mereka kini ditempatkan di SPN Polda Lampung dengan penjagaan ketat.
"Ada Brimob Polda, Brimob Mabes Polri dan pasukan TNI yang berjaga di sana," terangnya.
Insiden kerusuhan di kawasan Kalianda Lampung Selatan ini berawal dari perselisihan pemuda dua kampung berbeda. Isu negatif yang meluas membuat emosi warga lainnya tersulut.

Kerusuhan pun pecah pada Minggu (28/10) pagi. Tiga orang tewas dan dua luka berat kala itu. Namun rupanya pada Senin (29/10), kerusuhan kembali terjadi. Korban yang jatuh pun lebih banyak.

BENTROK SUSULAN
Pascaserangan susulan warga Desa Agom dan desa sekitarnya bersuku Lampung, ke Desa Balinuraga bersuku Bali, Senin (29/10) malam, masih mencekam.

Aparat kepolisian dan TNI telah berhasil mengamankan situasi konflik, dan meredam emosi warga penyerang dan mengevakuasi warga Balinuraga ke tempat aman. Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, saat dihubungi, Senin (29/10), menyatakan kondisi berangsur pulih setelah adanya serangan susulan dari warga sebelumnya ke Desa Balinuraga.

Ia belum berkomentar soal korban bentrok susulan untuk yang kedua kalinya ini. Dirinya bersama pejabat Polda Lampung masih berada di lokasi.

Menurut Agus, warga Sidomulyo, bentrok kedua warga bersuku Lampung dan Bali terjadi setelah ribuan warga berhasil menyusuri jalan-jalan lain untuk masuk ke Desa Balinuraga. Ratusan aparat yang memblokade akses jalan masuk dan keluar Desa Balinuraga tidak dilewati warga penyerang.
Diperkirakan banyak terjadi korban luka-luka, karena ribuan warga Desa Balinuraga pun sudah bersiaga menunggu jika ada penyerangan susulan. “Korban tewas belum bisa diketahui, karena kondisinya mencekam,”
Jumlah korban tewas pada serangan susulan ini masih simpang siur, aparat kepolisian yang dikonfirmasi juga belum memberikan keterangan yang resmi terhadap jumlah korbannya. Namun yang jelas, kata dia, yang terlihat belasa rumah warga terbakar saat penyerangan tersebut.Ribuan warga yang menyerang telah berhasil ditarik mundur oleh aparat dari TNI AL Brigif 9 Piabung.

Sedangkan warga Balinuraga juga yang rumahnya terbakar dievakuasi ke tempat yang aman malam iini. Hingga berita ini diturunkan, situasi dan kondisi di lokasi kejadian, sudah dikuasai aparat keamanan termasuk personil TNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar