"Kapuspen TNI AU sudah memberikan laporan, pesawat itu terbang dalam rangka latihan. Tapi, tiba-tiba mesinnya rusak dan jatuh," kata Asrin, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (16/10/2012).
Asrin mengatakan, laporan mengenai kerusakan mesin diperoleh dari keterangan pilot pesawat Letnan Dua Reza Yori Prasetyo. Sementara Reza selamat dari kecelakaan setelah keluar dari pesawat tempur Hawk 200 melalui kursi pelontar.
"Keterangan yang diperoleh dari Reza selanjutnya akan ditindaklanjuti tim investigasi di lapangan," tambahnya.
Asrin menjelaskan, terkait jatuhnya pesawat bisa disebabkan berbagai faktor, seperti kerusakan mesin, cuaca, dan kesalahan manusia. Tiga faktor itu akan dicocokkan lagi dengan keterangan pilot pesawat melalui investigasi internal TNI AU.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Hawk 200 milik Skadron Udara 12 Black Panther jatuh di permukiman Pandau Permai sekitar pukul 09.46, di Desa Pasir Putih, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Menurut Nia (45), warga Bencah Limbat, ia sempat melihat pesawat meledak di atas rumahnya. "Pagi itu saya lagi menyapu halaman, dan saya terkejut mendengar suara ledakan sangat keras di udara. Ketika saya lihat ke atas rupanya pesawat tempur yang meledak," ucapnya.
Lalu, pesawat berkursi tunggal itu sempat memutar dan jatuh di halaman panti asuhan. "Sebelum jatuh, saya juga sempat melihat pilotnya terjun payung," kata Nia.
Insiden Penganiayaan Wartawan
Kabar terakhir, sebanyak enam wartawan telah menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum TNI saat meliput insiden jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI AU di sekitar pemukiman warga RT 03, RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa, sekitar 09.47 WIB.
Enam wartawan tersebut di antaranya Didik Herwanto, fotografer Riaupos (Jawapos Grup), Fakhri Rubianto, reporter Riau Televisi, Rian FB Anggoro (pewarta kantor berita ANTARA), Ari (TV One) dan Irwansyah (reporter RTV) serta Andika (fotografer Vokal).
Tidak hanya penganiayaan, sejumlah oknum TNI yang berjaga-jaga di lokasi insiden pesawat jatuh juga merampas beberapa kamera milik pewarta foto yang tengah bertugas.
Enam wartawan tersebut di antaranya Didik Herwanto, fotografer Riaupos (Jawapos Grup), Fakhri Rubianto, reporter Riau Televisi, Rian FB Anggoro (pewarta kantor berita ANTARA), Ari (TV One) dan Irwansyah (reporter RTV) serta Andika (fotografer Vokal).
Tidak hanya penganiayaan, sejumlah oknum TNI yang berjaga-jaga di lokasi insiden pesawat jatuh juga merampas beberapa kamera milik pewarta foto yang tengah bertugas.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar