Mantan cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat membunuh 12 orang saat mengamuk di pangkalan tentara di jantung Washington pada Senin sebelum tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Banyak pertanyaan tentang insiden penembakan di Markas Angkatan Laut Amerika serikat di Washington. Apalagi, sang pelaku juga tewas dalam insiden itu.
Setelah pemeriksaan sidik jari, pihak berwenang mengatakan pria bersenjata itu adalah Aaron Alexis, 34 tahun, mantan personel angkatan laut. Awalnya pihak berwenang mengatakan mereka tengah mencari kemungkinan tersangka kedua: pria kulit hitam 50 tahun dengan senapan, mengenakan seragam militer warna zaitun. Namun kemudian mereka menegaskan bahwa Alexis adalah pelaku tunggal.
Bagi publik AS, tewasnya pelaku membuat insiden ini tetap menjadi teka-teki. Situs berita NBC News mencoba merangkai beragam pertanyaan yang mengemuka seputar insiden itu. Berikut analisis mereka:
1. Mengapa dia melakukan penembakan?
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan Senin di Washington Navy Yard di Washington DC, menewaskan sedikitnya 12 orang, kata pihak berwenang.
Setelah telah keluar dari Angkatan Laut , Alexis menjabat sebagai personel cadangan dan bekerja sebagai kontraktor sipil di salah satu divisi Hewlett-Packard yang tugasnya meng-upgrade peralatan Angkatan Laut, khususnya intranet Korps Marinir. Penyidik mengatakan, dia mungkin baru saja kehilangan pekerjaan itu secara sepihak, hingga membuatnya dendam.
Berdasarkan kontrak baru, semua perangkat keras di Navy Yard dipindahkan ke Denver bulan lalu, sehingga mengurangi porsi pekerjaan di Washington. Tak jelas apakah dia termasuk yang dipindahkan, atau dipaksa keluar dengan alasan reorganisasi.
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa Alexis pernah ditangkap di Seattle pada tahun 2004 karena diduga menembak kendaraan lain yang dipicu oleh kemarahan. Ayah Alexis yang tinggal di New York mengatakan pada polisi anaknya sulit mengendalikan amarah. Hal ini diperburuk oleh stres sejak Tragedi 11 September 2001, dimana dia menjadi salah satu anggota tim SAR.
2. Bagaimana dia bisa ke gedung angkatan laut?
Valerie Parlave, asisten direktur FBI Washington mengatakan Alexis memiliki akses ke kompleks ini.
Alexis bekerja untuk Hewlett Packard Enterprises dengan jabatan "Ahli", sehingga memiliki kartu yang memungkinkan dia bebas keluar-masuk kompleks itu dan instalasi militer lainnya, kata CEO perusahaan itu, Thomas Hoshko, kepada The Washington Post.
3. Dari mana dia mendapatkan senjata?
Senapan yang digunakan dalam penembakan itu dibeli di toko senjata Virginia beberapa minggu yang lalu, kata sumber penegak hukum federal kepada NBC News. Pihak berwenang yakin ia membawa senapan ke Navy Yard, sebelum kemudian merampas dua senjata lainnya, senjata serbu AR-15 dan pistol. Oui Stuhamtewakul, mantan teman sekamarnya, menyatakan Alexis memiliki pistol dan izin kepemilikan senjata.
4. Apakah dia menargetkan korbannya?
Saksi mata mengatakan pelaku tidak mengatakan sepatah kata pun saat mengamuk, sehingga sulit untuk mengetahui motivasinya. Dia hanya terus menembak, katanya.
5. Apa kata orang terdekatnya?
Teman-teman dan kerabat Alexis mengaku mereka bingung. Selama ini, dia dikenal sebagai penganut Budha yang taat dan ramah. "Dia terlihat bukan sebagai seorang penembak," kata seorang temannya.
Tapi laporan Seattle polisi menunjukkan bahwa pada tahun 2004, ayahnya khawatir tentang problem manajemen kemarahan Alexis , dan menyarankan bahwa anaknya mungkin menderita gangguan stres pasca-trauma karena terlibat dalam tim evakuasi tragedi 11 september.
6. Bagaimana dia menemui ajal?
Polisi dan FBI mengatakan pria bersenjata itu terlibat dalam tembak-menembak dengan mereka. Namun hingga detik ini, polisi belum menjelaskan bagaimana tepatnya dia tewas.
Pemerintah Amerika Serikat menyelidiki penembakan di lapangan Angkatan Laut Washington itu, yang kata berita setempat pada Selasa pagi juga melukai 14 orang, menyatakan pria bersenjata itu tampak bertindak sendirian. Lenier menjelaskan,
Biro Penyelidik Pusat mengimbau masyarakat memberi keterangan tentang pria 34 tahun itu, yang dinas ketentaraannya ditandai dengan masalah disiplin dan yang dikabarkan pernah ditahan, tapi tak diadili, di Texas untuk menembak melalui langit-langit apartemennya.
"Semua keterangan berguna. Kami ingin mengetahui semua tentang gerakannya baru-baru ini, hubungan dan rekannya," kata Valerie Parlave, asisten direktur kantor lapangan Washington FBI.
FBI melansir foto Alexis, yang berpangkat Mate Kelas 3 Listrik Udara dan bertugas penuh waktu di skadron dukungan logistik di Markas Worth, kata Angkatan Laut.
Penembakan itu membuat Washington terpojok dan terjadi ketakutan keamanan beberapa jam di Gedung Putih. Aksi penembakan itu, dilaporkan dengan senapan serbu AR-15. Dinas empat tahunnya di Angkatan Laut dilaporkan bermasalah.
Teman Alexis di Texas kepada media Amerika Serikat menyatakan Alexis memiliki minat pada Buddhisme dan fasih berbahasa Thailand serta berpikir tentang pindah ke Asia.
Baru-baru ini, Alexis bekerja sebagai subkontraktor teknologi di perusahaan disebut "Ahli", yang bekerja kontrak pada Hewlett-Packard untuk memperbaiki peralatan untuk jaringan intranet, yang digunakan Korps Marinir dan Angkatan Laut Amerika Serikat, kata pernyataan HP.
Karya tersangka sebagai kontraktor angkatan laut membuatnya diduga memiliki izin masuk ke Komando Sistem Laut Angkatan Laut, yang mengawasi pembangunan kapal oleh perusahaan pertahanan.
Tidak jelas apakah tentara atau HP menyadari Alexis bermasalah dengan hukum, termasuk dua penembakan, sebelum ia disewa untuk pekerjaan teknologi itu.
Penembakan itu memicu pamer kekuatan besar saat polisi dan petugas pusat turun ke lapangan Angkatan Laut itu, yang terletak di sungai Anacostia, kurang dari tiga kilometer dari gedung Capitol.
Presiden Barack Obama memerintahkan bendera dikibarkan setengah tiang di ibukota Amerika Serikat itu hingga Jumat sebagai penghormatan bagi korban.
Obama menyebut penembakan itu "tindakan pengecut" dan menyatakan Amerika Serikat menghadapi "penembakan besar lagi", dengan mengatakan bahwa tentara seharusnya tidak menghadapi bahaya di dalam negeri.
Banyak pertanyaan tentang insiden penembakan di Markas Angkatan Laut Amerika serikat di Washington. Apalagi, sang pelaku juga tewas dalam insiden itu.
Setelah pemeriksaan sidik jari, pihak berwenang mengatakan pria bersenjata itu adalah Aaron Alexis, 34 tahun, mantan personel angkatan laut. Awalnya pihak berwenang mengatakan mereka tengah mencari kemungkinan tersangka kedua: pria kulit hitam 50 tahun dengan senapan, mengenakan seragam militer warna zaitun. Namun kemudian mereka menegaskan bahwa Alexis adalah pelaku tunggal.
Bagi publik AS, tewasnya pelaku membuat insiden ini tetap menjadi teka-teki. Situs berita NBC News mencoba merangkai beragam pertanyaan yang mengemuka seputar insiden itu. Berikut analisis mereka:
1. Mengapa dia melakukan penembakan?
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan Senin di Washington Navy Yard di Washington DC, menewaskan sedikitnya 12 orang, kata pihak berwenang.
Setelah telah keluar dari Angkatan Laut , Alexis menjabat sebagai personel cadangan dan bekerja sebagai kontraktor sipil di salah satu divisi Hewlett-Packard yang tugasnya meng-upgrade peralatan Angkatan Laut, khususnya intranet Korps Marinir. Penyidik mengatakan, dia mungkin baru saja kehilangan pekerjaan itu secara sepihak, hingga membuatnya dendam.
Berdasarkan kontrak baru, semua perangkat keras di Navy Yard dipindahkan ke Denver bulan lalu, sehingga mengurangi porsi pekerjaan di Washington. Tak jelas apakah dia termasuk yang dipindahkan, atau dipaksa keluar dengan alasan reorganisasi.
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa Alexis pernah ditangkap di Seattle pada tahun 2004 karena diduga menembak kendaraan lain yang dipicu oleh kemarahan. Ayah Alexis yang tinggal di New York mengatakan pada polisi anaknya sulit mengendalikan amarah. Hal ini diperburuk oleh stres sejak Tragedi 11 September 2001, dimana dia menjadi salah satu anggota tim SAR.
2. Bagaimana dia bisa ke gedung angkatan laut?
Valerie Parlave, asisten direktur FBI Washington mengatakan Alexis memiliki akses ke kompleks ini.
Alexis bekerja untuk Hewlett Packard Enterprises dengan jabatan "Ahli", sehingga memiliki kartu yang memungkinkan dia bebas keluar-masuk kompleks itu dan instalasi militer lainnya, kata CEO perusahaan itu, Thomas Hoshko, kepada The Washington Post.
3. Dari mana dia mendapatkan senjata?
Senapan yang digunakan dalam penembakan itu dibeli di toko senjata Virginia beberapa minggu yang lalu, kata sumber penegak hukum federal kepada NBC News. Pihak berwenang yakin ia membawa senapan ke Navy Yard, sebelum kemudian merampas dua senjata lainnya, senjata serbu AR-15 dan pistol. Oui Stuhamtewakul, mantan teman sekamarnya, menyatakan Alexis memiliki pistol dan izin kepemilikan senjata.
4. Apakah dia menargetkan korbannya?
Saksi mata mengatakan pelaku tidak mengatakan sepatah kata pun saat mengamuk, sehingga sulit untuk mengetahui motivasinya. Dia hanya terus menembak, katanya.
5. Apa kata orang terdekatnya?
Teman-teman dan kerabat Alexis mengaku mereka bingung. Selama ini, dia dikenal sebagai penganut Budha yang taat dan ramah. "Dia terlihat bukan sebagai seorang penembak," kata seorang temannya.
Tapi laporan Seattle polisi menunjukkan bahwa pada tahun 2004, ayahnya khawatir tentang problem manajemen kemarahan Alexis , dan menyarankan bahwa anaknya mungkin menderita gangguan stres pasca-trauma karena terlibat dalam tim evakuasi tragedi 11 september.
6. Bagaimana dia menemui ajal?
Polisi dan FBI mengatakan pria bersenjata itu terlibat dalam tembak-menembak dengan mereka. Namun hingga detik ini, polisi belum menjelaskan bagaimana tepatnya dia tewas.
AS SIAGA I PASCA PENEMBAKAN
Polisi mengenali tersangka penembak itu adalah Aaron Alexis dari Benteng Worth, Texas, yang bertugas di Angkatan Laut pada 2007-2011, sebelum menjadi subkontraktor pertahanan untuk raksasa komputer Hewlett-Packard.Pemerintah Amerika Serikat menyelidiki penembakan di lapangan Angkatan Laut Washington itu, yang kata berita setempat pada Selasa pagi juga melukai 14 orang, menyatakan pria bersenjata itu tampak bertindak sendirian. Lenier menjelaskan,
"Kami merasa nyaman sesudah mengetahui hanya satu orang dan satu-satunya yang bertanggung jawab atas kematian di pangkalan itu pada hari ini " .
Biro Penyelidik Pusat mengimbau masyarakat memberi keterangan tentang pria 34 tahun itu, yang dinas ketentaraannya ditandai dengan masalah disiplin dan yang dikabarkan pernah ditahan, tapi tak diadili, di Texas untuk menembak melalui langit-langit apartemennya.
"Semua keterangan berguna. Kami ingin mengetahui semua tentang gerakannya baru-baru ini, hubungan dan rekannya," kata Valerie Parlave, asisten direktur kantor lapangan Washington FBI.
FBI melansir foto Alexis, yang berpangkat Mate Kelas 3 Listrik Udara dan bertugas penuh waktu di skadron dukungan logistik di Markas Worth, kata Angkatan Laut.
Penembakan itu membuat Washington terpojok dan terjadi ketakutan keamanan beberapa jam di Gedung Putih. Aksi penembakan itu, dilaporkan dengan senapan serbu AR-15. Dinas empat tahunnya di Angkatan Laut dilaporkan bermasalah.
Teman Alexis di Texas kepada media Amerika Serikat menyatakan Alexis memiliki minat pada Buddhisme dan fasih berbahasa Thailand serta berpikir tentang pindah ke Asia.
Baru-baru ini, Alexis bekerja sebagai subkontraktor teknologi di perusahaan disebut "Ahli", yang bekerja kontrak pada Hewlett-Packard untuk memperbaiki peralatan untuk jaringan intranet, yang digunakan Korps Marinir dan Angkatan Laut Amerika Serikat, kata pernyataan HP.
Karya tersangka sebagai kontraktor angkatan laut membuatnya diduga memiliki izin masuk ke Komando Sistem Laut Angkatan Laut, yang mengawasi pembangunan kapal oleh perusahaan pertahanan.
Tidak jelas apakah tentara atau HP menyadari Alexis bermasalah dengan hukum, termasuk dua penembakan, sebelum ia disewa untuk pekerjaan teknologi itu.
Penembakan itu memicu pamer kekuatan besar saat polisi dan petugas pusat turun ke lapangan Angkatan Laut itu, yang terletak di sungai Anacostia, kurang dari tiga kilometer dari gedung Capitol.
Presiden Barack Obama memerintahkan bendera dikibarkan setengah tiang di ibukota Amerika Serikat itu hingga Jumat sebagai penghormatan bagi korban.
Obama menyebut penembakan itu "tindakan pengecut" dan menyatakan Amerika Serikat menghadapi "penembakan besar lagi", dengan mengatakan bahwa tentara seharusnya tidak menghadapi bahaya di dalam negeri.
Kepala Kepolisian Washington, Cathy Lanier mengatakan, Aaron Alexiz mengendarai mobil sewaan dan melaju ke pangkalan militer Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat sebelum akhirnya melakukan pembantaian.
Ia bisa masuk ke markas AL dengan akses masuk menggunakan kartu identitas seorang kontraktor. "Pelaku melewati pos jaga di Gedung 197," tutur Lanier seperti dilansir dari New York Times.
Lanier menerangkan, korban pertama adalah juru kontrol di gedung tersebut. Selanjutnya, seorang perwira angkatan laut menjadi korban ke dua. Usai di ruang kontrol, Alexis dikatakan berjalan menuju kantin tempat semua karyawan menyantap sarapan.
Daftar tujuh korban tewas dirilis, yakni :
Daftar tujuh korban tewas dirilis, yakni :
Michael Arnold, (59), Sylvia Frasier, (53), Kathy Gaarde, (62), John Roger Johnson, (73), Frank Kohler, (50), Kenneth Bernard Proctor, (46), dan Wisnu Pandit, (61).
NYT mengatakan, penembakan massal kali ini akan menjadi yang terparah semasa pemerintahan Obama. Rekor ini punya alasan. Media kenamaan di AS itu mengatakan dekatnya jarak lokasi pembantaian dengan pusat pemerintahan di Negeri Paman Sam.
Pangkalan Washington berjarak tidak lebih dari empat kilometer dari Gedung Putih. Pangkalan itu berada di sembilan menit arah timur Capitoll Hill, persisnya di bibir Sungai Anacostia, Washington.
Menurut NYT, kejahatan Alexis berbeda dengan kejahatan penembakan di AS selama ini. Kejadian yang sepadan adalah tragedi di barak militer Fort Hood. Pada 2009, 13 serdadu siap tugas di Afganistan, masuk peti mati setelah Mayor Nidal Malik Hasan 'menghakimi' para prajurit dengan peluru tajam.
Trauma AS belum pudar akibat serangan brutal James Eagan Holmes di Colorado yang menewaskan 13 orang saat asyik nonton bioskop di Aurora pada 2012 lalu. Di tahun yang sama, seorang remaja bernama Adam Lanza membantai 26 siswa sekaloh dasar Sandy Hook, dengan senapan serbu.
NYT mengatakan, penembakan massal kali ini akan menjadi yang terparah semasa pemerintahan Obama. Rekor ini punya alasan. Media kenamaan di AS itu mengatakan dekatnya jarak lokasi pembantaian dengan pusat pemerintahan di Negeri Paman Sam.
Pangkalan Washington berjarak tidak lebih dari empat kilometer dari Gedung Putih. Pangkalan itu berada di sembilan menit arah timur Capitoll Hill, persisnya di bibir Sungai Anacostia, Washington.
Menurut NYT, kejahatan Alexis berbeda dengan kejahatan penembakan di AS selama ini. Kejadian yang sepadan adalah tragedi di barak militer Fort Hood. Pada 2009, 13 serdadu siap tugas di Afganistan, masuk peti mati setelah Mayor Nidal Malik Hasan 'menghakimi' para prajurit dengan peluru tajam.
Trauma AS belum pudar akibat serangan brutal James Eagan Holmes di Colorado yang menewaskan 13 orang saat asyik nonton bioskop di Aurora pada 2012 lalu. Di tahun yang sama, seorang remaja bernama Adam Lanza membantai 26 siswa sekaloh dasar Sandy Hook, dengan senapan serbu.
FBI mengidentifikasi tersangka yang tewas dalam
penembakan di markas Angkatan Laut (AL) AS di Washington, sebagai Aaron Alexis, seorang kontraktor
militer berusia 34 tahun yang berasal dari Texas.
Namun, pihak berwenang masih mencari informasi lebih banyak tentang pria itu. Pihak berwenang kini meminta anggota masyarakat untuk turut membantu. "Tidak ada secuil informasi yang terlalu kecil," kata Valerie Parlave, asisten direktur untuk Kantor Lapangan FBI Washington. "Kami ingin tahu segala sesuatu yang kami bisa peroleh tentang aktivitasnya baru-baru ini, kontak-kontak serta rekan-rekannya."
Selain pria bersenjata itu, pihak berwenang mengatakan, sedikitnya 12 orang tewas dan sekitar 12 lainnya terluka dalam penembakan tersebut, yang telah membuat gedung-gedung pemerintah dikunci dan pihak berwenang mengirim tim SWAT polisi ke tempat kejadian.
Wali Kota Washington, Vincent Gray, mengatakan kepada wartawan bahwa masih tidak jelas apakah seorang pria bersenjata lain juga melepaskan tembakan di markas Naval Sea Systems Command itu dan mengapa penembakan itu terjadi.
Namun, pihak berwenang masih mencari informasi lebih banyak tentang pria itu. Pihak berwenang kini meminta anggota masyarakat untuk turut membantu. "Tidak ada secuil informasi yang terlalu kecil," kata Valerie Parlave, asisten direktur untuk Kantor Lapangan FBI Washington. "Kami ingin tahu segala sesuatu yang kami bisa peroleh tentang aktivitasnya baru-baru ini, kontak-kontak serta rekan-rekannya."
Selain pria bersenjata itu, pihak berwenang mengatakan, sedikitnya 12 orang tewas dan sekitar 12 lainnya terluka dalam penembakan tersebut, yang telah membuat gedung-gedung pemerintah dikunci dan pihak berwenang mengirim tim SWAT polisi ke tempat kejadian.
Wali Kota Washington, Vincent Gray, mengatakan kepada wartawan bahwa masih tidak jelas apakah seorang pria bersenjata lain juga melepaskan tembakan di markas Naval Sea Systems Command itu dan mengapa penembakan itu terjadi.
"Kami terus mencari
informasi tentang apa motifnya. Kami tidak punya alasan apa pun pada
tahap ini untuk mencurigai terorisme, tetapi (kami) tentu hal itu tidak
mengabaikan hal itu " .
Polisi mengatakan, seorang pria bersenjata lainnya mungkin lolos. Pihak berwenang sebelumnya mengatakan, mungkin ada dua orang bersenjata yang kabur, tetapi kemudian mengatakan salah satu dari mereka telah nyatakan tidak terkait.
Menurut Gray, kemungkinan tersangka lain yang dijelaskan polisi sebagai seorang pria kulit hitam, berusia antara 40 hingga 50 tahun, mengenakan seragam militer "berwarna hijau lumut" belum dikesampingkan.
Presiden Barack Obama pada Senin sore waktu setempat mengatakan,
" Kami masih
tidak tahu semua fakta. Yang kami tahu bahwa sejumlah orang telah
ditembak dan beberapa telah tewas. Jadi, sekali lagi kita menghadapi
penembakan massal yang lain. Dan hari ini hal itu terjadi di instalasi
militer di ibu kota negara kita ".
Daftar Penembakan Brutal di Amerika
Berikut ini daftar penembakan di Amerika Serikat:
26 Februari 1992
Thomas Jefferson High School, Brooklyn, New York. Seorang murid berusia 15 tahun menembak dan membunuh dua rekannya. Pelaku, Kahlil Sumpter dipenjara dan baru bebas pada 1998.
1 Mei 1992
1 Mei 1992
Lindhurst High School, Olivehurst, California. Eric Houston, murid putus sekolah berusia 20 tahun tiba-tiba mendatangi bekas sekolahnya. Membunuh seorang mantan gurunya dan tiga murid. Ia divonis mati.
2 Februari 1996
2 Februari 1996
Frontier Junior High School, Moses Lake, Washington. Barry Loukaitis (14) membawa senapan ke sekolah, membunuh dua teman dan seorang gurunya. Divonis seumur hidup.
1 Desember 1997
1 Desember 1997
Heath High School, West Paducah, Kentucky. Michael Carneal (14) menembakkan senjata ke kelompok rohani sekolahnya, membunuh tiga siswi. Dia dihukum seumur hidup.
24 Maret 1998
24 Maret 1998
Westside Middle School, Jonesboro, Arkansas. Andrew Golden (11) dan Mitchell Johnson (13) menyerang teman- temannya dan guru, lima tewas. Mereka ditahan di penjara anak-anak dan dibebaskan saat berusia 21 tahun.
21 Mei 1998
21 Mei 1998
Thurston High School, Springfield, Oregon. Setelah membunuh orang tuanya sendiri, keesokan harinya, Kip Kinkel (15) membunuh dua teman sekolahnya di kantin sekolah. Ia dijatuhi hukuman 112 tahun bui.
20 April 1999
20 April 1999
Columbine High School, Littleton, Colorado. Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17) membunuh 12 teman sekolahnya serta seorang guru, sebelum akhirnya bunuh diri di perpustakaan sekolah.
26 Desember 2000
Michael McDermott, 42 tahun, seorang penguji software, membunuh tujuh rekannya di sebuah perusahaan konsultan Internet tempatnya bekerja, Edgewater Technology Inc, di Massachuset. McDermott marah karena gajinya hendak dipotong. McDermott menggunakan tiga senjata dalam serangannya.
5 Maret 2001
Charles Andrew Williams, 15 tahun, menembak mati dua teman sekelasnya dan melukai 13 lainnya. Charles Andrew Williams melakukan penembakan di sekolahnya, SMA Santana, California, Amerika Serikat (AS) pada 5 Maret 2001. Tembakan Charles itu menewaskan 2 siswa dan melukai 13 orang lainnya.
Ternyata motif Charles melakukan hal itu karena dendam selama ini terus menjadi sasaran bullying. Dia di-bully oleh teman-teman sebayanya. Williams ditangkap polisi di kamar mandi sekolah. Ia divonis penjara 50 tahun.
8 Juli 2003
Doug Williams, 48 tahun, pekerja di Lockheed Martin Aeronautics Co di Mississippi, menembak mati lima orang dan melukai sembilan orang. Williams akhirnya bunuh diri dengan senapannya.
21 Maret 2005
Jeffrey Weise, 16 tahun, siswa SMA Red Lake di Minnesota, menembak mati lima siswa, seorang guru, dan satpam sekolahnya. Ia juga melukai tujuh orang sebelum bunuh diri. Sebelum kejadian di Red Lake, pelaku membunuh kakek dan teman kakeknya di Red Lake Indian Reservation.
2 Oktober 2006
Charles Carl Robert IV, sopir truk susu, mengamuk di sebuah sekolah di Pennsylvania yang menewaskan lima siswi Amish. Charles bunuh diri ketika polisi memasuki sekolah.
12 Februari 2007
Sulejman Talovic, 18 tahun, menembak mati lima orang di sebuah pusat perbelanjaan di Salt Lake City. Sempat terjadi tembak-menembak antara Talovic dan polisi yang sedang tidak bertugas. Polisi yang tiba di lokasi kejadian bisa melumpuhkan Talovic.
16 April 2007
Seung-hui Cho, 23 tahun, mahasiswa senior Virginia Tech, membunuh 32 orang di asrama dan kampus dalam insiden yang terjadi selama dua jam. Cho kemudian bunuh diri.
5 Desember 2007
Robert Hawkins, 19 tahun, memberondong sebuah pusat perbelanjaan di Omaha. Hawkins menewaskan delapan orang dan melukai empat orang sebelum bunuh diri.
14 Februari 2008
Steven Kazmierczak menembak mati lima mahasiswa dan melukai 16 orang di Northern Illinois University. Kazmierczak lalu bunuh diri.
3 April 2009
Jiverly Voong, 41 tahun, menembak dan membunuh 13 orang serta melukai empat orang di pusat layanan imigrasi di Binghamton, New York.
5 November 2009
Mayor Nidal Malik Hasan, psikiater Angkatan Darat, menewaskan 13 orang dan melukai 32 orang di Ft Hood, Texas. Pejabat setempat menduga Hasan berkorespondensi dengan kelompok ekstrem muslim, seperti Anwar Awlaki.
3 Agustus 2010
Omar S. Thornton, 34 tahun, sopir Hartford Distributors, menembak mati delapan orang dan melukai dua orang di perusahaan tempatnya bekerja. Ia akhirnya bunuh diri.
8 Januari 2011
Jared Lee Loughner, 22 tahun, diduga menembak anggota parlemen dari Arizona, Gabrielle Giffords, di sebuah rumah sakit di Tucson. Enam orang tewas dan 11 lainnya terluka.
12 Oktober 2011
Scott Dekraai, 41 tahun, marah dengan istrinya setelah mereka terlibat sengketa hak asuh anak. Dekraai menembak mati delapan orang di salon tempat istrinya bekerja. Dekraai mengaku tak bersalah.
2 April 2012
One L. Goh, 43 tahun, bekas mahasiswa Oikos University di Oakland, menembaki orang-orang di ruang kelas sehingga tujuh mahasiswa tewas dan tiga orang terluka.
20 Juli 2012
James Holmes, 24 tahun, menembaki penonton di bioskop di Aurora Colorado hingga 12 orang tewas dan 58 orang terluka. Insiden itu terjadi ketika penayangan perdana The Dark Knight Rises
14 Desember 2012
Adam Lanza, 20 tahun, melakukan penembakan secara membabi buta di SD Sandy Hook Newtown, Connecticut, Amerika, 14 Desember lalu. Korbannya 26 orang tewas, 20 di antaranya siswa SD Sandy Hook. Sebelumnya, dia menembak ibunya, Nancy, 52 tahun. Adam kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas. Kasus ini merupakan salah satu kasus penembakan massal paling buruk dalam sejarah Amerika.
22 Desember 2012
Penembakan oleh Jeffrey Lee Michael, 44 tahun di negara bagian Penncylvania, Amerika. Mengakibatkan 3 orang meninggal. Ketiga korban diidentifikasi sebagai Kimberly Scott (58 tahun), Kenneth Lynn ( 60) dan William Rhodes Jr (38). Ketiganya tewas karena tembakan pelaku di Frankstown Township, sekitar 100 km sebelah timur Pittsburgh. Pelaku ditembak polisi negara bagian saat mencoba melarikan diri dalam sebuah truk pickup.
24 Desember 2012
William Spengler, 62 tahun. Kali ini dua pemadam kebakaran tewas dan dua petugas lainnya terluka karena ditembak saat memadamkan api di Kota Webster, New York, Senin pagi waktu setempat, 24 Desember 2012. Kepolisian setempat mengatakan petugas pemadam kebakaran yang tewas adalah Tomasz Kaczowka dan Mike Chiapperini. Sedangkan korban yang terluka adalah Joseph Hofsetter dan Theodore Scardino. Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Memorial Strong di kota tersebut dan diharapkan segera pulih.
Korban Terbanyak:
26 Desember 2000
Michael McDermott, 42 tahun, seorang penguji software, membunuh tujuh rekannya di sebuah perusahaan konsultan Internet tempatnya bekerja, Edgewater Technology Inc, di Massachuset. McDermott marah karena gajinya hendak dipotong. McDermott menggunakan tiga senjata dalam serangannya.
5 Maret 2001
Charles Andrew Williams, 15 tahun, menembak mati dua teman sekelasnya dan melukai 13 lainnya. Charles Andrew Williams melakukan penembakan di sekolahnya, SMA Santana, California, Amerika Serikat (AS) pada 5 Maret 2001. Tembakan Charles itu menewaskan 2 siswa dan melukai 13 orang lainnya.
Ternyata motif Charles melakukan hal itu karena dendam selama ini terus menjadi sasaran bullying. Dia di-bully oleh teman-teman sebayanya. Williams ditangkap polisi di kamar mandi sekolah. Ia divonis penjara 50 tahun.
8 Juli 2003
Doug Williams, 48 tahun, pekerja di Lockheed Martin Aeronautics Co di Mississippi, menembak mati lima orang dan melukai sembilan orang. Williams akhirnya bunuh diri dengan senapannya.
21 Maret 2005
Jeffrey Weise, 16 tahun, siswa SMA Red Lake di Minnesota, menembak mati lima siswa, seorang guru, dan satpam sekolahnya. Ia juga melukai tujuh orang sebelum bunuh diri. Sebelum kejadian di Red Lake, pelaku membunuh kakek dan teman kakeknya di Red Lake Indian Reservation.
2 Oktober 2006
Charles Carl Robert IV, sopir truk susu, mengamuk di sebuah sekolah di Pennsylvania yang menewaskan lima siswi Amish. Charles bunuh diri ketika polisi memasuki sekolah.
12 Februari 2007
Sulejman Talovic, 18 tahun, menembak mati lima orang di sebuah pusat perbelanjaan di Salt Lake City. Sempat terjadi tembak-menembak antara Talovic dan polisi yang sedang tidak bertugas. Polisi yang tiba di lokasi kejadian bisa melumpuhkan Talovic.
16 April 2007
Seung-hui Cho, 23 tahun, mahasiswa senior Virginia Tech, membunuh 32 orang di asrama dan kampus dalam insiden yang terjadi selama dua jam. Cho kemudian bunuh diri.
5 Desember 2007
Robert Hawkins, 19 tahun, memberondong sebuah pusat perbelanjaan di Omaha. Hawkins menewaskan delapan orang dan melukai empat orang sebelum bunuh diri.
14 Februari 2008
Steven Kazmierczak menembak mati lima mahasiswa dan melukai 16 orang di Northern Illinois University. Kazmierczak lalu bunuh diri.
3 April 2009
Jiverly Voong, 41 tahun, menembak dan membunuh 13 orang serta melukai empat orang di pusat layanan imigrasi di Binghamton, New York.
5 November 2009
Mayor Nidal Malik Hasan, psikiater Angkatan Darat, menewaskan 13 orang dan melukai 32 orang di Ft Hood, Texas. Pejabat setempat menduga Hasan berkorespondensi dengan kelompok ekstrem muslim, seperti Anwar Awlaki.
3 Agustus 2010
Omar S. Thornton, 34 tahun, sopir Hartford Distributors, menembak mati delapan orang dan melukai dua orang di perusahaan tempatnya bekerja. Ia akhirnya bunuh diri.
8 Januari 2011
Jared Lee Loughner, 22 tahun, diduga menembak anggota parlemen dari Arizona, Gabrielle Giffords, di sebuah rumah sakit di Tucson. Enam orang tewas dan 11 lainnya terluka.
12 Oktober 2011
Scott Dekraai, 41 tahun, marah dengan istrinya setelah mereka terlibat sengketa hak asuh anak. Dekraai menembak mati delapan orang di salon tempat istrinya bekerja. Dekraai mengaku tak bersalah.
2 April 2012
One L. Goh, 43 tahun, bekas mahasiswa Oikos University di Oakland, menembaki orang-orang di ruang kelas sehingga tujuh mahasiswa tewas dan tiga orang terluka.
20 Juli 2012
James Holmes, 24 tahun, menembaki penonton di bioskop di Aurora Colorado hingga 12 orang tewas dan 58 orang terluka. Insiden itu terjadi ketika penayangan perdana The Dark Knight Rises
14 Desember 2012
Adam Lanza, 20 tahun, melakukan penembakan secara membabi buta di SD Sandy Hook Newtown, Connecticut, Amerika, 14 Desember lalu. Korbannya 26 orang tewas, 20 di antaranya siswa SD Sandy Hook. Sebelumnya, dia menembak ibunya, Nancy, 52 tahun. Adam kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas. Kasus ini merupakan salah satu kasus penembakan massal paling buruk dalam sejarah Amerika.
22 Desember 2012
Penembakan oleh Jeffrey Lee Michael, 44 tahun di negara bagian Penncylvania, Amerika. Mengakibatkan 3 orang meninggal. Ketiga korban diidentifikasi sebagai Kimberly Scott (58 tahun), Kenneth Lynn ( 60) dan William Rhodes Jr (38). Ketiganya tewas karena tembakan pelaku di Frankstown Township, sekitar 100 km sebelah timur Pittsburgh. Pelaku ditembak polisi negara bagian saat mencoba melarikan diri dalam sebuah truk pickup.
24 Desember 2012
William Spengler, 62 tahun. Kali ini dua pemadam kebakaran tewas dan dua petugas lainnya terluka karena ditembak saat memadamkan api di Kota Webster, New York, Senin pagi waktu setempat, 24 Desember 2012. Kepolisian setempat mengatakan petugas pemadam kebakaran yang tewas adalah Tomasz Kaczowka dan Mike Chiapperini. Sedangkan korban yang terluka adalah Joseph Hofsetter dan Theodore Scardino. Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Memorial Strong di kota tersebut dan diharapkan segera pulih.
Korban Terbanyak:
1927 Masih menurut data CNN, korban tewas terbanyak insiden pembunuhan di sekolah terjadi pada 18 Mei 1927 di Bath Consolidated Schoolhouse, Michigan. Saat seorang petani Andrew Kehoe meledakkan dua bom di sekolah, membunuh dirinya, enam orang dewasa, dan 38 anak-anak.
Pria Bersenjata Tembak 3 Polisi Austria Dan 1 Paramedis
Seorang pria bersenjata menembak dua polisi Austria dan seorang warga sipil, semalam. Penembakan itu terjadi, ketika pria bersenjata tersebut, hendak ditangkap di sebuah hutan.
Seorang juru bicara polisi, seperti dikutip Reuters, Selasa (17/9/2013) tidak bisa segera memberikan konfirmasi, apakah insiden penembakan itu menyebabkan tiga korbannya tewas atau tidak.
ABC News yang mengutip kantor berita DPA, menulis, dua polisi yang ditembak tersebut tewas. Begitu juga dengan nasib seorang warga sipil yang mengemudikan kendaraan layanan darurat.
Tim penembak jitu, atau SNIPER sudah berada di lokasi kejadian, setelah serangan terjadi semalam di Annaberg. Sebuah wiayah yang berjarak sekitar 115 kilometer sebelah barat daya Vienna.
Seorang juru bicara polisi, seperti dikutip Reuters, Selasa (17/9/2013) tidak bisa segera memberikan konfirmasi, apakah insiden penembakan itu menyebabkan tiga korbannya tewas atau tidak.
ABC News yang mengutip kantor berita DPA, menulis, dua polisi yang ditembak tersebut tewas. Begitu juga dengan nasib seorang warga sipil yang mengemudikan kendaraan layanan darurat.
Tim penembak jitu, atau SNIPER sudah berada di lokasi kejadian, setelah serangan terjadi semalam di Annaberg. Sebuah wiayah yang berjarak sekitar 115 kilometer sebelah barat daya Vienna.
”Polisi belum tahu identitas penembak atau motif penembakan tersebut. Polisi juga belum mengetahui, apakah penembak tersebut membawa sandera atau tidak ” .
Austria Press Agency, melaporkan, seorang polisi telah disandera pria bersenjata itu. Pasukan Khusus Austria menewaskan pelaku penembakan tiga petugas polisi dan seorang paramedis. Dia ditemukan tewas dengan tubuh hangus di sebuah rumah di Kota Melk, Austria setelah pasukan menyerbu gedung tersebut. Pasukan komando menggeledah rumah itu selama beberapa jam ketika seorang pria dilaporkan memiliki senjata api.
Insiden penembakan Polisi ini dimulai pada Senin (16/09) lalu, ketika petugas mencoba menangkap seseorang yang dicurigai melakukan perburuan di dekat kawasan wisata ski Annaberg.
Polisi mencoba menghentikan mobilnya, tetapi pria berumur pertengahan 50-an ini menembak dan melukai seorang polisi yang kemudian meninggal di rumah sakit. Seorang petugas paramedis juga tewas saat membantu petugas polisi yang terluka.
Akibat penembakan tersebut, sekitar 100 petugas pasukan khusus dengan kendaraan lapis baja dikerahkan untuk menyerbu rumah pertanian yang digunakan pelaku sebagai tempat persembunyian.
Pria bersenjata itu kemudian melarikan diri dengan berjalan kaki, membunuh polisi kedua dan menahan polisi lain sebagai sandera.
Dengan membawa tawanan tersebut, pria itu ia lalu mencuri mobil polisi dan melaju ke rumahnya sekitar 90km sebelah barat ibukota Wina.
Pejabat setempat kemudian menemukan mayat polisi ketiga di sebuah peternakan.
Sekitar 100 petugas pasukan khusus dengan kendaraan lapis baja polisi yang terlibat dalam operasi itu, akhirnya menyerbu rumah pertanian.
Laporan mengatakan bahwa tersangka kemudian membakar diri, tetapi hal ini belum secara resmi dikonfirmasi.
Wartawan BBC di Wina Bethany Bell mengatakan kejadian ini mengejutkan Austria. Menteri dalam negeri mengatakan seluruh negara itu berkabung untuk polisi dan paramedis yang ditembak.
Insiden penembakan Polisi ini dimulai pada Senin (16/09) lalu, ketika petugas mencoba menangkap seseorang yang dicurigai melakukan perburuan di dekat kawasan wisata ski Annaberg.
Polisi mencoba menghentikan mobilnya, tetapi pria berumur pertengahan 50-an ini menembak dan melukai seorang polisi yang kemudian meninggal di rumah sakit. Seorang petugas paramedis juga tewas saat membantu petugas polisi yang terluka.
Akibat penembakan tersebut, sekitar 100 petugas pasukan khusus dengan kendaraan lapis baja dikerahkan untuk menyerbu rumah pertanian yang digunakan pelaku sebagai tempat persembunyian.
Polisi Austria menemukan sesosok mayat yang diperkirakan adalah orang yang menembak mati tiga polisi dan seorang paramedis.
Ditemukan Tewas Dengan Tubuh Hangus
Sesosok tubuh hangus ditemukan di sebuah rumah kota Melk, Austria, setelah pasukan khusus menyerbu gedung tersebut.
Pasukan komando menggeledah rumah itu selama beberapa jam ketika seorang pria dilaporkan memiliki persenjataan berat.
Seorang petugas paramedis juga ditembak mati saat ia mencoba membantu petugas dan polisi kedua yang terluka.Pria bersenjata itu kemudian melarikan diri dengan berjalan kaki, membunuh polisi kedua dan menahan polisi lain sebagai sandera.
Dengan membawa tawanan tersebut, pria itu ia lalu mencuri mobil polisi dan melaju ke rumahnya sekitar 90km sebelah barat ibukota Wina.
Pejabat setempat kemudian menemukan mayat polisi ketiga di sebuah peternakan.
Sekitar 100 petugas pasukan khusus dengan kendaraan lapis baja polisi yang terlibat dalam operasi itu, akhirnya menyerbu rumah pertanian.
Laporan mengatakan bahwa tersangka kemudian membakar diri, tetapi hal ini belum secara resmi dikonfirmasi.
Wartawan BBC di Wina Bethany Bell mengatakan kejadian ini mengejutkan Austria. Menteri dalam negeri mengatakan seluruh negara itu berkabung untuk polisi dan paramedis yang ditembak.
DRAMA PENYERANGAN SEBUAH MALL DI KENYA
Penyerangan dilakukan pelaku sejak Sabtu (21/9) waktu setempat dan masih berlangsung hingga empat hari. Korban tewas dalam penyanderaan di Nairobi, Kenya, bertambah menjadi 69 orang. Sedangkan sebanyak 63 orang lainnya dilaporkan masih hilang dan tidak diketahui keberadaannya di dalam mal.
Puluhan orang yang dilaporkan hilang tersebut diduga masih disandera oleh pelaku di dalam mal. Atau kemungkinan lainnya mereka telah tewas namun jasadnya belum ditemukan oleh aparat setempat. Atau kemungkinan terakhir, mereka selamat dari pelaku namun bersembunyi di suatu lokasi di dalam mal. Demikian dilaporkan Palang Merah Kenya dan dilansir AFP, Senin (23/9/2013).
Sementara itu, kepolisian bersama dengan tentara Kenya tengah melakukan penyerbuan ke dalam mal untuk melumpuhkan para pelaku. Kelompok militan asal Somalia, Al Shabaab telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka menyebut serangan ini sebagai balas dendam atas intervensi militer Kenya di wilayah Somalia.
Para pelaku yang bersenjatakan senapan dan granat diduga bersembunyi di lantai dua dan tiga mal ini. Sedangkan aparat setempat telah menguasai dan mengamankan lantai dasar dan lantai satu mal. Dalam pernyataan terbarunya, kelompok Al Shabaab mengancam akan membunuh seluruh sandera.
" Kami mengizinkan seluruh mujahidin (sebutan untuk anggota mereka yang ada di dalam mall) yang ada di dalam untuk melakukan aksi tegas terhadap para tawanan jika mereka tertekan "
Perdana Menteri Inggris David Cameron telah memastikan tiga warga Inggris tewas dalam insiden yang berawal pada Sabtu (21/9) siang waktu setempat. Secara terpisah, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper juga menyatakan ada dua warga negaranya yang menjadi korban tewas dalam insiden yang sama. Salah satu korban tewas asal Kanada diketahui merupakan seorang diplomat bernama Annemarie Desloges yang bertugas untuk Komisi Tinggi Kanada di Kenya.
Seorang wanita asal China dan anak laki-lakinya yang masih remaja juga ikut menjadi korban. Media China, Xinhua melaporkan wanita berusia 38 tahun ini tewas, sedangkan anaknya mengalami luka-luka.
Otoritas Prancis memastikan dua warga negara tewas dalam insiden ini. Yang mengenaskan, kedua korban merupakan ibu dan anak yang ditembak mati pelaku di area parkir mal. Ada lima warga Prancis lainnya di dalam mal saat kejadian dan mereka berhasil menyelamatkan diri.
Presiden Ghana John Dramni Mahama menyampaikan kekagetannya ketika mengetahui bahwa salah satu warga negaranya yang juga seorang penyair dan negarawan Kofi Awoonor tewas dalam insiden di Kenya. Pria berusia 78 tahun ini pernah menjadi utusan Ghana untuk PBB periode tahun 1990-1994 lalu.
Kementerian Luar Negeri India menyatakan ada dua warganya yang menjadi korban tewas. Mereka adalah seorang pegawai perusahaan farmasi bernama Sridhar Natarajan (40) dan anak laki-lakinya yang masih berusia 8 tahun.
Kelompok pemberontak Al Shabaab Somalia membantah kabar yang beredar bahwa ada salah satu perempuan kulit putih yang terlibat dalam teror penembakan yang menewaskan 68 orang di sebuah mal di Kenya.
Bantahan tegas tersebut disampaikan dalam jejaring sosial Twitter yang menyebut "Dengan ini tegas menyagkal keterlibatan seorang wanita" dalam pengepungan empat hari tersebut.
" Kami memiliki jumlah pemuda yang memadai dan berkomitmen penuh untuk tidak mempekerjakan saudara kita dalam operasi militer seperti itu ". dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/9/2013).
Wanita yang disebut-sebut itu adalah Samantha Lewthwaite. Dia adalah seorang putri seorang tentara Inggris dan bomber di Germain Lindsay, 7 Juli 2005 lalu dan menewaskan 26 orang. Lewthwaite merupakan target pencarian karena diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok gerilyawan Shebab.
Paspor palsu yang digunakan Samantha tersebut diketahui menggunakan nama samaran Natalie Faye Webb. Kini, aparat Afsel tengah berusaha mencari keberadaan paspor dari jasad pelaku wanita yang tewas di dalam mal Nairobi tersebut.
Pasukan keamanan Kenya masih terus menyelidiki setiap celah bangunan mal Westgate di Nairobi. Kepolisian pun tengah menjinakkan bahan-bahan peledak yang dipasang para militan di mal tersebut.
"Kami sedang melakukan pembersihan bahan peledak yang telah disiapkan para teroris," demikian pernyataan kepolisian Kenya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/9/2013).
Tidak disebutkan detail mengenai bahan peledak tersebut. Sebagaimana diketahui sedikitnya 69 orang tewas dan hampir 200 orang lainnya luka-luka dalam insiden itu. Namun diduga korban jiwa masih bisa bertambah, mengingat puluhan orang masih dinyatakan hilang. Hingga saat ini nasib mereka tidak diketahui. Para militan Al Shabaab di Somalia mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan 69 orang dan melukai sekitar 200 orang itu.
"Pemerintahan Kristen Kenya menginvasi negara kami pada Oktober 2011 dan menewaskan banyak warga sipil tak bersalah dengan jet-jet militer mereka. Jika kalian ingin Kenya damai, itu tak akan terjadi selama putra-putra kalian masih berada di tanah kami," cetus Rage dalam statemennya.
Kenya hingga saat ini masih menempatkan lebih dari 4 ribu tentaranya di Somalia selatan. Pasukan Kenya tersebut telah memerangi kelompok Al Shabaab sejak tahun 2011. Pasukan Kenya tersebut merupakan bagian dari pasukan African Union Mission in Somalia (AMISOM) yang mendapatkan pelatihan dan peralatan dari Amerika Serikat.
(berbagai sumber berita)
Merenung Motif (APA) Khusus Penembakan Di Indonesia .....
Merenung Motif (APA) Khusus Penembakan Di Indonesia .....
Entah gejala apa yang terjadi belakangan ini, rasanya begitu mudah nyawa melayang karena kemampuan individu atau kelompok memiliki senjata api. Di Indonesia ini telah berguguran abdi bhayangkara. Padahal negeri ini tak membebaskan kepemilikan senjata api seperti di AS atau negara lainnya. Menjadi koreksi bersama apabila pada kenyataannya senjata itu telah begitu mudah menyalak ditangan orang-orang atau kelompok yang labil dan tak berkopeten memakainya. Peringatan juga bagi aparat negara bahwa celah negeri ini telah membuat banyak sekali senjata api lolos dari pengawasan. Lihat banyaknya perampokan bersenjata api, preman bersenjata api, dan maraknya kekerasan meski hanya dengan airsoftgun. Semoga tragedi ini menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa semakin banyak senjata dimasyarakat maka semakin mudah kita temui lagi kenyataan tragedi pahit seperti ini, JAYALAH NEGERI.....DAMAILAH INDONESIA...
KAMI TAK RELA REPUBLIK INI DIKEPUNG AKSI KEKERASAN DAN PREMANISME !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar