24 Mei 2013

BAHAS LATIHAN, PESAWAT AS DITURUNKAN PAKSA


Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, SE., menerima tamu Amerika, terkait mengenai kedatangan pesawat F-16 hibah dari Amerika Serikat, kepada pemerintah Indonesia, di Ruang Tamu Komandan Lanud Iswahjudi.

Tamu Amerika ini terdiri dari Letkol Cosey Justin Ward (Deputi Chief, ODC, U.S. Embassy Jakarta), Mayor Stepen Josep Charr (Pilot Internasional Affairs USAF), Mayor Wesley Kelvin Cook (Training Officer USAF).


Kedatangan Team Pilot Training Survey F-16 dari negeri Paman Sam ini untuk menyampaikan perencanaan latihan terbang bagi penerbang F-16, untuk pesawat-pesawat F-16 yang akan tiba di Lanud Iswahjudi. Disamping itu juga akan dilakukan diskusi mengenai materi-materi tentang kedatangan pesawat-pesawat F-16 yang akan datang di Lanud Iswahjudi.


PESAWAT MILITER AS DITAHAN

Pesawat militer AS sempat ditahan semalam di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh, karena tak mengantongi izin terbang. Pesawat itu akhirnya diizinkan terbang oleh otoritas setempat.

Pesawat jenis Dornier 328 mendarat sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (20/5/2013). Beberapa orang di dalam pesawat di antaranya Tutle Colton Timothy (pilot) No Paspor 820553613, Priest Chyntia Ellizabeth (kopilot) No Paspor 820454226, dan Faire Loren Mattjew (teknisi).

Danlanud Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supriabu, mengatakan, pesawat yang membawa 2 penumpang dan 3 kru tersebut terbang dari Maldiva, Srilanka tujuan ke Singapura. Keberadaannya sudah terlacak radarnya saat memasuki wilayah Aceh Utara, dan sampai di Bandara SIM mereka turun.

"Karena pesawat tersebut tidak memiliki surat izin penerbangan Diplomatic Clearence dan Security Clearence yang dikeluarkan oleh TNI, makanya kita tahan," kata Kolonel Supriabu saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (21/5/2013).

"Pesawat mendarat darurat karena kehabisan bahan bakar dan tidak dapat melanjutkan penerbangan ke Singapura," imbuhnya.

Kru dan penumpang pesawat diinapkan di salah satu hotel di Banda Aceh yang dekat dengan Bandara SIM dengan pengawalan ketat aparat keamanan. Sekitar pukul 07.15 WIB, Selasa (21/5/2013), pesawat diizinkan terbang.

"Setelah kordinasi dengan Kedutaan Amerika dan Mabes TNI, pesawat diizinkan meninggalkan Bandara Sultan Iskandar Muda dan keluar dari wilayah Indonesia," jelas Kolonel Supriabu.

Menurut Supri, saat take off, pesawat terus dipantau dan dikawal ketat dari kesatuan Angkatan Udara SIM Aceh maupun Sumatera dengan radar sampai benar-benar dipastikan pesawat itu sudah meninggalkan wilayah Indonesia.

MENHAN : ITU HANYA MASALAH TEKHNIS

Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pendaratan tanpa izin tersebut hanya masalah teknis yang dapat diselesaikan langsung di tempat.

"Mereka punya izin, tapi datang lebih cepat. Makanya masalah teknis itu diselesaikan di tempat saja, kan sudah ada tatarannya," kata Purnomo usai pelantikan Chatib Basri sebagai Menkeu RI di Istana Negara, JL Veteran, Jakarta.
Purnomo menegaskan pesawat tersebut sebetulnya memiliki izin namun izin mendarat pesawat itu ialah pada tanggal 21 Mei. Meski demikian, kejadian itu tidak menganggu hubungan diplomatik AS dan Indonesia.

"Gak ada hubungannya dengan diplomatik, pesawat itu punya izin cuma lebih cepat," jelasnya.

Lanjut, dia menjelaskan kalau permasalahan pesawat itu dengan pihak Indonesia sudah selesai. Kendala pesawat carteran itu juga sudah diperbaiki.

"Ngomongin soal teknis lapangan, itu masalah operasional dan biar diselesaikan lewat operasional," ujarnya.

DPR PANGGIL PANGLIMA TNI
Komisi I DPR akan memanggil Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, terkait penangkapan pesawat militer AS jenis Dornier seri 328, yang masuk wilayah udara Indonesia secara ilegal. Pesawat militer AS itu melintas di kawasan Aceh, kemarin.

"Kita akan minta Panglima TNI untuk klarifikasi, apakah benar pesawat tersebut melintas wilayah Indonesia tanpa seizin otoritas wilayah RI," kata anggota Komisi I DPR Nurul Arifin saat dihubungi, Selasa (21/5).

Nurul mengatakan Komisi I belum bisa memastikan tanggal pemanggilan Agus. Yang jelas, tegas Nurul, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan diklarifikasi saat rapat dengar pendapat dengan TNI.

"Seharusnya atas dasar kedaulatan NKRI, maka siapapun yang melintas di udara harus seizin pemegang otoritas tersebut," lanjutnya.
Nurul belum bisa berkomentar banyak soal peristiwa tersebut. Termasuk kemungkinan terkait penyebabnya. "Saya akan tanyakan point ini ke P5 ya," ujarnya.

Kemarin, TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda Provinsi Aceh menahan pesawat militer milik Amerika Serikat di Bandara Sultan Iskandar Muda, karena tidak memiliki izin terbang dalam wilayah Indonesia.

Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Supri Abu di Aceh Besar mengatakan, bahwa keberadaan pesawat militer AS jenis Dornier seri 328 dari Maldives Srilanka menuju Singapura telah terlacak di radar di Lhokseumawe.

Salut buat TNI AU, kehormatan dan kedaulatan NKRI harus ditegakkan. Terlepas dari cibiran sebagian kalangan bahwa selebihnya hanya berupa lipservis belaka. Tapi matra udara NKRI adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah NKRI. Bayangkan jika kita yang melanggar wilayah teritorial AS, adakah mereka akan diam dan membiarkan kita bermain-main diangkasa mereka ?? Gak ditembak aja untung tuh....bravo TNI AU !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar