#17] Surat Bersama Warga Indonesia kepada Duta Besar RI di London
oleh : Maulana M. Syuhada pada 25 Agustus 2012 pukul 5:30 ·
Perhatian:
1. Surat bersama ini telah mengalami revisi pada tanggal 28 Agustus 2012 dalam dua hal:
- Format surat diubah menjadi Executive Summary (satu halaman saja) dan Lampiran, untuk memudahkan Pak Dubes membacanya.
- Tuntutan dipersingkat menjadi meminta KBRI untuk merespon kampanye ini dengan memberikan pernyataan sikap resmi dari bangsa Indonesia. Kami hanya bisa menyampaikan bukti-bukti yang ada serta analisisnya, dan situasi terakhir di lapangan. Adapun tindakan kongkrit selanjutnya yg akan diambil oleh KBRI diserahkan kepada KBRI untuk memutuskannya.
Di luar kedua hal di atas, isi surat bersama ini sama seperti yang telah diterbitkan pada tanggal 24 Agustus 2012.
2. Surat ini akan diserahkan kepada Bapak Duta Besar RI pada hari Selasa, 28 Agustus 2012. Namun pengumpulan tanda tangan akan terus dilakukan tanpa batas waktu. Kami akan memberikan linkupdate terakhir daftar nama kepada KBRI sehingga jumlah dan daftar nama penandatangan dapat dicek secara online kapanpun.
Kami memohon dukungan sebanyak2 dari warga Indonesia baik yang berada di dalam maupun luar Inggris untuk menandatangi Surat Bersama ini. Sejauh ini sudah ada 221 nama warga Indonesia yang mendukung surat ini (terlampir di bawah). Bagi yang ingin bergabung, silahkan menuliskan NAMA LENGKAP, KOTA dan NEGARA tempat domisili pada comment box di bawah, nanti akan kami tambahkan pada lampiran daftar nama.
MOHON BANTUAN MENYEBARKAN SURAT INI SELUAS-LUASNYA!
TERIMA KASIH!
#SaveUdin
---------------------------------------------------------------------------------
28 Agustus 2012
EXECUTIVE SUMMARY
Surat Bersama Warga Indonesia kepada Duta Besar RI di London
Perihal Keresahan Warga Terhadap Kampanye Save Maryam
Yth. Bapak
H.E. Teuku Mohammad Hamzah Thayeb
Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia 38 Grosvenor Square, London W1K 2HW
Dengan hormat,
Salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak, semoga Bapak selalu berada dalam lindungan-Nya. Dengan surat ini, kami sekelompok warga Indonesia yang berdomisili di dalam dan luar Inggris, ingin menyampaikan keresahan kami dan memohon bantuan pihak kedutaan untuk bersama-sama menyikapi kampanye yang baru-baru ini menggemparkan publik di media sosial. Kampanye ini di beri nama #SaveMaryam dan dipelopori oleh Mercy Mission UK, sebuah organisasi amal Muslim di UK yang berbasis di London (alamat di lampiran A).
KERESAHAN WARGA
Kampanye #SaveMaryam bertujuan menggalang donasi global dengan klaim intinya bahwa telah terjadi arus konversi dari muslim menjadi kristen sebanyak 2juta/tahun di Indonesia, dan diproyeksikan akan mengambil alih mayoritas di Indonesia pada tahun 2035. Di video tersebut digambarkan sosok Maryam sebagai representasi kaum muda Muslim Indonesia, yang menjadi target konversi tersebut.
Yang meresahkan kami disini adalah:
1. Cara Kampanye Save Maryam dengan penggunaan video yang provokatif (Appendix I) mengancam kerukunan antar umat beragama di Indonesia dan keutuhan bangsa.
2. Klaim yang berlandaskan pada data yang tidak benar. Kami juga menemui keganjilan lain dari kampanye ini setelah melakukan riset secara intensif (Appendix II).
3. Isu, yang tidak berlandaskan fakta ini, telah mengglobal dan mencemarkan citra Indonesia dan umat Islam di dunia internasional. (Appendix III)
4. Potensi pendomplengan kampanye ini oleh pihak radikal lain yang tidak bertanggung jawab untuk memperuncing friksi antara umat beragama di Indonesia yang saat ini sudah semakin intens (berdasarkan laporan ICG – Appendix IV dan Lampiran B)
5. Usaha-usaha maksimal untuk mengingatkan pihak Mercy Mission sudah dilakukan oleh warga Indonesia baik secara tulisan maupun pertemuan langsung. Namun tidak terlihat adanya itikad baik dari pihak Mercy Mission untuk mengkoreksi kampanye tersebut. (Appendix V)
BANTUAN YANG DIHARAPKAN
Besar harapan kami, Bapak selaku perwakilan resmi pemerintah RI di Inggris Raya untuk merespon kampanye ini dengan memberikan pernyataan sikap resmi dari bangsa Indonesia. Kami sadar bahwa surat ini mungkin tidak cukup untuk memberikan gambaran yang seutuhnya, karena itu kami juga memohon kesediaan Bapak untuk bertemu dengan perwakilan kami untuk berdiskusi langsung dengan bapak dan pihak terkait lainnya.
Salam hormat dari kami,
Warga Indonesia di dalam dan luar Inggris,
Nama terlampir.
APPENDIX
I. Video Save Maryam
Pada tanggal 21 Juli 2012, Mercy Mission, meluncurkan kampanye yang diberinama #SaveMaryam. Dalam kampanye berbentuk klip yang berdurasi kurang lebih 4 menit 50 detik di YouTube tersebut (http://www.youtube.com/watch?v=6E9NcbVa4FU), diceritakan seorang gadis remaja berusia 16 tahun yang bernama Maryam yang berasal dari keluarga tidak harmonis. Maryam sering bersosialisasi dengan teman-temannya yang berbeda agama yang terus mengajaknya untuk mengikuti konser dan kegiatan keagamaan umat Kristiani. Karena banyaknya pengaruh dari teman-temannya, Maryam lama kelamaan tertarik untuk berpindah agama. Diceritakan pula bagaimana umat Kristiani di Indonesia mengadakan kebaktian di hari Jumat sehingga lebih menarik umat Islam. Mercy mengatakan bahwa Maryam merupakan simbol seluruh masyarakat Indonesia, dan mengutarakan niat mereka untuk membangun sebuah stasiun TV serta ‘call center’ Islami.
II. Klaim & Keganjilan Kampanye
Mercy Mission melalui kampanye #SaveMaryam ini menyatakan bahwa 2 juta umat Muslim Indonesia pindah agama setiap tahunnya dan pada tahun 2035 Indonesia akan didominasi oleh umat Kristiani. Mereka menyerukan orang-orang di seluruh dunia agar mendonasikan uangnya kepada projek ini untuk menyelamatkan Indonesia. Mereka berusaha membuat video ini viral di internet dan menetapkan target donasi sebesar $ 2.000.000,-
Dari Penelitian Intensif oleh saudara Maulana Syuhada, yang merupakan mahasiswa doktoral di Universitas Lancaster, ditemukan banyak kejanggalan di dalam kampanye tersebut.
1> Kampanye ini berbasis pada data yang tidak benar.
a. Klaim Muslim Akan Kehilangan Mayoritasnya di Indonesia Pada Tahun 2035 tidak ditunjang oleh lima sensus terakhir, dimana hasil sensus secara statistik tidak terlihat adanya trend yang mengindikasikan hal tersebut. proporsi penduduk Muslim tidak berubah sejak tahun 1971 dan relatif stabil pada angka 87-88% [3]. (Detil di lampiran D, Question No. 5). Oleh karenanya klaim Mercy tentang hal ini adalah tidak benar.
b. Klaim Dua Juta Muslim Indonesia Berpindah ke Agama Kristen Setiap Tahunnya, juga bertentangan dengan data sensus, dimana pertumbuhan populasi Kristen dalam 10 tahun (2000 – 2010) hanya 5,48 juta (atau 548,000 per-tahun), itupun sebagian besar disebabkan oleh pertambahan penduduk natural (akibat kelahiran). Adapun prosentase pertambahan penduduk karena pindah agama tentu jauh lebih kecil lagi [3]. (Detil di Lampiran D, Question No. 6)
2> Klaim Bahwa Mercy Mission Melakukan Kerja Sama dengan Muhammadiyah sudah dibantah langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Prof. Dr. Din Syamsussin melalui pernyataan yang disampaikan oleh Raja Juli Antoni dari Biro Kerja Sama dan Hubungan Internasional, PP Muhammadiyah [3]. (Detil di lampiran D, Question No. 14 dan No. 15).
3> Manipulasi Data di Video. Dalam video Save Maryam menit ke 00:36 dinarasikan:
“Statistics from the International Crisis Group 2012 indicated IF THE GROWTH OF CHRISTIANITY CONTINUES AT ITS CURRENT RATE, BY 2035 INDONESIA CEASE TO BE A MUSLIM MAJORITY COUNTRY.” Dan kemudian divisualisasikan seolah-olah ini adalah laporan dari ICG. (Detil di lampiran D,Question No. 11)
Kenyataannya:
- Ini bukanlah statistik dari International Crisis Group 2012 seperti yg diungkapkan narrator, melainkan salah satu laporan ICG yang dipublikasikan pada tahun 2010.
- Tanggal surat dalam video tersebut imajiner, Jakarta/Brussels, 24 November 2012.
- Pernyataan “Indonesia will cease to be a Muslim Majority country by 2035” tidak terdapat dalam laporan ICG, sehingga ini hanyalah manipulasi dari Mercy.
4> Selain data yang tidak benar, asumsi yang digunakan pun tidak valid. Di antaranya:
Dalam Press Release-nya disebutkan bahwa latar belakang kampanye ini adalah:
“Early in 2004 our team began to receive reports of huge numbers of people leaving Islam in Indonesia. At that time we were informed of findings showing that within our lifetime the rate of growth of Christianisation was heading for a massive societal as well as geopolitical shift in the region. It would resemble East Timor when a few decades ago, due to the high levels of Christianisation – it had broken off from Indonesia. Due to a 70 times increase in the number of Christians in just 100 years, what was happening in Africa was also significant.” (Lampiran E]
Klaim di atas tidak didukung oleh sumber apapun, apalagi sumber yang terpercaya. Hanya disebutkan “we were informed”, dan siapapun bisa memberikan informasi. Pernyataan tentang Timor Timur lepas dari Indonesia karena kristenisasi jelas tidak berbasis dan menyesatkan.
5> Tujuan Kampanye yang berlandaskan pada teori yang salah, maka tujuan dan kampanye secara keseluruhan pun menjadi salah.
Dalam dokumen FAQ-nya, disebutkan bahwa tujuan dari kampanye ini adalah sbb.:
“Mercy Mission’s aim is to help in reviving Islam in the world’s largest Muslim majority country Indonesia and save it from losing its Muslim majority.” (Lampiran F)
Setelah dipublikasikannya temuan-temuan di atas, Mercy Mission melakukan perubahan-perubahan terhadap FAQ dan Press Release-nya.
1. Perubahan menyangkut pernyataan kerja sama dengan Muhammadiyah.
FAQ versi lama tertanggal 25 Juli 2012
"3. Is Mercy Mission working with any local partners in Indonesia?
A: Yes, Mercy Mission is working in partnership with some of Indonesia’s largest Muslim organisations namely Muhammadiyyah. They have extensive local expertise with over 100 hospitals, 1000 schools and thousands of orphanages. We have partnered with them to help provide us the local expertise on the ground and help us understand cultural sensitivities and make our work on the ground more effective."
FAQ versi baru (diakses pada tanggal 1 Agustus 2012 jam 11.00 GMT)
"3. Is Mercy Mission working with any local partners in Indonesia?
A: Yes, Mercy Mission is seeking to work with a number of local partners in Indonesia. Our focus is to secure a relationship with some of the major agencies on the ground, namely Muhammadiyah. We have great respect for them and their understanding on the ground and wish to formalize an arrangement as soon as possible. At this time, we have no formal partnerships and that is simply because we have not secured the appropriate funds to invest in the local organisations. As soon as phase two of the campaign is complete we look forward to securing and announcing who our implementation partners will be."
Selengkapnya lihat Lampiran D, Question No. 15.
2. Unlisted Video
Mercy melakukan „unlisting“ terhadap video-nya dari youtube. Namun dengan status “unlisted” video hanya tidak keluar dalam hasil “search” youtube saja, namun masih dapat ditonton oleh orang di belahan dunia manapun asalkan memiliki alamat link kepada video tersebut. Karena video tersebut sudah menjalar (viral) selama berminggu-minggu, maka alamat link sudah tersebar di internet dan di berbagai media social, sehingga peredaran video ini terus berlangsung.
III. Pemberitaan Media Massa di UK: The Independent
Berita tentang kasus Save Maryam ini sudah dimuat di koran nasional Inggris terkemuka, The Independent pada tanggal 19 Juli 2012, dengan judul “What the Save Maryam campaign completely misses” [6].
Artikel ini mengunkap fatalnya kesalahan kampanye Save Maryam dan bahaya konflik antar umat beragama yang dapat terjadi di Indonesia. Artikel ini juga membahas kekerasan-kekerasan yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan toleransi agama.
Satu yang sangat disayangkan dari artikel di The Independent ini adalah tidak adanya liputan tentang oposisi umat Islam terhadap kampanye Save maryam, sehingga publik berpikir bahwa Save Maryam merupakan cerminan cara dakwah umat Islam. Hal ini terlihat dari banyaknya komentar-komentar negatif yang ditulis pembaca dalam kolom komentar.
IV. Pernyataan Sikap dari International Crisis Group (ICG)
International Crisis Group (ICG) telah menulis surat keberatan kepada Mercy Mission yang dianggap telah memelintir laporan ICG dan meminta mereka untuk menghapus semua referensi terkait dengan ICG dalam projeknya. Berikut kutipan pernyataan ICG:
"The video on the savemaryam.com website seriously misrepresents an International Crisis Group report, and we request that you remove all references to our organization immediately. Nowhere does our November 2010 report, Indonesia: “Christianisation”and Intolerance, list the number of Indonesian Muslims being converted each year, let alone make predictions about the future. It appears that you have taken one footnote, with statistics from one city where the population of Christians relative to Muslims had risen slightly, partly through in-migration of workers from elsewhere in the country, and extrapolated those numbers to the whole country.
.... It concludes by urging the Indonesian government to undertake a series of steps to nurture religious tolerance. Your distortion of our report suggests that you are trying to do exactly the opposite.”, Sidney Jones (ICG’s Senior Adviser, Asia Program, Jakarta). [3]
Pernyataan ICG selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D, Question No. 12.
V. Usaha yang telah dilakukan warga di UK
Selain penelitian intensif diatas, warga di UK juga telah melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Lahirnya #SaveUdin
Dukungan warga Indonesia dalam menentang kampanye Save Maryam semakin hari semakin besar, dan pada tanggal 6 Juli 2012 lahirlah #SaveUdin, sebuah gerakan yang diprakarsai oleh kamu muda Muslim Indonesia yang tersebar di seluruh dunia untuk mengimbangi kampanye Save Maryam. Gerakan ini mengkampanyekan kejujuran, perdamaian dan toleransi antar umat beragama.
Lebih jauh tentang lahirnya #SaveUdin dapat disimak artikel yang ditulis oleh Irfan Amalee, pendiri Peace Generation Indonesia, yang dimuat oleh Kompasiana, 23 Agustus 2012, dengan judul „#SaveUdin dan Tampilnya Gelombang Muslim Muda Moderat Indonesia“ [4]
Save Udin juga menampilkan tulisan dari Saudara Maulana dan beberapa warga lain untuk memberikan informasi yang berimbang terhadap klaim kampanye
2. Pertemuan dengan pihak Mercy Mission
Pada tanggal 12 Agustus 2012 diselenggarakan pertemuan antara komunitas warga Muslim Indonesia yang berdomisili di Inggris dengan Mercy Mission yang mengambil tempat di Indonesian Islamic Centre (IIC), London. Dari pihak warga Indonesia dihadiri oleh beberapa orang dari Kibar, pengajian Al-Ikhlas, pengajian Essex, dan anggota masyarakat lainnya. Saudara Maulana sebagai penulis utama artikel-artikel yang menentang kampanye Save Maryam juga hadir dalam pertemuan tersebut. Dari pihak Mercy, diwakili langsung oleh Direktur Utama Mercy Mission UK, Azim Kidwai dan beberapa staf-nya.
Saudara Maulana mempresentasikan keganjilan kampanye Save Maryam, termasuk manipulasi statistik dan fakta, kualitas laporan/riset yang sangat rendah, trik-trik yang digunakan dalam video dan penjelasan tentang potensi konflik antar umat beragama yang bisa memecah belah Indonesia. Mercy tidak melakukan satu pun sanggahan terhadap bukti-bukti yang dikemukakan oleh saudara Maulana. Saudara Azim mengakui bahwa angka dua juta merupakan bagian dari strategi pemasaran “marketing strategy” untuk menciptakan “public’s awareness, dan jika tidak melakukan strategi pemasaran seperti ini, orang-orang tidak akan peduli dan tidak akan menyumbang. Save Maryam melihat bahwa strategi ini adalah sah, oleh karenanya tidak akan memperbaiki cara kampanye tersebut, apalagi meminta maaf, sebagaimana tuntutan kami sebelumnya. Dari pertemuan ini, semakin jelas bahwa ada perbedaan prinsip yang mendasar. Bagi Mercy Mission, aksi manipulatif mereka adalah sah karena hal tersebut untuk kepentingan dakwah (umat) dan bagian dari strategi pemasaran, adapun bagi kami hal tersebut adalah salah baik secara hukum (kriminal) maupun secara agama (kebohongan).
3. Memberikan masukan dan koreksi langsung di media sosial Save Maryam, namun terjadi pencekalan dan penghapusan komentar.
Setelah pertemuan tersebut Mercy Mission menulis pernyataan pada halaman facebook-nya sebagai berikut:
"We had a very interesting iftar on the weekend with one of the main opposition to Save Maryam, and we realised clearly why they resisted the revival of the Islamic spirit in Indonesia. They, a small, but vocal minority, have no desire to see the revival and everyone should be careful when looking at the comments of the doubters as you have to look at who they are in many cases."
Pernyataan ini tentu semakin membuat resah warga Indonesia. #SaveUdin seketika mengeluarkan surat terbuka yang ditujukan kepada tim kampanye Save Maryam meluruskan distorsi informasi. Isi surat terlampir. [5] Kemudian warga Indonesia berbondong-bondong menulis pernyataan sikap mereka di halaman facebook mereka, mulai dari memberikan informasi yang tepat, masukan yang konstruktif, sampai kritik dan keberatan atas kampanye ini. Namun sayang masukan-masukan ini dihapus oleh “admin” Save Maryam dan masyarakat Indonesia dicekal
Terlampir daftar nama-nama warga Indonesia yang di-banned dan komentar-komentar yang dihapus.
4. Meluruskan pemberitaan di media massa:
Menanggapi hal ini, sebagian warga Indonesia menulis komentar-komentar untuk meluruskan persepsi publik tentang umat Islam, sekaligus menginformasikan kepada publik bahwa umat Islam Indonesia tidak diam melihat kampanye ini, dan sudah membangun gerakan pengimbang yang dinamai #SaveUdin.
5. Pelaporan atas pelanggaran cara kampanye
Selain terus melakukan kampanye di internet untuk meluruskan persepsi publik tentang Indonesia dan umat Islam pada umumnya melalui gerakan #SaveUdin, kami juga tengah melakukan proses pelaporan kampanye Save Maryam ini kepada Charity Commission melalui opsi „ancaman terhadap keamanan nasional“ (konflik kerukunan antar umat beragama) dan „kriminalitas“ (pemalsuan data statistik) danOfcom (penipuan kepada pemirsa lewat manipulasi data statistik) karena pihak Mercy juga melakukan penggalangan dana lewat stasiun TV.
Referensi
[1] SaveMaryam’s Press Release, 25 Juli 2012
[2] SaveMaryam’s Frequently Asked Question, 25 Juli 2012
[3] Note #11 F.A.Q. about #SaveMaryam controversies
http://www.saveudin.org/11-faq-about-savemaryam-controversies/
[4] #SaveUdin dan Tampilnya Gelombang Muslim Muda Moderat Indonesia http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/23/saveudin-dan-tampilnya-gelombang-muslim-muda-moderat-indonesia/
[5] Note #13 OPEN LETTER TO SAVE MARYAM'S CAMPAIGN TEAM
http://www.saveudin.org/open-letter-to-save-maryams-campaign-team/
[6] What the Save Maryam campaign completely misses http://blogs.independent.co.uk/2012/08/19/what-the-save-maryam-campaign-completely-misses/
Lampiran
A. Mercy Mission, Nomor registrasi 1122922, PO BOX 18776, London E6 3AE, Tel. +44 (0) 203 318 1001.
B. Laporan International Crisis Group (ICG). “Indonesia: “Christianisation” and Intolerance.” Asia Briefing N°114, 24 November 2010.
C. Daftar nama warga yang menandatangani surat bersama
D. Note #11 FAQ about Save Maryam Controversies
E. Press Release yang diterbitkan oleh Save Maryam tertanngal 25 Juli 2012
F. FAQ yang diterbitkan oleh Save Maryam tertanggal 25 Juli 2012
Lampiran C. Daftar nama warga Indonesia yang menandatangani surat bersama
Di dalam Inggris (UK):
1 Agus Zaenuri Rizal, Manchester 2 Amika Wardana, Essex
3 Anisha Delawala, Manchester
4 Anjar Priyono, Glasgow, UK
5 Budi Waluyo, manchester
6 Dono Widiatmoko, Manchester/Middlesbrough
7 Erick Rachyandi, Manchester, UK
8 Ersa Tri Wahyuni, Manchester
9 Fahita Advani, Manchester
10 Fahmy Bin Hasan Basri - Manchester, Inggris
11 Farid Arif Wibowo, Durham UK
12 Galuh Pangestu Indraswari, Bradford, UK
13 Hakimul Ikhwan, Essex
14 Julia Fauziah Matondang, Birmingham, UK
15 Lia Yuliawati, Essex UK
16 Maulana M. Syuhada, Manchester
17 Nurmuntaha Agung Nugraha, Newcastle
18 Ofita Purwani, Edinburgh, UK
19 Purwanti Sri Pudyastuti, Newcastle
20 Raden Raditya Yudha Wiranegara, Manchester
21 Shandy Adiguna, London
22 Vina Adriany, Lancaster, UK
23 Yashinta Tri Wahyuni, London
24 Yudhi Ariadi, Loughborough
Di luar UK :
1 Abdi Dharma Ginting, Balikpapan - Indonesia
2 Abdul Hakim, Makassar Sulawesi Selatan
3 Adi Wicaksono, DKI Jakarta - Indonesia
4 Adimas Siti Helvanisari D, Jakarta
5 Adiyanto Harimulyo, Jakarta, Indonesia
6 Adli Usuluddin, Tangerang Selatan, Indonesia
7 Adrian Janitra Putra, Berlin, Germany
8 Afandi, Bandung
9 Afriannoor Miradinata, Austin, USA
10 Agam Fatchurrochman, Jakarta, Indonesia
11 Agung Wibowo, Goettingen
12 Agustinus Mau Tukan, Boston, USA.
13 Ahmad Farabi, Kuala Lumpur, Malaysia
14 Ainun Najib, Singapura
15 Anatta Wahyu Budiman, South Korea
16 Andi Yudha Asfandiyar, Brussels, Belgium
17 Andri Mulia Nasution, Jakarta, Indonesia.
18 Angga P Requandi, Bandung, Indonesia
19 Anton Yanuar , Bandung
20 Antung Apriana, Banjarmasin, Indonesia
21 Any Susanti, Singapore
22 Aqva Uluputty, Bandung
23 Ariadi Wibowo, Bekasi
24 Arief Andriyanto Achmadi, Hamilton,New Zealand
25 Arif Budi W, Jakarta
26 Arma Adi Prasetya Lampung, Indonesia
27 Arum Suryanti, Stavanger, Norway
28 Astrid, Jakarta, Indonesia
29 Ati Rahmi Hilmiyati, New Delhi, India
30 Atikah Nuristiqomah, Jakarta, Indonesia
31 Azzania Fibriani, Rotterdam, Belanda.
32 B. Ikha Marlina, Jakarta, Indonesia
33 Bambang Priantono, Semarang
34 Bayu Santosa Ahmad, Dubai UAE
35 Bunga Manggiasih, Den Haag, Belanda
36 Catur Wahono, Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia
37 Dani Rosyadi, Jeddah, Arab Saudi
38 Davit, Jakarta, Indonesia
39 Dedi Supriadi, Bangkok, Thailand
40 Dedy Bagus, Bekasi, Indonesia
41 Dewi Khairani, Jakarta, Indonesia
42 Dhian Kurniawati, Tangerang, Indonesia
43 Dian Pratiwi Pribadi , Wageningen, the Netherlands.
44 Diding Fahrudin, Jakarta
45 Dimas Rifky Nursyamsu, Bandung, Indonesia
46 Dindin, Bandung-Indonesia
47 Donny Suryono PSH, Jakarta
48 Dyah Sujiati, Bojonegoro, Indonesia
49 Elpi Nazmuzzaman, Adelaide, AU
50 Enung Handayani, Jakarta, Indonesia
51 Erastomo Danang, Indonesia
52 Ericka Abdullah, Surabaya
53 Esti Hindrastuti, Bandung
54 Eti Winata, Jakarta
55 Euis Fauziah , Jeddah , Saudi Arabia
56 Ezil G. Hadjar , Depok , Indonesia
57 Fadhlan Robbi Rodhiya, Lenasia, South Africa.
58 Faizal Rachmat, Jakarta, Indonesia
59 Farida Zulkaidah Pane, Sidoarjo, Indonesia
60 Fauziyyah Arimi, Jakarta, Indonesia
61 Ferani, Depok, Indonesia
62 Fitra Sukrita, Bogor, Indonesia
63 Fitrian Ardiansyah, Canberra, AU
64 Fuad Dasangga, Bekasi/Bandung, Indonesia
65 Gedah Gantini, Bandung/Tasikmalaya, Indonesia
66 Giani Suryowati, Hamburg, Germany
67 Harli Muin, palu, sulawesi tengah, indonesia.
68 Harry Juanda Husman, Courbevoie - Ile de France, France
69 Hélène Koloway, Paris, Perancis
70 Hendra Priadi, BSD-Tangerang Selatan, Indonesia
71 Hendro Cahyono, Yogyakarta, Indonesia
72 Henny Afriani, Jakarta, Indonesia
73 Heru Nugroho, Jakarta, Indonesia
74 Husnul Awaliyati, Jakarta, Indonesia
75 Ihwan Hariyanto, Malang, Indonesia
76 Iin indrawati, Tasikmalaya,Indonesia
77 Ika Wulandari, Leipzig, Germany
78 Ilmi Mayuni Bumi, Bandung, Indonesia
79 Indarwati, Depok, Indonesia.
80 Indra Abdurohim, Bandung, Indonesia
81 Indra Zaka, Ciledug, Tangerang Selatan
82 Indrajati R. Sastraatmadja, Bandung-Jawa Barat, Indonesia
83 Indriyatno Banyumurti, Bogor, Indonesia
84 Inna Sitzu Khainna, Semarang, Indonesia
85 Intan Suri, Jakarta, Indonesia
86 Ioanes Rakhmat, Jakarta, Indonesia
87 Ira Nur Salamah, Garut, Indonesia
88 Irfan Amalee, Boston, US
89 Irma W. Anzia, Illinois, USA.
90 Ishak Salim, Makassar, Indonesia.
91 Ismatillah A Nu'ad, Jakarta
92 Iwan Yuliyanto, Batam
93 Jefrey Zakharia, Singapura
94 Jenni Widjaja, Stavanger, Norway
95 Jihan Davincka, Jeddah, Arab Saudi
96 Johan Mahardi, Doha, Qatar
97 Johanus Adwijan Lebert, Depok, Jawa Barat
98 Joy Rizki Pangestu Djuansjah, Johor, Malaysia
99 Julie Utami, Jawa Barat, Indonesia
100 KH Abdul Muhaimin, pengasuh pesantren Nurul Ummahat, Jogja, Indonesia
101 Khayun Ahmad Noer, Jakarta
102 Khusnul Marom, Gresik-Jatim Indonesia
103 Kurnia Suryani, Moscow, Russia
104 Kurniawan Saefullah, Leiden, Belanda
105 Lalu Abdul Fatah, Surabaya - Indonesia
106 Lisa Ariesalina, Kerala, India
107 Listuti, Banten, Indonesia
108 Lutfia Octavia Ma'sar, Jakarta, Indonesia
109 Martin Hartono, Jakarta, Indonesia
110 Martin Parluana, Jawa Tengah Indonesia
111 MartoArt, Jakarta, Indonesia
112 Meredian Alam Ahmad, Sandvika, Norway.
113 Mia Annisa, Jakarta, Indonesia
114 Mifta Pratiwi Rachman, Yogyakarta, Indonesi
115 Mila Aprilia Zakiah,Boston,USA
116 Minarwan, Bangkok, Thailand
117 Misbah Hanim, Depok-Indonesia.
118 Mohammad Jeffri Suhardianto, Bogor, Indonesia
119 Mokhammad Zamzam Nurzaman, Dubai -UAE
120 Monalisa Pasaribu, Ketapang, KalBar, Indonesia
121 Muhammad Arif Budiman, Gresik
122 Muhammad Nahar, Jakarta, Indonesia
123 Muhammad Noor Auliya, Jakarta, Indonesia
124 Muhammad Salman Hudaya, Bandung, Indonesia
125 Nanang Nurjamal, Jakarta
126 Nano Estananto, Bandung
127 Ni‘mal Fata, Bandung, Indonesia
128 Nia Amandha Dewi , Bontang, KalTim, Indonesia
129 Nila Kharisma, Sandvika, Norway
130 Noka Prihasto, Changwon, Korea Selatan
131 Novaya Haikal, Yogyakarta, Indonesia
132 Nur Hanifah, Pekalongan, Indonesia.
133 Nur'aeni, Bandung
134 Nurul Hidayati Ma'sar, Jakarta
135 Okke Bramanto, Bogor,Indonesia
136 Oktaria Ineztianty, Jakarta
137 Pangky Manirjo , Hamburg, Germany
138 Pillip Hendra, Merauke( Papua )
139 Pratiwi, Bandung, Indonesia
140 Priska Paramita Niswari, Paris, France
141 Priyo Harjiyono, Yogyakarta, Indonesia
142 Pusat Penelitian Perdamaian dan Pengelolaan Konflik Universitas Tadulako (P4K UNTAD)
143 Rachmat Aditya Hutama, Yogyakarta
144 Rafael Djumantara, Bogor, Indonesia
145 Raja Juli Antoni, Brisbane, AU
146 Rana Wijaya Soemadi, Semarang, Indonesia
147 Refi Kunaefi, Nantes, Perancis
148 Ria Rustan, Bandung, Indonesia
149 Ricky Tzuarvizan, Bogor, Indonesia
150 Rifda Ariani , Surabaya, Indonesia
151 Rifki Furqan, Groningen, Belanda.
152 Riski A Wirawan, Tokyo, Jepang
153 Rofi Uddarojat, Jakarta.
154 Rudi Darmawan, Cakung, Indonesia
155 Ruisa Khoiriyah, Jakarta, Indonesia
156 Ruly Achdiat, Singapura
157 Rumayya Batubara, Perth, Australia
158 Saidiman Ahmad, Jakarta
159 Salman Mashudi, Solo, Indonesia
160 Sanny Nurdiansyah Rusjdi, Sandvika, Norwegia
161 Sarah Edna, Ufa, Russia
162 Sari Rahmayati, Bekasi
163 Satrio Wicaksono, Singapura
164 Seliana Dwi Rahmawati, Bandung, Indonesia
165 Septi Wulandari, Depok, Indonesia
166 Septia Dwi Putranti, Vienna, Austria
167 Shanti, Bogor, Indonesia
168 Siska Rostika, Samarinda, Indonesia
169 Siti Fatimah Zalukhu, Medan, Indonesia
170 Sri Mulyati Sudirah, Cirebon, Indonesia
171 Sri Pujiyanti, Groningen, Belanda
172 Stevano, Surakarta
173 Suci Nupliana, Palembang, Indonesia
174 Sukardi Kassim,Pontianak-Indonesia
175 Sumarni, Batam, Indonesia
176 Syahirah Taha, Den Haag, Belanda
177 Syaiful Bahri, Yogyakarta, Indonesia
178 Syufra Malina A, New Delhi, India
179 Tasya Iskandarsyah, Brookline, Massachussetts, USA
180 Taufiq Muhammad Isa, Aceh, Indonesia
181 Terry Teikoh, Johor Bahr Malaysia.
182 Tintin Syamsuddin, Jakarta, Indonesia
183 Traya Widita, Jakarta
184 Umi Futikhah, Semarang, Indonesia
185 Umi Mardiyati, Bandung, Indonesia
186 Wahyu Bimo S, Wonosobo, Indonesia
187 Wida Semito,Jakarta
188 Wikan Danar Sunindyo, Vienna, Austria
189 Winny Widyawati, Bogor, Indonesia
190 Wisnu Aji Wicaksono, Rotterdam, Belanda.
191 Yanti Thesalia, Jakarta, Indonesia
192 Yoghi Suharjanto, Science Park, University of Indonesia
193 Yuldan Arief Djamal, Bandung, Indonesia.
194 Yulia Panca Murdiyati, Sandvika, Norway.
195 Yulianto Suharto, Portland OR, USA
196 Yuni Khairun Nisa, Jakarta Selatan, Indonesia.
197 Yusran Darmawan, Ohio, USA
Dan berikutnya tercantum lagi ribuan nama dari berbagai kalangan yang selalu peduli dan terus akan peduli,
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
#18) Appeal to report Save Maryam to Ofcom
oleh Maulana M. Syuhada pada 30 Agustus 2012 pukul 14:46 ·
Save Maryam used data manipulation to trick their viewers in their charity appeal through Ramadan TV (Sky Channel 843). So, the donors donated their money based on false information. Because this is breaking the rules, we are reporting this case to Ofcom, and we urge everyone to do the same.
How to do it?
1. Go to Ofcom website:
http://consumers.ofcom.org.uk/2011/08/12200/
2. Scroll down to the very bottom, and click "here" to start the complain process:
"If you have any concerns about a particular appeal broadcast on TV or radio you can make a complaint to Ofcom here."
3. Enter your address
4. Fill in your details
5. Click "Launch Electronic Program Guide", and from the combo box selecet "Any Other Channel",
you'll then need to enter the information manually as follow:
Program Title:
Save Maryam Charity Appeal
Date and time of broadcast:
3,4,10,11 August 2012, 21.00 - 04.00
Channel / station:
Ramadan TV / SKY Channel 843
Subject:
Data manipulation used in charity appeal
Description (please use 1500 characters or less)
You can describe your complaint here. If you have a difficulty with formulating the complaint, you can "copy paste" our description below:
On 21st July 2012 Mercy Mission launched a project called, Save Maryam, spreading a video on youtube to gather $2,000,000:
http://www.youtube.com/watch?v=6E9NcbVa4FU
During Ramadan, they were making an appeal for this project through Ramadan TV (Sky Channel 843) on 3rd, 4th, 10th and 11th August 2012.
1. They used manipulative statistics and facts. Amongst them:
(a) They claimed that two million people leave Islam for Christianity every year in Indonesia.
(b) They claimed that Indonesia will cease to be a Muslim majority country by 2035, and referred the statistics to International Crisis Group (ICG)'s report.
These claims are not true. They are highly exaggerated, unsubstantiated and misleading.They Contradict the census data. Indonesian community has set up a counter campaign, called #SaveUdin. It provides all the evidence of data manipulation: http://www.saveudin.org/11-faq-about-savemaryam-controversies/
ICG has published a statement, that Mercy Mission seriously misrepresents one of ICG reports:
"The video on the savemaryam.com website seriously misrepresents an International Crisis Group report, and we request that you remove all references to our organization immediately." Sidney Jones (ICG’s Senior Adviser, Asia Program, Jakarta)
2. Many viewers were misled and thought that this is what happening in Indonesia, thus they donated their money. Because the data manipulation has been used on to trick the viewers, we demand Ofcom to make an investigation about it.
End of Form
BACALAH!! orang2 yang asal bunyi itu...
Kami melakukan ini semua karena kami cinta Indonesia, tidak ada embel2 lain dibelakang status keagamaan kami... kami adalah ISLAM ... Muslim itu saja
Saya sudah jelaskan ini berulang kali. Namun sejak diterbitkannya surat pernyataan dari KIBAR, komentar2 yang ditujukan kepada saya sudah tidak nyambung dengan argumen yg saya kemukakan, bahkan sebagian hanya mengolok2 saja tanpa bisa mengeluarkan argumen sanggahan.
Dalam video yang disebarkan ke seluruh dunia, Mercy Mission mengatakan bahwa Muslim di Indonesia akan kehilangan mayoritasnya pada
tahun 2035. Karena itulah Save Maryam diluncurkan untuk menyelamatkan Indonesia. Padahal berdasarkan lima sensus terakhir, proporsi umat Islam Indonesia relatif tidak berubah pada kisaran 87-88% sejak 1971:
1971 = 87,51%
1980 = 87,94%
1990 = 87,21%
2000 = 88,22%
2010 = 87,18%
Integritas akademisi saya mengatakan bahwa yang disebarkan Mercy adalah tidak benar, tidak jujur, alias berbohong demi mendapatkan sumbangan.
Kalau mau mengumpulkan uang untuk membangun stasiun TV, ya bilanglah dengan jujur bahwa kami mau buat stasiun TV. Jangan menjual nama Indonesia dan isu kristenisasi, menipu para donatur demi mendapatkan uang untuk membangun stasiun TV. Dan kita semua tahu bahwa golongan yang rawan berpindah agama adalah mereka yg miskin dan kurang berpendidikan, sehingga terkenal dengan sebutan akidah indomie karena rela pindah agama demi sebungkus Indomie. Orang2 ini, jangankan membeli TV dan HP (untuk helpline), untuk makan besok saja seringkali tidak punya.
Karena menguak kebohongan ini, saya dituduh islam liberal, asbun, pembela kristenisasi, bahkan sesaat setelah pertemuan dengan Mercy di London, Mercy mengeluarkan statement bahwa saya dan kawan2 yang menentang hanyalah "minoritas kecil yang vokal" yang tidak punya keinginan untuk melihat Islam bangkit di Indonesia. Sungguh suatu tuduhan yang sangat menyakitkan. Teman2 yang memberikan masukan dan meluruskan langsung dibanned oleh Mercy, dan komentar2nya dihapus.
Singkat dulu saja, karena waktu sempit :) Insya Allah kalau ada waktu saya akan coba ulas, bagaimana nalar akademis para cendekia kita tiba2 hilang. Kita tiba2 lupa bagaimana 13 abad yang lalu Rasul SAW mengawali dakwahnya dengan sifat kejujuran ("Al-Amien"). Sedahsyat itukah kemilau gemerlapnya Save Maryam yang mampu membutakan hati dan pikiran kita dari mengatakan kebenaran.
(Sanny Irfan Nano Purwanti Iwan Satrio Fitrian Dono HakimulAmika)
(kumpulan seputar Save Udin-shared)
4 Anjar Priyono, Glasgow, UK
5 Budi Waluyo, manchester
6 Dono Widiatmoko, Manchester/Middlesbrough
7 Erick Rachyandi, Manchester, UK
8 Ersa Tri Wahyuni, Manchester
9 Fahita Advani, Manchester
10 Fahmy Bin Hasan Basri - Manchester, Inggris
11 Farid Arif Wibowo, Durham UK
12 Galuh Pangestu Indraswari, Bradford, UK
13 Hakimul Ikhwan, Essex
14 Julia Fauziah Matondang, Birmingham, UK
15 Lia Yuliawati, Essex UK
16 Maulana M. Syuhada, Manchester
17 Nurmuntaha Agung Nugraha, Newcastle
18 Ofita Purwani, Edinburgh, UK
19 Purwanti Sri Pudyastuti, Newcastle
20 Raden Raditya Yudha Wiranegara, Manchester
21 Shandy Adiguna, London
22 Vina Adriany, Lancaster, UK
23 Yashinta Tri Wahyuni, London
24 Yudhi Ariadi, Loughborough
Di luar UK :
1 Abdi Dharma Ginting, Balikpapan - Indonesia
2 Abdul Hakim, Makassar Sulawesi Selatan
3 Adi Wicaksono, DKI Jakarta - Indonesia
4 Adimas Siti Helvanisari D, Jakarta
5 Adiyanto Harimulyo, Jakarta, Indonesia
6 Adli Usuluddin, Tangerang Selatan, Indonesia
7 Adrian Janitra Putra, Berlin, Germany
8 Afandi, Bandung
9 Afriannoor Miradinata, Austin, USA
10 Agam Fatchurrochman, Jakarta, Indonesia
11 Agung Wibowo, Goettingen
12 Agustinus Mau Tukan, Boston, USA.
13 Ahmad Farabi, Kuala Lumpur, Malaysia
14 Ainun Najib, Singapura
15 Anatta Wahyu Budiman, South Korea
16 Andi Yudha Asfandiyar, Brussels, Belgium
17 Andri Mulia Nasution, Jakarta, Indonesia.
18 Angga P Requandi, Bandung, Indonesia
19 Anton Yanuar , Bandung
20 Antung Apriana, Banjarmasin, Indonesia
21 Any Susanti, Singapore
22 Aqva Uluputty, Bandung
23 Ariadi Wibowo, Bekasi
24 Arief Andriyanto Achmadi, Hamilton,New Zealand
25 Arif Budi W, Jakarta
26 Arma Adi Prasetya Lampung, Indonesia
27 Arum Suryanti, Stavanger, Norway
28 Astrid, Jakarta, Indonesia
29 Ati Rahmi Hilmiyati, New Delhi, India
30 Atikah Nuristiqomah, Jakarta, Indonesia
31 Azzania Fibriani, Rotterdam, Belanda.
32 B. Ikha Marlina, Jakarta, Indonesia
33 Bambang Priantono, Semarang
34 Bayu Santosa Ahmad, Dubai UAE
35 Bunga Manggiasih, Den Haag, Belanda
36 Catur Wahono, Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia
37 Dani Rosyadi, Jeddah, Arab Saudi
38 Davit, Jakarta, Indonesia
39 Dedi Supriadi, Bangkok, Thailand
40 Dedy Bagus, Bekasi, Indonesia
41 Dewi Khairani, Jakarta, Indonesia
42 Dhian Kurniawati, Tangerang, Indonesia
43 Dian Pratiwi Pribadi , Wageningen, the Netherlands.
44 Diding Fahrudin, Jakarta
45 Dimas Rifky Nursyamsu, Bandung, Indonesia
46 Dindin, Bandung-Indonesia
47 Donny Suryono PSH, Jakarta
48 Dyah Sujiati, Bojonegoro, Indonesia
49 Elpi Nazmuzzaman, Adelaide, AU
50 Enung Handayani, Jakarta, Indonesia
51 Erastomo Danang, Indonesia
52 Ericka Abdullah, Surabaya
53 Esti Hindrastuti, Bandung
54 Eti Winata, Jakarta
55 Euis Fauziah , Jeddah , Saudi Arabia
56 Ezil G. Hadjar , Depok , Indonesia
57 Fadhlan Robbi Rodhiya, Lenasia, South Africa.
58 Faizal Rachmat, Jakarta, Indonesia
59 Farida Zulkaidah Pane, Sidoarjo, Indonesia
60 Fauziyyah Arimi, Jakarta, Indonesia
61 Ferani, Depok, Indonesia
62 Fitra Sukrita, Bogor, Indonesia
63 Fitrian Ardiansyah, Canberra, AU
64 Fuad Dasangga, Bekasi/Bandung, Indonesia
65 Gedah Gantini, Bandung/Tasikmalaya, Indonesia
66 Giani Suryowati, Hamburg, Germany
67 Harli Muin, palu, sulawesi tengah, indonesia.
68 Harry Juanda Husman, Courbevoie - Ile de France, France
69 Hélène Koloway, Paris, Perancis
70 Hendra Priadi, BSD-Tangerang Selatan, Indonesia
71 Hendro Cahyono, Yogyakarta, Indonesia
72 Henny Afriani, Jakarta, Indonesia
73 Heru Nugroho, Jakarta, Indonesia
74 Husnul Awaliyati, Jakarta, Indonesia
75 Ihwan Hariyanto, Malang, Indonesia
76 Iin indrawati, Tasikmalaya,Indonesia
77 Ika Wulandari, Leipzig, Germany
78 Ilmi Mayuni Bumi, Bandung, Indonesia
79 Indarwati, Depok, Indonesia.
80 Indra Abdurohim, Bandung, Indonesia
81 Indra Zaka, Ciledug, Tangerang Selatan
82 Indrajati R. Sastraatmadja, Bandung-Jawa Barat, Indonesia
83 Indriyatno Banyumurti, Bogor, Indonesia
84 Inna Sitzu Khainna, Semarang, Indonesia
85 Intan Suri, Jakarta, Indonesia
86 Ioanes Rakhmat, Jakarta, Indonesia
87 Ira Nur Salamah, Garut, Indonesia
88 Irfan Amalee, Boston, US
89 Irma W. Anzia, Illinois, USA.
90 Ishak Salim, Makassar, Indonesia.
91 Ismatillah A Nu'ad, Jakarta
92 Iwan Yuliyanto, Batam
93 Jefrey Zakharia, Singapura
94 Jenni Widjaja, Stavanger, Norway
95 Jihan Davincka, Jeddah, Arab Saudi
96 Johan Mahardi, Doha, Qatar
97 Johanus Adwijan Lebert, Depok, Jawa Barat
98 Joy Rizki Pangestu Djuansjah, Johor, Malaysia
99 Julie Utami, Jawa Barat, Indonesia
100 KH Abdul Muhaimin, pengasuh pesantren Nurul Ummahat, Jogja, Indonesia
101 Khayun Ahmad Noer, Jakarta
102 Khusnul Marom, Gresik-Jatim Indonesia
103 Kurnia Suryani, Moscow, Russia
104 Kurniawan Saefullah, Leiden, Belanda
105 Lalu Abdul Fatah, Surabaya - Indonesia
106 Lisa Ariesalina, Kerala, India
107 Listuti, Banten, Indonesia
108 Lutfia Octavia Ma'sar, Jakarta, Indonesia
109 Martin Hartono, Jakarta, Indonesia
110 Martin Parluana, Jawa Tengah Indonesia
111 MartoArt, Jakarta, Indonesia
112 Meredian Alam Ahmad, Sandvika, Norway.
113 Mia Annisa, Jakarta, Indonesia
114 Mifta Pratiwi Rachman, Yogyakarta, Indonesi
115 Mila Aprilia Zakiah,Boston,USA
116 Minarwan, Bangkok, Thailand
117 Misbah Hanim, Depok-Indonesia.
118 Mohammad Jeffri Suhardianto, Bogor, Indonesia
119 Mokhammad Zamzam Nurzaman, Dubai -UAE
120 Monalisa Pasaribu, Ketapang, KalBar, Indonesia
121 Muhammad Arif Budiman, Gresik
122 Muhammad Nahar, Jakarta, Indonesia
123 Muhammad Noor Auliya, Jakarta, Indonesia
124 Muhammad Salman Hudaya, Bandung, Indonesia
125 Nanang Nurjamal, Jakarta
126 Nano Estananto, Bandung
127 Ni‘mal Fata, Bandung, Indonesia
128 Nia Amandha Dewi , Bontang, KalTim, Indonesia
129 Nila Kharisma, Sandvika, Norway
130 Noka Prihasto, Changwon, Korea Selatan
131 Novaya Haikal, Yogyakarta, Indonesia
132 Nur Hanifah, Pekalongan, Indonesia.
133 Nur'aeni, Bandung
134 Nurul Hidayati Ma'sar, Jakarta
135 Okke Bramanto, Bogor,Indonesia
136 Oktaria Ineztianty, Jakarta
137 Pangky Manirjo , Hamburg, Germany
138 Pillip Hendra, Merauke( Papua )
139 Pratiwi, Bandung, Indonesia
140 Priska Paramita Niswari, Paris, France
141 Priyo Harjiyono, Yogyakarta, Indonesia
142 Pusat Penelitian Perdamaian dan Pengelolaan Konflik Universitas Tadulako (P4K UNTAD)
143 Rachmat Aditya Hutama, Yogyakarta
144 Rafael Djumantara, Bogor, Indonesia
145 Raja Juli Antoni, Brisbane, AU
146 Rana Wijaya Soemadi, Semarang, Indonesia
147 Refi Kunaefi, Nantes, Perancis
148 Ria Rustan, Bandung, Indonesia
149 Ricky Tzuarvizan, Bogor, Indonesia
150 Rifda Ariani , Surabaya, Indonesia
151 Rifki Furqan, Groningen, Belanda.
152 Riski A Wirawan, Tokyo, Jepang
153 Rofi Uddarojat, Jakarta.
154 Rudi Darmawan, Cakung, Indonesia
155 Ruisa Khoiriyah, Jakarta, Indonesia
156 Ruly Achdiat, Singapura
157 Rumayya Batubara, Perth, Australia
158 Saidiman Ahmad, Jakarta
159 Salman Mashudi, Solo, Indonesia
160 Sanny Nurdiansyah Rusjdi, Sandvika, Norwegia
161 Sarah Edna, Ufa, Russia
162 Sari Rahmayati, Bekasi
163 Satrio Wicaksono, Singapura
164 Seliana Dwi Rahmawati, Bandung, Indonesia
165 Septi Wulandari, Depok, Indonesia
166 Septia Dwi Putranti, Vienna, Austria
167 Shanti, Bogor, Indonesia
168 Siska Rostika, Samarinda, Indonesia
169 Siti Fatimah Zalukhu, Medan, Indonesia
170 Sri Mulyati Sudirah, Cirebon, Indonesia
171 Sri Pujiyanti, Groningen, Belanda
172 Stevano, Surakarta
173 Suci Nupliana, Palembang, Indonesia
174 Sukardi Kassim,Pontianak-Indonesia
175 Sumarni, Batam, Indonesia
176 Syahirah Taha, Den Haag, Belanda
177 Syaiful Bahri, Yogyakarta, Indonesia
178 Syufra Malina A, New Delhi, India
179 Tasya Iskandarsyah, Brookline, Massachussetts, USA
180 Taufiq Muhammad Isa, Aceh, Indonesia
181 Terry Teikoh, Johor Bahr Malaysia.
182 Tintin Syamsuddin, Jakarta, Indonesia
183 Traya Widita, Jakarta
184 Umi Futikhah, Semarang, Indonesia
185 Umi Mardiyati, Bandung, Indonesia
186 Wahyu Bimo S, Wonosobo, Indonesia
187 Wida Semito,Jakarta
188 Wikan Danar Sunindyo, Vienna, Austria
189 Winny Widyawati, Bogor, Indonesia
190 Wisnu Aji Wicaksono, Rotterdam, Belanda.
191 Yanti Thesalia, Jakarta, Indonesia
192 Yoghi Suharjanto, Science Park, University of Indonesia
193 Yuldan Arief Djamal, Bandung, Indonesia.
194 Yulia Panca Murdiyati, Sandvika, Norway.
195 Yulianto Suharto, Portland OR, USA
196 Yuni Khairun Nisa, Jakarta Selatan, Indonesia.
197 Yusran Darmawan, Ohio, USA
Dan berikutnya tercantum lagi ribuan nama dari berbagai kalangan yang selalu peduli dan terus akan peduli,
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
#18) Appeal to report Save Maryam to Ofcom
oleh Maulana M. Syuhada pada 30 Agustus 2012 pukul 14:46 ·
Save Maryam used data manipulation to trick their viewers in their charity appeal through Ramadan TV (Sky Channel 843). So, the donors donated their money based on false information. Because this is breaking the rules, we are reporting this case to Ofcom, and we urge everyone to do the same.
1. Go to Ofcom website:
http://consumers.ofcom.org.uk/2011/08/12200/
2. Scroll down to the very bottom, and click "here" to start the complain process:
"If you have any concerns about a particular appeal broadcast on TV or radio you can make a complaint to Ofcom here."
3. Enter your address
4. Fill in your details
5. Click "Launch Electronic Program Guide", and from the combo box selecet "Any Other Channel",
you'll then need to enter the information manually as follow:
Program Title:
Save Maryam Charity Appeal
Date and time of broadcast:
3,4,10,11 August 2012, 21.00 - 04.00
Channel / station:
Ramadan TV / SKY Channel 843
Subject:
Data manipulation used in charity appeal
Description (please use 1500 characters or less)
You can describe your complaint here. If you have a difficulty with formulating the complaint, you can "copy paste" our description below:
On 21st July 2012 Mercy Mission launched a project called, Save Maryam, spreading a video on youtube to gather $2,000,000:
http://www.youtube.com/watch?v=6E9NcbVa4FU
During Ramadan, they were making an appeal for this project through Ramadan TV (Sky Channel 843) on 3rd, 4th, 10th and 11th August 2012.
1. They used manipulative statistics and facts. Amongst them:
(a) They claimed that two million people leave Islam for Christianity every year in Indonesia.
(b) They claimed that Indonesia will cease to be a Muslim majority country by 2035, and referred the statistics to International Crisis Group (ICG)'s report.
These claims are not true. They are highly exaggerated, unsubstantiated and misleading.They Contradict the census data. Indonesian community has set up a counter campaign, called #SaveUdin. It provides all the evidence of data manipulation: http://www.saveudin.org/11-faq-about-savemaryam-controversies/
ICG has published a statement, that Mercy Mission seriously misrepresents one of ICG reports:
"The video on the savemaryam.com website seriously misrepresents an International Crisis Group report, and we request that you remove all references to our organization immediately." Sidney Jones (ICG’s Senior Adviser, Asia Program, Jakarta)
2. Many viewers were misled and thought that this is what happening in Indonesia, thus they donated their money. Because the data manipulation has been used on to trick the viewers, we demand Ofcom to make an investigation about it.
End of Form
BACALAH!! orang2 yang asal bunyi itu...
Kami melakukan ini semua karena kami cinta Indonesia, tidak ada embel2 lain dibelakang status keagamaan kami... kami adalah ISLAM ... Muslim itu saja
Saya sudah jelaskan ini berulang kali. Namun sejak diterbitkannya surat pernyataan dari KIBAR, komentar2 yang ditujukan kepada saya sudah tidak nyambung dengan argumen yg saya kemukakan, bahkan sebagian hanya mengolok2 saja tanpa bisa mengeluarkan argumen sanggahan.
Dalam video yang disebarkan ke seluruh dunia, Mercy Mission mengatakan bahwa Muslim di Indonesia akan kehilangan mayoritasnya pada
tahun 2035. Karena itulah Save Maryam diluncurkan untuk menyelamatkan Indonesia. Padahal berdasarkan lima sensus terakhir, proporsi umat Islam Indonesia relatif tidak berubah pada kisaran 87-88% sejak 1971:
1971 = 87,51%
1980 = 87,94%
1990 = 87,21%
2000 = 88,22%
2010 = 87,18%
Integritas akademisi saya mengatakan bahwa yang disebarkan Mercy adalah tidak benar, tidak jujur, alias berbohong demi mendapatkan sumbangan.
Kalau mau mengumpulkan uang untuk membangun stasiun TV, ya bilanglah dengan jujur bahwa kami mau buat stasiun TV. Jangan menjual nama Indonesia dan isu kristenisasi, menipu para donatur demi mendapatkan uang untuk membangun stasiun TV. Dan kita semua tahu bahwa golongan yang rawan berpindah agama adalah mereka yg miskin dan kurang berpendidikan, sehingga terkenal dengan sebutan akidah indomie karena rela pindah agama demi sebungkus Indomie. Orang2 ini, jangankan membeli TV dan HP (untuk helpline), untuk makan besok saja seringkali tidak punya.
Karena menguak kebohongan ini, saya dituduh islam liberal, asbun, pembela kristenisasi, bahkan sesaat setelah pertemuan dengan Mercy di London, Mercy mengeluarkan statement bahwa saya dan kawan2 yang menentang hanyalah "minoritas kecil yang vokal" yang tidak punya keinginan untuk melihat Islam bangkit di Indonesia. Sungguh suatu tuduhan yang sangat menyakitkan. Teman2 yang memberikan masukan dan meluruskan langsung dibanned oleh Mercy, dan komentar2nya dihapus.
Singkat dulu saja, karena waktu sempit :) Insya Allah kalau ada waktu saya akan coba ulas, bagaimana nalar akademis para cendekia kita tiba2 hilang. Kita tiba2 lupa bagaimana 13 abad yang lalu Rasul SAW mengawali dakwahnya dengan sifat kejujuran ("Al-Amien"). Sedahsyat itukah kemilau gemerlapnya Save Maryam yang mampu membutakan hati dan pikiran kita dari mengatakan kebenaran.
(Sanny Irfan Nano Purwanti Iwan Satrio Fitrian Dono HakimulAmika)
(kumpulan seputar Save Udin-shared)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar