Setelah kota Surakarta atau Solo digegerkan dengan rentetan
peristiwa penembakan yang terjadi dua bulan terakhir ini, polisi
mengklaim tindakan tersebut murni kasus terorisme. Namun, menurut IPW (Indonesia
Police Watch) terdapat
beberapa kejanggalan dalam peristiwa tersebut. Apa saja?
Keganjilan
pertama disebabkan
oleh adanya perbedaan penyataan tentang senjata yang dipakai si penembak.
Kapolresta Solo Kombes Asdjima’in sebelumnya menyebutkan bahwa senjata yang
digunakan untuk menembak polisi di Pospam Lebaran berjenis FN kaliber 99 mm padahal
setelah diselidiki senjata tersebut adalah sebuah Bareta dengan
tulisan Property Philippines National Police. Oleh
karena itu, timbul dugaan bahwa orang yang ditembak Jumat Malam kemarin bukan
sebagai pelaku mutlak terorisme yang sebenarnya karena bisa jadi ada pihak lain
yang berperan sebagai pelaku utama.
Keganjilan
kedua, menurut Neta, anggota Densus 88 yang
tewas tertembak, Bripda Suherman membuktikan bahwa anggota Densus tidak
bertindak sesuai standar yang berlaku yang seharusnya mewajibkan mereka untuk
memakai rompi anti peluru sesuai dengan Standard Operating Procedure. Hal
ini membuat sangsi penyataan bahwa tanggal 31 Agustus malam tersebut terjadi
operasi Densus di kota Solo.
Keganjilan ketiga mengarah
kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang seolah-olah membangun pencitraan
baik tentang pemerintahannya di tengah kisruh penembakan di kota Solo. SBY memerintahkan Kapolri Jenderal
Timur Pradopo untuk meninjau lokasi kejadian beberapa jam setelah terjadi
penembakan Jumat malam lalu yang sangat berbeda dengan tindakan acuh SBY saat
terjadi tiga peristiwa penembakan lain di pos pengamanan lebaran sebelumnya.
Walaupun Densus 88 telah
menyatakan kasus rentetan penembakan polisi di kota Solo tersebut telah selesai, namun kasus
terorisme lain terhadap polisi tetap menjadi ancaman besar karena sebagian
besar masyarakat telah jengah terhadap perilaku buruk polisi yang arogan,
anarkis dan terkesan tidak melindungi masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan
peristiwa pengeroyokan 11 polisi oleh masyarakat sipil sepanjang tahun 2012
ini. Oleh karena itu Neta menghimbau Kapolri dan jajarannya untuk menindak
tegas petugas yang tidak memenuhi standar sikap polisi sebagai pengayom dan
pelindung masyarakat.
POLISI UNGKAP IDENTITAS PELAKU
Polisi memastikan pelaku
rangkaian penembakan di Solo, Jawa Tengah, adalah Farhan dan Mukhsin. Keduanya
ditembak personel Densus 88 Mabes Polri dalam baku tembak di kawasan Tipes, Solo pada
Jumat (31/8) malam.
Menurut Kapolri Jenderal Timur
Pradopo disela-sela kunjungannya di Solo, kedua tersangka yang tewas ditembak
Densus 88 itu adalah remaja yang sama-sama berusia 19 tahun. Dari tangan
terduga teroris juga disita senjata api bernomor register Filipina dan puluhan
butir peluru dengan tiga magazin.
"Dari
hasil pemeriksaan, dua tersangka yang meninggal dan satu tersangka yang masih
hidup berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan bersangkutan adalah menyelundupkan
berbagai jenis senjata api berikut amunisi dari wilayah Filipina," kata Kapolri
Jenderal Timur Pradopo, Sabtu (1/9) saat jumpa pers di Mapolresta Surakarta .
Hampir bersamaan dengan
penyergapan terhadap tersangka Farhan dan Mukhsin, polisi juga menangkap satu
tersangka lainnya bernama Bayu.
Penangkapan dilakukan di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar, yang terletak tak jauh dari Kota Solo.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo
berkunjung di Solo untuk memantau penanganan kasus penembakan terhadap anak
buahnya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anang Iskandar menegaskan, ketiga terduga tersangka
teroris di Solo, Jawa Tengah, merupakan kaki tangan kelompok Abu Omar. Polisi telah menangkap Abu Omar beberapa bulan lalu.
Terduga tersangka teroris tersebut adalah Farhan dan Mukshin, yang
tewas dalam baku tembak
dengan Densus 88 di Solo. Sedangkan satu terduga teroris lainnya adalah Bayu,
yang ditangkap di kediamannya di Karanganyar.
AUTOPSI JENAZAH TERORIS SOLO
Dua
jenazah pelaku aksi teror yang tewas ditembak anggota Detasemen Khusus (Densus)
88 di Solo pada Jumat (31/8/2012) lalu, hingga kini masih dalam pemeriksaan
otopsi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Otopsi dilakukan dengan melibatkan sedikitnya delapan orang dokter yang terdiri
dari dokter forensik, DNA, Odontologi dan Inafis.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol. Agus Prayitno yang mengatakan bahwa proses otopsi sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (1/9/2012) malam. "Otopsi melibatkan delapan dokter. Setelah proses otopsi selesai, data post mortemnya akan langsung diserahkan ke Densus 88 untuk selanjutnya dicari lagi data ante mortem," tukasnya, Minggu (2/9/2012).
Menurutnya data post mortem merupakan data jenazah pasca kematian, sedangkan ante mortem adalah data yang menunjukkan ciri-ciri jenazah semasa hidup atau sebelum kematian. Namun dirinya mengaku tidak bisa menjelaskan semua keterangan lebih rinci terkait kedua jenazah tersebut.
Sebelumnya, dua terduga teroris itu tewas tertembak oleh anggota Densus 88 pada Jumat (31/8/2012) di Kota Solo dan jenazahnya tiba di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada Sabtu (1/9/2012) siang dengan pengawalan aparat kepolisian.
(rangkuman berita)
Hal itu dijelaskan oleh Kepala RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol. Agus Prayitno yang mengatakan bahwa proses otopsi sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (1/9/2012) malam. "Otopsi melibatkan delapan dokter. Setelah proses otopsi selesai, data post mortemnya akan langsung diserahkan ke Densus 88 untuk selanjutnya dicari lagi data ante mortem," tukasnya, Minggu (2/9/2012).
Menurutnya data post mortem merupakan data jenazah pasca kematian, sedangkan ante mortem adalah data yang menunjukkan ciri-ciri jenazah semasa hidup atau sebelum kematian. Namun dirinya mengaku tidak bisa menjelaskan semua keterangan lebih rinci terkait kedua jenazah tersebut.
Sebelumnya, dua terduga teroris itu tewas tertembak oleh anggota Densus 88 pada Jumat (31/8/2012) di Kota Solo dan jenazahnya tiba di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada Sabtu (1/9/2012) siang dengan pengawalan aparat kepolisian.
(rangkuman berita)
FOTO-FOTO TEROR SOLO
Lokasi Penembakan Anggota Polisi Singosaren Solo
Lokasi penggranatan Pospam Lebaran
Jenazah tersangka teroris tiba di RS POLRI Kramat Jati
Bripka Dwi Data Subekti
Briptu anumerta Suherman
Pemakaman anggota Densus 88 yang gugur pada penyergapan teroris
Jenazah Farhan dan Mukhsin TSK teroris Solo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar