09 September 2012

SETELAH SOLO, BOM LAGI !! INI TEROR SIAPA ??

Sebuah ledakan besar menghancurkan sebuah rumah yang dijadikan yayasan yatim piatu di Jalan Nusantara Raya Nomor 63 Beji, Kota Depok, Jawa Barat.  Pukul 21.50.  terdapat 3 korban, 1 luka parah dan 2 luka ringan, dan sudah dibawa ke klinik terdekat.



Ledakan lagi, bom meledak dan menghebohkan lagi ! Skenario apa yang sedang diperagakan oleh penghuni kegelapan ? Begitu bertubi-tubi dan sangatlah mengusik semangat damai di negeri ini. Satu scene domestikkah ?? atau telah merambah kepentingan politis asing di negeri ini dalam pentas teroris internasional  berkedok agama berjenis  TEROR GLOBAL ?!
Apakah tujuannya ? Bila jihad, kenapa dinegara yang mayoritas rakyatnya muslim ? Sebuah upaya mempermalukan ibu pertiwikah ? Skenario penggagalan pencitraan positif NKRI di pentas internasionalkah ? Apakah dibumi ini telah kekurangan arena jihad ? atau ini hanya sebuah permainan kecil dengan tujuan besar dari sebuah kepentingan gila sekelompok orang yang gagal mengilhami sebuah ajaran DAMAI.... 
Siapakah mereka ini ??

Sebuah ledakan hebat terdengar di sebuah rumah, Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (8/9/2012) malam. Ledakan diduga berasal dari sebuah bom rakitan yang ada di rumah petak yang dijadikan Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara tersebut.

Seorang pria menjadi korban dalam peristiwa itu. Pria itu diduga adalah pelaku perakit bom dan kini menjalani perawatan di RS Polri Sukanto. Selama 8,5 jam kepolisian menyisir lokasi ledakan. 

Berikut kronologi yang dihimpun berdasarkan saksi-saksi di lokasi kejadian: 

Sabtu, 8 September 2012 Pukul 20.45 
Suara ledakan terdengar dari sebuah rumah petak di Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok. Suara terdengar sampai radius 300 meter. Saksi melihat asap dari sebuah rumah petak di belakang pos Forum Betawi Rempug (FBR). Asap diketahui berasal dari rumah petak paling depan yang terdapat spanduk "Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara". 

Beberapa warga sempat mendekat ke sumber ledakan dan melihat seorang pria dengan kondisi tubuh bagian dada masih mengobarkan api. Tangan sebelah kiri pria itu pun terlihat luka terbuka. Dua orang lainnya diduga mengalami luka ringan. 

Pukul 21.30 
Tim gabungan dari Polsek Beji dan Polres Kota Depok mendatangi lokasi kejadian. Polisi langsung memberi garis polisi (police line) di lokasi dan mengevakuasi tiga korban. Dua orang dibawa ke klinik Bima dan selanjutnya diboyong tim Densus 88 Antiteror. Sementara itu, seorang lagi yang mengalami luka berat dibawa ke RS Mitra Keluarga Depok

Pukul 23.15 
Tim Gegana dan penjinak bom (jibom) dengan perlengkapan lengkap tiba di lokasi. Tim langsung masuk ke lokasi kejadian. Tak lama berselang, iring-iringan pimpinan Polda Metro Jaya juga tiba. Di antaranya, Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Pol) Suhardi Alius, Kepala Polres Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Agung Budhi Maryoto, dan Kepala Subdit Resmob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan. 

Pukul 23.30 
Areal steril diperluas dari 50 meter menjadi 100 meter karena ditemukan beberapa benda mencurigakan. Ratusan warga yang memadati lokasi juga diminta untuk mematikan alat komunikasinya. 

Minggu, 9 September 2012 Pukul 00.00 
Jajaran Polda Metro Jaya dan Polres Kota Depok meninggalkan lokasi menuju ke Mapolresta Depok. Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa ada delapan saksi yang dibawa untuk diperiksa di sana. Di antaranya adalah Wulandari, yang menghuni rumah petak di sebelah sumber ledakan. 

Pukul 03.00 
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbai mendatangi lokasi. Ansyad mengatakan bahwa petugas menemukan tiga senjata api. Satu pucuk senjata jenis Pietro Baretta yang menyerupai senjata api rakitan kelompok Solo. 

Dua senjata api lainnya yakni senjata pinggang. Informasi dari kepolisian, polisi juga menemukan berbagai macam serbuk warna kuning, putih, dan pink; serta granat. 

Ansyad belum bisa memastikan apakah peristiwa di Depok terkait dengan aksi terorisme. 

Pukul 03.30 
Tim Gegana meninggalkan lokasi. Belasan anggota Brimob bersenjata laras panjang masih berjaga-jaga. Garis polisi juga masih belum dilepas. Akses Jalan Nusantara Raya masih ditutup total. Rencananya, polisi akan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 07.00. 






POLISI TEMUKAN SENJATA, AMUNISI DAN BAHAN PELEDAK 
Polisi menemukan sejumlah benda berbahaya dari lokasi ledakan di Jalan Nusantara Raya Nomor 63 RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat.

Benda berbahaya itu, diantaranya satu pistol Pietro Beretta dan dua senjata pinggang (mitraliur) rakitan. Benda yang tidak kalah berbahaya lainnya adalah adanya bom aktif dan bahan peledak.

"(Bahan peledak) cukup banyak, belum ditimbang itu," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, usai meninjau lokasi ledakan, Minggu (9/9/2012). "Ada (bom aktif), tapi sudah diamankan,".

Menurut Ansyaad, pistol Beretta yang ditemukan lokasi ledakan di Depok ini mirip dengan pistol pelaku penembakan Solo, Firman.

Meski, kepolisian masih menyelidiki ada tidaknya keterkaitan kelompok Depok ini dengan kelompok penembakan di Solo.

Sementara untuk dua senjata pinggang rakitan yang ditemukan, Ansyaad mengatakan bahwa benda itu hampir dipastikan bukan buatan Indonesia.
"Kemungkinan (dari Filipina)," 

Guna memastikan hasil temuan tersebut, Ansyaad meminta publik menunggu hasil penyelidikan tuntas.

"(Dokumen) belum tahu. Tunggu saja penyelidikannya," ujar Ansyaad sembari masuk ke dalam mobil. 



Kepolisian menemukan dua senjata api di lokasi ledakan Depok, tepatnya di dalam rumah Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat. Salah satunya adalah pistol jenis Pietro Beretta.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai mengatakan pistol yang ditemukan tersebut jenisnya sama dengan pistol milik terduga teroris Solo, Farhan (19). "Yang jelas ada pistol berbahaya. Pistol asli, sama dengan Farhan," ujar Ansyaad di lokasi kejadian, Minggu (9/9/2012) dini hari. 

Namun, Ansyaad menambahkan, pada pistol tersebut tidak terdapat tulisan Philiphines National Police (PNP) seperti yang digunakan Farhan pada aksinya di Solo, Agustus lalu. 

Selain jenis Pietro Beretta, juga ditemukan senjata rakitan seperti sebuah senjata pinggang lengkap dengan peredamnya. "Senjata pinggang gitu. Rakitan, tapi bukan Indonesia," terangnya. 

Menurut Ansyaad, kepolisian akan menyelidiki keterkaitannya dengan aksi teror di Solo. 

Seperti diberitakan, sebuah ledakan terjadi pada Sabtu (8/9/2012) pukul 20.45 WIB di Rumah Yatim Piatu Pondok Bidara, Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat. Aparat kepolisian dari Polsek Beji, Polres Kota Depok, dan Polda Metro Jaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi. 

Sebelumnya diberitakan bahwa ledakan bom (bom mentah yang gagal) terjadi di Tambora, Jakarta Barat. 
Torik, salah satu penghuni rumah yang meledak di Tambora, Jakarta Barat dikabarkan sempat berada di lokasi kejadian. 

Namun, ketika warga berdatangan, ia menghilang

Ketua RT setempat, Subagio, 45, menuturkan awalnya warga melihat kepulan asap dan mencium bau mesiu dari rumah Torik sekitar pukul 14.30 WIB. 

Subagio menyebutkan warga sempat akan memaksa masuk, karena khawatir terjadi kebakaran dan membakar rumah warga yang lainnya. 

Warga sempat membantu Torik yang sedang berusaha membereskan tumpahan yang diduga mesiu dan membantu istri Torik Yati dan ibunya, Iyot. 

“Melihat warga berdatangan, Torik menghilang di lokasi kejadian,” ujar Subagio. 

Tim Gegana Mabes Polri sempat memeriksa lokasi ledakan kecil diduga yang terjadi akibat bahan peledak di di Jalan Teratai 4 RT02/04, Tambora, Jakarta Barat. 

Para petugas kepolisian menyita tiga kardus yang berisi satu botol, lakban, dua botol berisi paku, kaleng makanan, baterai, charger telepon selular, potongan pipa dan kabel, serta bahan lainnya. 

Saat ini, petugas memasang garis polisi dan melarang masyarakat setempat memasuki area peristiwa ledakan tersebut.
(rangkum berita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar