Selintas Rinai
Hindari hujan hanya karena tak bisa menari....
Berpalingpun hanya karena ingin bermain api....
Hidup ini keseimbangan dalam ayunan pilihan,( .....) atau (.....)
Ini bukan hujanku, aku hanya tau makna kalimat hujannya dan hujanmu ....
Bagiku tak berarti apa.....selain buat tanda " AKU ADA DISINI "
Hujan lebih bisa memaklumimu, daripada kemarau yang suka menuntutmu...
Hujan adalah sabar, bila kemarau lebih " tirani "
Hujan lebih bisa kau MAKI daripada kemarau yang tak bisa kau hakimi....
Kali ini hujan .........atau sekedar pembasah bumi hati mu, rain...rain...rain...
Tak indah tanpa pelangi, tapi semua tau iramanya bisa membuatmu kuat menanti....
Penantian dalam tetes beraturan dan abstrak dalam harmony...
Hujan hanya selintas....
Sebentar saja sebelum benar-benar pergi tanpa apa-apa lagi....
Bilapun ada kisah sang perawan sorga, abang hanya tundukkan sejauhnya wajah ini kebumi......
Bilapun maknanya sedalam keinginanku, maka abang rasa kau terselip disela alif sekian do'a.....
Bidadari dengan hiasan melati disanggul elok tanpa tiara.....
Yang bersenda di kolam-kolam sorga ??
Menari dibawah rahmat illahi ??
Heem, yang tertera pada selendang bukanlah permata....
Adalah hanya peran makna simbol hijab semata.....sebab mata ini telah sekilat tau eloknya....
Mendengar sekian mili dekat nafasnya.....harumnya, disela waktu yang tercuri kadangkala......
Bidadari itu bagiku Bunda.....
Bahkan bintang kecilku.....
Istriku.......
Adikku jua.......
Atau abang sebut saja namamu ......???
Sekuel ingatan tentang sosok yang murah dengan kalam do'a.....
Peneduh hati yang kadangkala keruh selaksa......
Meski abang harus katakan bila pagar itu tiada terlanggar sesentipun.....
Sebab abang miliki bidadari sedehana, serupawan hadiah surga tanpa niatan mengkultuskan....
Bila bidadari yang lain tersenyum, apalah sukar bagi jiwa yang tenang mengamininya ???...
Bidadari yang lazim berkata penuh kiasan ??
Tiadalah cerita wanita di air Tunjung seribu.....
Tiadalah benar makna pelangi sebagai tangga-tangga hikayahnya.....
Sebenarnya,
Bidadari kita adalah senyum-senyum ikhlas berbudi sahaja dengan kiasan mesti sapa saja....
Mata-mata binar yang menghempas air taman hidup dengan tulus berbinar dan benar.....
Dia bidadariku kala itu....
Engkau bidadariku kini....
Inilah bidadariku kelak yang serumpun amal jariyah.....
Meski hujan,
Aku hujani seketika saja dengan amin, diantaranya semoga kaulah bidadari itu.....
Amin.....
(BIDARAVATAR 233)
Saat remaja….
Kalian mulai menuntut pada Ayah agar dapat izin keluar malam, saat Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kalian, bila Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Bagi Ayah, kalian adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Tapi biasanya kalian marah padanya, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujuk kalian agar tidak marah adalah Bunda….
Tahukah kalian, bahwa saat itu Ayah memejamkan mata, menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginan kalian, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjaga kalian?
Ketika
saat seorang cowok mulai sering menelpon kalian, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemui, Ayah akan pasang wajah paling cool sedunia….. Ayah
akan menguping atau mengintip saat kalian sedang ngobrol berdua di ruang
tamu..
Sadarkah kalian, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat
kalian mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah, kalian akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggu kalian pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras lalu Ayah memarahi.. .
Sadarkah kalian, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakutinya akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya"
AyahQ, Ayah kita juga........
Biasanya, aku diatas punggung bukit itu....
Menatap rangkak waktu yang sedikit tak terasa larut....
Menyepi dan berjuang sendiri hadapi tirani hidup yang sempat tak tercukupi....
Malam ini aku ingin menyeret suasanamu disini....
Menyekapmu disuasana haru biru...
Dalam jangkau sepi yang penuh arti....
Dengan ini,.....
Memaksamu tengadah menatap taburan kembang api warna-warni....
Memaksamu percaya bentuk dasi langit galaksi bima sakti ....
Lihatlah, letupan api disana teriring suasana lega ...
Mereka sepertiku, ingin pula gores warna dan lukis langit malam nan fitri.....
Menikmati binar pendar cahaya dimana-mana....
Bahkan disini, digoresanku ini....
Kawan dan saudaraku....tentu malam ini begitu mulia, Insyaallah esok beriring takbir kita merayakan kemenangan...
" SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H "
minal aidin wal faidzin, mohon ma'af lahir dan batin
Tak sedikit tutur yang mengubah alur tanya menjadi curiga...
Tak terasa canda kadang membawa luka...
Atau justru cinta yang berubah benci....
Rindu yang tak terobati tanpa sempat ungkap alibi alpa janji....
Tentulah tak mudah mema'afkan yang terlanjur berdarah...
Tentulah sederhana berkata " MA"AF "...
Tapi kita belajar bersama dengan percaya....
Bahwa kita memiliki hati mulia dengan saling mema'afkan.....
Meski sederhana, semoga tak halangi kita semua untuk ikhlaskan luka menjadi ukhuwah
Dan terlahir kembali pada fitrah nan suci....
Meski tanpa jabat tangan, semoga akan tetap seperti sungging mentari esok hari....
Hangat dan cerah dalam tiap hela masa ....amin....amin, amin ya Rabb.....
(salam, NANUNGRAIN)
Tak Lekang Lagi Diam
Cukuplah NIKMATI CINTAMU dengan D I A M (jika aku bertanya mampukah ?? jawab saja datar Insyaallah).....
Bila
kau mengasihi pemilik gaun anggun berrenda biru dengan bros huruf
sederhana....(atau bagi penyuka setelan jas berwarna gelap dengan amis
aroma maskuline yang aku tak pernah bisa memakainya )....
Maka sekali lagi diamlah sebaik-baiknya......meski,
Sebagian penikmat harmoni kasih mengatakan bila itu salah satu cara merayakan cinta...(maka...DIAMLAH.).....
Yang
kupahami pada sebagiannya , dengan D I A M maka terjaga
kesucian nurani dengan kesetiaan pada (tunjuklah) tersayangmu
semua.....(MESTINYA MAKNA INI JELAS laiknya tertera pada salinan
eksakta)
Sebab bisa jadi yang terkasihi atau dicintai adalah
yang telah dipersiapkan oleh Sang Esa kepada engkau atau aku salah
satunya ......(atau nantilah bagian kalian pada episode kita)
atau,..........
Dengan diam, maka kita dalam pengharapan kepada kutipan ikrar Hidup Bersama......
Dan
Allah telah detail memperhitungkan baik dan buruknya asa pada
sebagian dan setengahnya laksana pipit hijau diantara bunga rampai
surga......(atau leleh air mata darah dalam riyap api neraka dikala
kecewa mendera).......
Sungguh Allah merantai baja rahasia atas asa-asa sedemikian rupa........
Tapi
bagi engkau pemeran cinta semua berlega hatilah....sebab Yang Maha
Esa tiada akan memutus harapan bagi para hamba yang selalu berharap
pada-NYA......(dan percayalah pada kaitan kail kalimat ini sebab
bukankah ini janji luar biasa dari yang serba Maha ?? )
Jika tiadapun bagimu waktu berkata-kata cinta dalam arena hidup nyata.....(katakan saja, diamlah...)
Maka
tetaplah diam hingga lirih rani berbisik bila ia bukanlah jodoh bagi
engkau .....sehingga Allah dalam tukil rahasia waktu-NYA akan menghapus
pula cinta dalam diammu......tanpa bekas !!
Sampai Kemurahan Sang
Pengasih maha Penyayang mengganti rasa kita berburkah indah dalam
perikatan jodoh pada sosok idammu yang tepat.......(subhanallah)
hueyy.....dan
tetapkanlah rahasiamu, kita dan sang pemilik hati kalian
diantaranya.....tetaplah samar sayup dan biar saja menjadi sebingkai
memori tiada pudar......(Ya Rabbku.....jadikanlah sayang dan kasih pada
saudaraku ini sebagai sesuatu yang aku sukai...pada akhir kalimat ini
dalam kabul-MU.....amin)
Berjalanlah sekarang, dalam pekak hiruk pikuknya tak memerduli bahasa terik siang.......
Dalam petang samar dosa-dosa berawan...
Hingga hening yang mencekam malam ibarat kesenyapan sepi hikmat dalam rajut malam gulita......
Dan Fajar menerang burnih hati hingga sumsum kental mencair sulbi........
Salam........maka
jabatlah takdir dalam benang basah setengah lingkar, mulailah saja
dengan senyum dan sapalah.........(Haii.....Apa kabarmu bagian bait
doa-doaku ??)
Bukanlah apa bila tak berbalas , bisa saja ia hayati makna diam, kawanmu ini selalu diantaranya....
Lalu benarkah diammu sebaris bait dengan diantaranya ??
Palingkanlah bila mulai hangat pipimu terasa........sebab, aku tetap terjaga artikanmu...
Bukankah hidup adalah belajar ??
Kata engkau belajar bersyukur, meski tiada kecukupan .....
Belajar ikhlas meski tiada rela....
Belajar paham meski tak searah......
Belajar sabar saat terbebani....
Dan belajar setia kala berhadapan sang penggoda....
Lalu belajar tulus bila terdzolimi.......(iyakan azzam ??)
Meski mata kita perih.....
Rapuh rentan berair mata pula.....
Begitulah adanya.....kita hanya termaktub dalam kodratillah belaka......
Pelajarilah bagiku dan engkau bila terasa disisip jiwa.....
~KEKANG KUKUH KENDALI TANPA PERDULI~