25 Maret 2012

TUKILAN LUKA

Doa untuk Sang Penida Nusa

oleh Nanung Rain pada 30 Oktober 2010 pukul 1:46 ·


Tuan, debunya masih tebal, hangat dan berbau serngak......
Sementara disana genangan air melebihi...
Nyonya, dukanya masih menyelimuti kini....
Disanapun memecah malam tanpa kendala saling menggigil.....
Tentu selimut awan kemarin telah merenggutnya....
Disinipun bandang menggulung buta....
Meluluhkan sepunggungan bukit bebatuan terjal....

Menghempas karang disini...
Menimpas libas sapu apa saja......
Merebut  pengabdi, meretas ruang-ruang nurani....
Dan tenggelam disini.....
Ada pesan  kepatuhan sepertinya.....
Disanapun kepatuhan pada kehendak......
Meski lugu dan tak terkesan jumawa......
Maka benar-benar disanapun serupa....
Tapi dialah sang abdi setia, sejengkal tak ragu.....
Dan mereka disana juga pejuang-pejuang hidup sebelum mati.....
Dia, laki-laki renta yang berusaha meninakan sang pemarah......
Maka disana pemuda dan pemudi bahu membahu selamatkan para tetua....
Dia laki-laki yang tak silau oleh dunia semaya......
Disinipun tiada tergoda oleh rimba kemudahan manusia kota....
Tetap setia hingga kafan awan panas payungi jasadnya....
Dan mereka terombang dalam setetes asa selubang ajal....
Nak, Tuhan tak sedang menghukum kita.....
Alam juga tak sedang membantai nyawa.....
Meski sapuan gelombang....
Terjangan lahar, gerakan gila air bah dimana-mana.....
Hanya saja kita telah diingatkan, berbenahlah dan berbenahlah......
Sebab Tuhan telah mengukur dan menghitung sangat teliti....
Kakek, alam hanya berusaha mengimbangi.......
Memberi layaknya amarah dicerukan sini, tapi bahagia dibelahan sana.....
Kita hanya sebagian siklus, metamorfosa rumit dari maha karya.....
Selebihnya kita hanyalah wayang dalam kidung sang dalang......
Aku sesak Saudaraku.....
Kemarin tak terpungkiri kepedihan kalian.....
Dalam gelap terhempas badai dahsyat.....
Terterjang lava atau tersedak gulungan abu berasap sangat panas.....
Dihempas banjir tersapu lumpur melaju.....
Entah apalagi.......
Sebab pertiwi ini benar-benar sedang di uji......
Tapi selalu ada hikmah, selalu ada cahaya kemudian.....
Sebab Tuhan tak ingkari atas segala firman-NYA.....
Sebab Tuhan sangat berhitung,
Dan pahala telah disiapkan.....
Kebaikan ditebarkan.....
Kepada semua yang telah memetik pelajaran.....
Maka, tenanglah saudaraku......
Tak ada yang sia-sia atas kehendak-NYA....
Dan tak ada yang harus menahan senyum kembali.....
Esok masihlah harapan....
Esok masih Indonesia yang cemerlang....
Esok masihlah panji Illahi kita tandai....
Esok kita akan bersaksi,
Bahwa benar-benar tak ada yang sia-sia atas semua yang terjadi......


(in memorian : Abdi setia Merapi, Pejuang Masa Emas Mentawai, Pebijak Wasior dan Penghulu Negeri Pembimbing Pertiwi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar