25 Maret 2012

PIYAMA SISA INDIGO

Sayang, ini aku rangkai melati....
Dua lingkar puisi disela bait-bait ilhami....
Di ujung biduk sisi tepi buritan.....
Kutaburi bunga-bunga warna-warni....
Dalam khusyuk do'a berseka embun disudut mata.....
Tanpa lelah,tanpa henti dalam bisik harap berzikir suci....
Hingga sebilah belati....

Hingga merahnya darah tersembur basahi layar-layar...
Memancing hiu berlomba mencari anyirnya.....
Kupotong nadiku, lihatlah sayang......
Ini untuk jiwa yang tak bertuan tanpa jawaban apa-apa.....
Kenapa kau masih saja tak bertanda.....??
Dimanakah ??
Kulompati batu karang pada terjal bebatuan gunung
Semakin kuremas potret senja diatas sabana .....
Ujung poriku menyentuh merahnya.....
Ujung lain pada putihnya....
Semakin miris dan lapuk....
Sesekali aku melenguh.....
Diantara kibas lirih angin di ujung-ujung pegunungan Hyang....
Aku letih...
Bersandar pada pokok bebatuan bukit berbentuk keranda...
Tersedak....
Tersengal....
Tersedak....
Tersengal....
Tapi tak hendak jua padam bara didada....
Aku buyung kumbang jaka pandawa...
Aku tak kenal menyerah....
Sebab aku terbit lebih dari sekedar tenneko haika....
Dan tak sedang bermunajat asmara...
Aku sebrutal rahwana si dasa muka....
Hanya saja aku terseret pada lembah sabana yang membuatku hanya mengembik....
Tak melolong....
Meski aku sadar mulai kosong....
Aku mati.....
Aku hidup....
Aku mati...
Aku bangkit lagi....
Aku trah para pejuang...
Aku tak menyerah meski darah setetes saja....
Dan aku acungkan padamu kepalan tangan.....
" LEDAKKAN !!"
Tetaplah beringas.....
Tetaplah trengginas...
Dengan tegas dan lugas....
Aku mulai paham, bahwa hidup itu bukanlah bungkam....
Disini aku mengangguk mengamini keputusan para pecundang...
Dan aku tak perlu penutup mata untuk peluru setan yang menghujam....
Biar aku kuat....
Biar aku tak melihat lagi simata satu sang dajjal....
Tak perlu lagi menunggu uluran penawaran.....
Aku tegak dalam rahmaan....
Pejam dalam rahim....
Dan, inilah perjuangan....
Baru dikibarkan dan tak akan lagi usai.....
Bissmillahirrahmanirrahim......
Aku tak mengantarmu dalam derita kematian...
Meski keranda hitam menari riang....
Aku hanya sampaikan pesan....
Kami ada bila kami diburu...
Kami hadir bila dicari....
Dan beraksi bila kami dinodai......
Kami disini, sedekat tali sandal dikaki dan ujung hidungmu.....
Setelah ini, barulah kuterjaga...
Meski hanya mimpi...
Tapi aku tau pasti pesan dan ibrahnya.....
Entah, aku rasa memang ia dekat....
Begitu dekat pada kedengkian kesalahan punggawa republik ini...
Begitu jelas ikut melaknat perwira khianat...
Mengutuk politisi busuk...
Mendengus pada para tikus kasus....
Dan menteror koruptor juga para komentator teve ilusi....
Heem......
Entah aku sendiri menyetubuhi mimpi ini....
Atau hanya cukup mengamini.......
Aku masih sakit karena ini....


(nyanyian hati, 2010-2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar